Kali ini saya akan berbagi pengalaman saya saat membuat
peta planimetris didaerah sekitar tugu teknik UGM. Peta planimetris ini adalah
tugas akhir atau istilah kerennya final
project dari praktikum ilmu ukur tanah. Pengertian peta planimetris itu
sendiri adalah peta yang
menyajikan tampak atau pandangan dari atas suatu lahan berikut segala yang ada
diatasnya dan tanpak seperti keadaan sebenarnya.
Alat ukur yang
digunakan dalam pembuatan ini antara lain pita ukur dan theodolite, dan
tentunya ada alat lain yang berfungsi membantu antara lain unting –
unting,jalon,tripod/statif,patok,dan lain – lain.
Adapun langkah – langkah dalam proses pembuatan peta
planimetris ini yang sudah saya susun secara sistematis yakni :
- Melakukan
pengamatan lokasi yang dipetakan.
Pengamatan
lokasi penting dilakukan agar dapat menentukan dimana saja letak titik kontrol agar memudahkan
penggambaran detil. Dicatat pula detil mana saja yang perlu dipetakan. Detil
yang terlalu kecil bisa tidak diukur karena bila ukurannnya diubah dengan skala
tertentu maka bentuknya akan tidak nampak.
- Melakukan
koreksi alat.
Koreksi
alat dilakukan hanya pada alat theodolite,koreksinya berupa mencari konstanta
pengali teropong (A),heling (h),kesalahan kolimasi,dan kesalahan indeks vertical.
- Membuat
sketsa sederhana lokasi yang dipetakan.
Sketsa
cukup digambar tangan tanpa berisi keterangan jarak,fungsinya untuk memudahkan
pengambaran hasil akhir. Sketsa nanti dibandingkan dengan penggambaran
akhir,apakah sebuah detil dengan hasil pengukuran sudah mirip dengan yang
disketsakan.
- Mengukur
jarak antar titik kontrol,azimuth disalah satu titik kontrol, dan sudut di
masing - masing titik kontrol.
Jarak
antar titik kontrol diukur secara pulang pergi,azimuth diukur disatu titik
kontrol saja,sisanya bisa dicari dengan rumus,sedangkan sudut dimasing - masing
titik kontrol diukur secara seri rangkap.
- Menggambar
kerangka polygon menggunakan data
pengukuran pada poin 4.
Penggambaran
dilakukan dengan terlebih dahulu mengubah jarak sebenarnya ke dalam cm
dengan skala yang telah ditentukan.
- Melakukan
pengukuran detil.
Pengukuran
detil ini dapat menggunakan beberapa metode. Antara lain metode offsetting yang
terdiri dari metode penyikuan dan metode pengikatan. Metode lain yang digunakan
yakni metode polar. Dalam tugas akhir ini terdapat ketentuan yakni pengukuran
detil 70% harus menggunakan metode offset dan 30% menggunakan metode polar.
- Penggambaran
detil (plotting)
Pengambaran
detil ini yang agak lama bagi kelompok saya,begitu sebuah detil digambarkan
kadang bentuknya tidak sesuai keadaanya didunia nyata,jika
hal ini terjadi maka harus dilakukan pengukuran ulang terhadap detil yang
bersangkutan dan hal itu memerlukan waktu yang lama.
- Penggabaran
secara keseluruhan dilengkapi dengan atribut peta.
Penggambaran
secara keseluruhan menggunakan rapido atau bisa juga drawing pen dan juga
menggunakan pensil. Antribut peta antara lain seperti legenda,nama,nim,logo
UGM,dan lain – lain.
Dalam proses pembuatan peta planimetris ini khususnya
didaerah tugu teknik UGM terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi,dalam
kelompok saya beberapa kesulitan yang saya hadapi anatara lain :
- Cuaca
yang sangat panas ketika mengukur disiang hari.
- Waktu
pembuatan peta hanya sebentar,sehingga waktu pagi dan siang tidak
cukup,dan waktu malam pun dipakai juga untuk mengukur,dan jangan tanya
ganasnya nyamuk dimalam hari disekitar hutan geologi dekat tugu teknik.
- Bentuk
detil yang tak beraturan dan berkelok – kelok sehingga perlu membuat
banyak titik penggalan.
Ada beberapa rumus
penting selama praktiku iut semester 1,saya cantumkan saja disini :
- Rumus
Konstanta pengali teropong (A) = d/(ba-bb) cos2 h
- Rumus
Kesalahan Kolimasi = (LB-B-180°)/2
- Kesalahan Indeks Vertikal = 180°-((LB+B)/2)
Ini foto peta yang berhasil saya buat