Friday, February 14, 2014

Peta Radius Siaga Gunung Kelud Tahun 2014

                Saat ini sedang ramai-ramainya pemberitaan mengenai meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur, bahkan dampaknya bisa saya rasakan sampai di Jogja, karena abu akibat letusan gunung sampai di Jogja. Sebagai mahasiswa Geodesi, rasanya sangat perlu mengaplikasikan ilmu saya untuk dapat sedikit berkontribusi menangani bencana ini. Peta adalah jawabannya.
              Dosen saya, bapak Made Andi Arsana,telah membuat peta radius siaga gunung Kelud, tiap radiusnya merupakan kelipatan 5 dalam satuan kilometer, lebih lengkapnya silahkan baca disini http://madeandi.com/2014/02/14/radius-kelud/ .  Saya juga mencoba membuat peta radius siaga gunung kelud, untuk sedikit membedakan dengan yang dibuat Pak Andi, saya memakai radius dengan kelipatan 6 satuan kilometer. Berikut adalah hasil petanya.
Beberapa yang perlu diperhatikan yakni :
Tanda [+] untuk memperbesar tampilan peta (zoom in)
Tanda [-] untuk memperkecil tampilan peta (zoom out)
[tanpa panah] untuk menggeser tampilan peta
Klik pada tiap lingkaran untuk melihat keterangan radius (6 – 90 kilometer dari Gunung Kelud)



Lihat Peta Radius Siaga Gunung Kelud Tahun 2014 di peta yang lebih besar

Dengan Peta ini teman-teman yang tempat tinggalnya berada di sekitar Gunung Kelud, dapat memperkirakan dengan lebih akurat seberapa jauh tempat tinggalnya dengan Pusat Gunung Kelud. Semoga bermanfaat :)

Thursday, February 13, 2014

Cara Mahasiswa Geodesi Menghitung Luas Wilayah Terabrasi


            Kali ini saya akan berbagi ilmu pengetahuan yang beberapa bulan lalu baru saya pelajari. Saya dan beberapa orang teman membuat sebuah paper yang saya tampilkan dalam acara FIT ISI (Forum Ilmiah Tahunan Ikatan Surveyor Indonesia) dan juga  paper ini sempat di bukukan di Kumamoto University Jepang, dan mengantarkan teman satu tim saya pergi kesana. Judul paper tersebut adalah “Analysis Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Satelit Landsat Sebagai Bentuk Penanggulangan Terjadinya Abrasi di Wilayah Pesisir Teluk dan Tanjung Benoa” . Inti dari paper tersebut yakni menghitung luas wilayah abrasi yang terjadi di daerah Teluk dan Tanjung Benoa dengan menggunakan citra satelit, kemudian memberikan kesimpulan dan solusi dari hasil perhitungan tersebut. Lalu bagaiman caranya menghitung luas wilayah terabarsi tersebut ? Itulah yang akan saya bahas disini.
            Pertama- tama yang harus dibutuhkan adalah citra satelit, citra satelit yang saya gunakan adalah citra satelit Landsat, untuk memperolehnya,kita bisa mendownload gratis di website ini www.earthexplorer.usgs.gov . Kita dapat memilih tahun berapa saja citra yang kita download, untuk paper kali ini membandingkan citra tahun 2013 dengan citra tahun 1995. Kurang lebih hasil citra yang sudah diolah sebagai berikut :
Citra tahun 2013



Citra tahun1995

            Langkah berikutnya adalah melakukan digitasi terhadapt masing-masing citra satelit yang sudah diperoleh. Citra satelit dapat digitasi dengan software autoCAD. Kemudian lakukan georefensing dengan memasukkan GCP(Ground Control Point) ke dalam citra dengan menggunkan software Global Mapper atau ER-Mapper.
                Langkah selanjutnya adalah menumpuk kedua citra yang ada, citra satelit tahun 1995 di timpakan dengan citra tahun 2013. Logikanya,jika citra tahun 1995 ketika ditumpuk dengan citra tahun 2013 masih ada bagian yang terlihat, maka bagian tersebut adalah wilayah yang telah mengalami abrasi.  Hasilnya penumpukannya sebagai berikut :



