Sunday, August 18, 2013

Menjadi Waiter

Entah apa yang saya pikirkan saat teman saya menelepom  dan mengajak saya untuk membantunya bekerja seharian atau istilah kerennya  Daily Worked (DW) disebuah hotel dipinggir pantai Legian, sebut saja hotel Bali Mandira. Hanya sempat menimbang nimpang mau ikut kerja atau tidak dalam beberapa detik saja, saya langsung memutuskan untuk ikut kerja. Jujur saja, mencoba hal yang baru dan cukup menantang adalah hal yang saya senangi, ada kepuasan tersendiri kalau sudah selesai melakukannya.
 Saya mempunyai teman dekat yang sering bekerja DW di hotel tersebut, namanya Putra. Selama liburan semester ini dia sering menceritakan pengalamnnya bekerja di hotel – hotel, dan saya cukup tertarik akan ceritanya. Mungkin dari ketertarikan saya akan cerita2nya itu dia memutuskan  untuk mengajak saya bekerja. Yang cukup menarik bagi saya  adalah profesi saya di hotel nanti, saya bukanlah menjadi surveyor, bukan mengolah peta atau melakukan penelitian tetapi menjadi waiter. Walaupun basic saya adalah seorang Engineer, tapi saya yakin untuk pekerjaan waiter ini bisa saya lakukan. Hal yang menarik lainnya lagi adalah pada saat bekerja nanti akan ada Wedding Party, dan yang menikah adalah WNA kebangsaan Australi, tentunya saya  akan melayani tamu – tamu dari luar Indonesia. Dengan kemampuan bahasa Inggris yang cukup pas2an ini saya ingin menjajal sejauh mana kemampuan saya dalam berkomunikasi bahasa Inggris. Putra juga sempat menjelaskan mungkin selese kerja akan larut malam, saya tidak hiraukan lagi hal itu, rasa ingin mencoba hal – hal yang baru sudah mengalahkan semuanya, toh ini juga cuma kerja satu hari,, lumayan untuk mengisi liburan, dan mengisi kantong tentunya J.
Saya mulai bekerja dari pukul 13.00 Wita, perlu waktu 1 jam untuk melaju dari Tabanan ke Legian. Sampai disana, saya cukup kagum atas kemewahan hotelnya, pemandangan yang langsung mengarah ke pantai, kolam renang yang dilengkapi pasir putih, kalau kata temen saya ini namanya “Awsome”. Disana saya memdapat tugas menata kursi dan meja yang akan dipakai para pengunjung nanti, semuanya dirias serba putih, dihiasi bunga2 dan langsung mengarah ke pantai,,konsep yang sangat indah. Waktu itu saya juga sempat mengangkat kursi, memang hal yang biasa, tapi mengangkat 71 kursi cuma berdua dan memindahkannya dengan jarak yang cukup jauh itu luar biasa,capeknya. Akhirnya tiba saatnya pesta pernikahannya, suasannya sangat indah, diiringi lagu romantis, bunga2 dan hiasan serba putih , mirip dengan adegan film Twilight ketika Edward menikah dengan Bella. Setelah selesai sesi pernikahannya, tibalah waktu yang cukup mendebarkan bagi saya, yakni waktunya tamu – tamu makan dan minum. Dan saya akan menjamu para tourist ini. Untungnya sehari sebelumnya saya sudah kuliah privat bersama putra tentang apa yang akan saya lakukan hari itu. Hal yang unik yang saya temukan waktu itu adalah nama minumannya, hampir semua minumannya beralkohol dan namanya cukup unik, ada mulito, g-seven (white wine), Jacob grik (red wine), vina colada dll. Ada juga coca cola, tapi bule biasanya menyebutnya coke, kalau sprite menjadi lemonade. Ketika berbicara dengan tourist saya menggunakan prinsip LNGN ( Loe Ngerti Gw Ngerti) yang penting menu yang dipesan benar. Saya hanya focus dengan kata2 minuman yang akan dia ucapkan. Saya juga sempat salah membawakan minuman karena saking cepatnya bule itu ngomong,, dia memesan Shirley temple mix with vodka, saya baru tahu ada minuman bernama Shirley temple dan saya hanya mendengar kata vodkanya saja, alhasil saya bawakan vodka saja, untungnya dia tidak marah, dan akhirnya saya diberikan penjelasan tentang minuman yang dipesannya secara lebih pelan. Semakin malam pesanan minuman tak usai2, entah kenapa mereka tak bosan minum, entah sudah berapa minuman beralkohol yang saya bawakan, baunya sangat unik, ada yang alcoholnya sangat menyengat, ada juga baunya manis dan terlihat menggoda untuk dicicipi, tapi sayangnya tak ada kesempatan untuk itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 wita, tapi pesta masih belum usai, semua bedisko berjingkrak2, entah mabuk atau tidak , entahlah, tapi semuanya nampak senang. Alunan music yang keras,, alcohol dimana mana, orang berjingkrak2, semuanya bule,,, merupakan pemandangan yang jarang saya lihat,seperti bukan di Indonesia saja. Akhirnya jam menunjukkan pukul 23.00 dan pemesanan minuman dihentikan. Walaupun begitu masih ada saja bule yang tetap ingin mememsan minuman,entah apa yang ia pikirkan. Tugas saya saat itu masih belum berakhir, saya masih harus membereskan gelas2 minuma,kursi dan meja2. Rasa lelah, lapar dan ngantuk bercampur, segera saya selesaikan sisa pekerjaan agar bisa lekas pulang. Akhirnya pukul 01.00 dini hari saya baru bisa pulang.sungguh lega rasanya semua tantangan hari itu bisa terselesaikan dengan baik.

Banyak pelajaran baru yang saya peroleh dari pekerjaan ini,, bukan hanya bisa tahu nama – nama minuman alcohol saja, tapi disini saya juga diajarkan untuk lebih menghargai uang dan waktu yang kita punya. Mungkin pelajaran ini sudah sering diberi tahu oleh orang tua kita,, tapi merasakannya sendiri secara langsung itu jarang bagi saya. Memang ini tidak pertama kalinya saya bekerja untuk mencari uang,, tapi bekerja dibawah tekanan bos dan melayani bule itu hal yang jarang saya peroleh. Saya bersyukur semua dapat berjalan baik dan lancar. Ini baru menjadi waiter, sejenak saya berfikir bagaimana nanti saya bekerja jika sudah menjadi surveyor dengan gelar Sarjana Teknik. Entahlah. Yang jelas cerita itu suatu saat akan tertulis di blog ini J