Kemudian dengan bantuan software Argis, eliminasi kedua citra tersebut, sehingga diperoleh wilayah yang terabrasi,seperti gambar berikut:



Dengan ArcGIS kita juga bisa secara otomatis menghitung luas wilayah yang mengalami abarasi.
Untuk lebih lengkapnya silahkan download fullpaper yang sudah saya buat bersama 2 orang teman saya. DOWNLOAD PAPER

Catatan :
1.      Paper ini dibuat masih dalam tahap pembelajaran, sehingga masih perlu banyak perbaikan dan masukkan dari yang lebih berpengalaman.

2.      Paper dibuat oleh I Made Sapta Hadi (Geodesi UGM 2012), Dessy Apprianti(Geodesi UGM 2010),Bagas Lail(Geodesi UGM 2011).

Sunday, February 9, 2014

Buku Pelayaran 5 Samudera


            Beberapa bulan lalu saya dimintai tolong untuk membantu salah seorang alumni teknik geodesi UGM untuk membantunya dalam mengedit sebuah buku mengenai pengalaman kerjanya di dunia offshore. Alumni tersebut adalah Denni Pascasakti, alumni Teknik Geodesi UGM angkatan 2005 yang kini bekerja sebagai navigator disebuah perusahaan offshore. Kegiatan membantu alumni ini bisa saya peroleh karena ada rekomendasi dari dosen saya yang menyarankan saya untuk membantu Mas Denni untuk meng-edit bukunya. Saya bukanlah seorang editor buku, tidak pernah juga membuat buku, namun kenapa saya yang direkomendasikan?? Disinilah salah satu keuntungan jika kita kenal baik dengan orang-orang yang hebat, kadang kesempatan datang bukan karena kehebatan yang kita punya, tapi karena kenal baik dengan orang-orang hebat disekitar kita.
            Buku yang dibuat oleh Mas Denni yakni Buku “Pelayaran 5 Samudera” . Buku Pelayaran 5 samudera berisi informasi seputar dunia offshore yang ditulis secara ringan dan mudah dicerna diantaranya informasi mengenai sertifikat-sertifikat yang dibutuhkan untuk bekerja di offshore, mitos pelaut yang tidak selalu benar, seru-nya petualangan mencari minyak di laut dalam, dan berbagai pengalaman lainnya yang belum pernah diceritakan melalui sebuah buku.
            Buku ini berisi segudang pengetahuan yang diceritakan dalam kemasan yang menarik. Berikut sedikit kutipan yang ada di buku tersebut,
“Saat itu, kami sedang makan siang sekitar pukul 13:00. Pada saat sedang asik-asiknya berbincang, tiba-tiba terjadi goncangan keras. “Dhueer”! Dan saya berlari ke bagian atas kapal, ternyata kapal ini menabrak sebuah karang besar. Mudah-mudahan kapai ini tidak bocor. Lalu tiba-tiba saja ada panggilan kepada nama saya, “To Mr Denni, go to the Master Room.” Pada saat berjalan ke master room, saya mengeluarkan keringet dingin, karena yang menentukan jalur kapal dan peta batimetri adalah saya. Dalam hati berkata, “Jangan-jangan saya salah mencantumkan angka koordinat?”. Kapten kapal marah besar, dia berkata, “How about your coordinat and batimetric data, we are not trust you again!” Lalu dengan kepala dingin saya coba bertanya,”What is our position now?! I want to check our way” Setelah diberikan koordinat, ternyata ini murni kesalahan mereka yang terlalu cepat melakukan maneuver kapal sehingga menabrak karang.  Proses penarikan kapal Noordic awalnya menggunakan 1 kapal, namun usaha tersebut sia-sia. Dan sore harinya datang kapal penarik yang lebih besar bernamaTug Boat yang biasa menarik batu bara maupun Rig Platform. Baru pukul 19.00 WIT kapal berhasil lolos dari karang, kami semua berteriak senang namun berarti rencana hari ini tidak merecord 1 line, dan harus kembali merancang rencana untuk esok hari. “
Setelah hampir 2 bulan bekerja sama, akhirnya buku ini dapat selesai dan dicetak. Buku ini diterbitkan dengan bantuan jasa penerbit gratis yang nulisbuku.com. Semua orang bisa membuat buku lewat nulisbuku.com.
Lalu seperti apa isi selengkapnya buku Pelayaran 5 Samudera ini?? Ingin tau?? Silahkan pesan bukunya segera, dapat dipesan secara online lewat link berikut.http://nulisbuku.com/books/view_book/5041/pelayaran-5-samudera
 Tunggu dulu,apakah tulisan saya kali ini adalah sebuh promosi?? Jawabannya, Iya tentu saja, buku yang sangat mendidik dan memotivasi seperti ini wajib di promosikan dan akan sangat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.Apabila ada kesulitan dalam pemesana buku silahan lihat panduan downloadnya disini. Selamat membaca buku J




            

Friday, February 7, 2014

Bertemu Pak Wayan, Staff Ahli Kementrian Riset dan Teknologi RI


Bertemu dengan tokoh-tokoh hebat adalah hal yang sangat menyenangkan. Apalagi dengan tokoh di bidang yang kita gemari. Entah kenapa minat saya akan riset, teknologi, dan hal-hal yang berbau ilmiah cukup tinggi, ada kepuasan tersendiri ketika melalukakan hal-hal baru yang tidak pernah dilakukan orang lain, apalagi hal tersebut dapat bermanfaat bagi orang banyak, tentunya akan ada kebanggan tersendiri. Saya teringat kembali tulisan ilmiah pertama saya, saya kejakan sewaktu SMP, waktu itu dalam pelajaran biologi saya menulis hasil penelitian mengenai “Pengaruh Limbah Deterjen Terhadap Kesuburan Tanah dan Kelagsungan Hidup Cacing” yang saat itu mendapat predikat karya terbaik di kelas. Mungkin sejak saat itu saya mulai menggemari hal-hal yang berbau ilmiah dan riset.
Sekarang dimasa kuliah saya mencoba mengikuti beberapa kegiatan penelitian-penelitian ilmiah. Kegiatan ilmiah yang baru-baru ini saya ikuti yakni pameran riset di Universitas Telkom, Bandung. Saya menampilkan hasil penelitian saya yang terdahulu yang sempat saya buat bersama beberapa teman untuk kegiatan PKM yang ceritanya bisa dibaca disini. Diantara banyaknya peserta yang menampilkan robot disana, saya cukup “anti mainstream” karena menampilkan peta. Wajar saja karena saya mahasiswa Geodesi yang memang salah satu keahliannya membuat Peta. Selain menampilkan hasil riset, dalam acara ini juga terdapat seminar yang diisi oleh beberapa tokoh hebat salah satunya ada Bapak Irman Gusma, ketua DPD RI saat ini. Satu lagi pembicara yang hebat yakni salah seorang staff ahli kementerian riset dan dan teknologi, Bapak Wayan Budiastra. Selain karena beliau adalah staff ahli kementerian RISTEK, hal yang menarik adalah namanya, “Wayan” kemungkinan besar saya sedaerah dengan beliau. Sejak kulaih diluar Bali, nama Wayan,Made, Komang, dan Ketut, menjadi istimewa jika didengar. J 
Materi yang dibawakan Pak Wayan sangat membuka wawasan saya. Beliau menjelaskna mengenai invensi dan inovasi. Apa arti invensi dan inovasi dimata seorang ahli?? Kurang lebih jawabnnya singkatnya seperti ini, invensi adalah hasil temuan dari penelitian yang belum dapat dimanfaatkan oleh masyarakat banyak. Sedangkan inovasi adalah hasil temuan dari penelitian yang sudah mampu digunakan dan diterapkan oleh masyarakat banyak. Beliau menjelaskan disinilah juga letak kelemahan peneliti Indonesia yang banyak hasil penelitiannya masih berupa invensi dan belum dapat digunakan oleh masyarakat banyak, sepertinya hal ini juga terjadi pada hasil penelitian saya. Untuk dapat merubah invensi menjadi inovasi ada tahapan-tahapan yang harus dilalui, ada 9 tahapan tutur beliau, namun Pak Wayan tidak menjelaskna secara spesifik tahapan tersebut.  Dia memberi contoh mobil listrik, sampai saat ini mobil listrik belum bisa diterapkan secara meneyluruh karena belum melewati ke 9 tahapan untuk menjadikannya inovasi yang mampu dirasakan oleh seluruh masyarakat. Salah satu Negara yang hasil penelitiannya banyak menghasilkan inovasi yakni Cina. Banyak produk-produk Cina  yang sudah menjamur di berbagai Negara, termasuk di Indonesia. Saya tidak tahu apa ada banyak orang Bali di China, tetapi banyak produknya yang beredar di Indonesia, yang jika di translate menjadi “ Made di China” J
Indonesia sebnarnya mempunyai potensi yang besar untuk mengembangkan hasil penelitian. Indonesia memiliki kelebihan jumlah penduduk. “Apa??” Ya kelebihan jumlah penduduk, jika dipandang dari segin negatif kelebihan jumlah penduduk mungkin tidak bagus, namun jika dilihat dari segi positif kelebihan jumlah penduduk juga dapat menguntungkan. “Pasar” adalah jawabannya. Jika saja saya adalah seorang peneliti muda, yang suatu saat dapat membuat hasil penelitian yang sangat inovatif, saya akan memasarkan temuan tersebut di Indonesia,dengan jumlah penduduk yang banyak, dan semua orang di Indonesia akan membeli produk saya, berapa keuntungan yang akan saya dapat?? Tentu cukup banyak. Namun masalahnya jika anda sekarang diberikan pilihan untuk membeli handphone buatan asli Indonesia dengan harga  1,5 juta atau handphone buatan amerika dengan harga 1,6 juta? Yang mana yang akan anda beli?? Tugas bagi kita semua, terutama generasi muda untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia mencintai produk Indonesia J

Kurang lebih hal itulah yang bisa saya tangkap dari materi Pak Wayan. Diakhir seminarnya beliau memberikan tanya jawab mengenai departemen dibawah kementerian RISTEK. Beliau menanyakan kepanjangan dari masing-masing badan yang ada dibawah kementerian RISTEK. Salah satunya adalah BIG, bagi mahasiswa Geodesi kepanjangan BIG tentunya seperti mengetahui nama Ibu sendiri. Karena menjawab pertanyaan tersebut uang 50ribu, dan foto bersama berhasil didapat,lumayan. J


Tuesday, February 4, 2014

Cara Membuat Peta di Surpac Vision

Kali ini saya mencoba berbagi ilmu pengetahuan yang baru saya dapat di semester III. Pada semester ini saya mendapat mata kuliah survey digital. Tidak seperti semester sebelumnya, setiap final project saya selalu medapat tugas membuat peta secara manual diatas kertas. Namun kali ini, dimata kuliah survey digital, saya mendapat tugas untuk membuat peta digital dengan bantuan software surpac. Software surpac adalah software yang biasanya digunakan didalam dunia kerja pertambangan. Lalu bagaimana cara membuat peta di surpac?? Pertanyaan inilah yang coba saya jawab dengan membuat sebuah modul yang berisi langkah-langkah mempuat peta di surpac. Saya bukanlah ahli didalam menggunakan surpac ini, namun setidaknya saya sudah sempat berhasil membuat beberapa peta menggunakan software ini.

Dalam perkuliahan sebenarnya nanti juga akan diajarkan cara membuat peta di surpac, namun waktu perkuliahan kemarin,saya hanya mendapat sekali pelatihan ditambah lagi mendapat modul yang masih belum rinci dalam menjelaskan setiap langkah dalam membuat peta di surpac. Akhirnya setelah berguru kemana-mana dengan beberapa orang senior, saya akhirnya dapat membuat peta di surpac. Agar tidak lupa, saya membuat langkah-langkah membuat peta di surpac dalam bentuk modul. Modul ini dapat didownload oleh siapa saja, semoga bisa bermanfaat.

Silahkan donwnload disini ya :) DOWNLOAD MODUL