Monday, February 15, 2016

Memetakan Peradaban dengan Leica ScanStation P40




            Pernah membuat peta sebuah gedung tinggi atau peta topografi dengan area yang cukup luas? Berapa lama waktu yang kamu perlukan untuk membuat peta tersebut? Seberapa detil peta yang kamu buat? Jika cukup detil tentunya memerlukan waktu yang cukup lama, apalagi jika menggunakan teodolit atau total station.
            Namun bagaimana jika yang dipetakan adalah obyek-obyek yang rumit dan kompleks, seperti misalnya pipa minyak dan gas seperti gambar ini.


            Bisa dibayangkan bagaimana ribetnya mengukur dan melakukan plotting jika harus mengukur dengan menggunakan total station dengan obyek seperti pipa diatas. Atau jika harus memetakan bangunan rumit seperti candi atau stupa seperti candi Borobudur misalnya.



            Selain perlu skill pemetaan yang ahli, tentunya perlu kesabaran tingkat tinggi untuk dapat memetakan obyek yang rumit namun dituntut untuk detil. Bagaimana jika ada alat yang mampu memetakan obyek yang rumit dalam waktu sekejap, tentunya akan memudahkan dalam pengukuran dan mengirit banyak waktu.
            Tantangan tersebut kini sudah dijawab oleh Leica ScanStation P40. Leica ScanStation P40 merupakan alat Teretrial Laser Scanner, yakni alat yang mampu melakukan pemetaan secara tiga dimensi dengan memanfaatkan teknologi laser. Kemampuan  yang cukup memukau dari alat ini yakni mampu merekam satu juta point/ titik dalam waktu satu detik. Artinya jika saya ingin memodelkan sebuah obyek misalnya pipa, maka saya hanya perlu mendirikan alat di dekat pipa yang ingin saya modelkan kemudian melakukan scanning kearah pipa tersebut. Bayangkan jika suatu pipa diberikan tanda titik menggunakan spidol dengan jumah titiknya sampai 1 juta atau 2 juta, apakah mungkin titik tersebut akan menutupi keseluruhan pipa? Ya tentu saja, maka dari titik-titik tersebut saya akan memodelkan pipa percis seperti aslinya, titik-titik tersebut dalam dunia laser scanning kemudian disebut dengan point cloud.
Tunggu dulu, dengan alat secanggih itu apakah sulit dalam pengoperasiannya? Tentu kamu bertanya-tanya, tenang saja alat ini sangat ramah terhadap penggunanya, bahkan memetakan gedung empat lantai secara detil bisa dilakukan seorang diri, tentunya dengan alat ini. Berikut contoh tampilan menu-menu pada mikro computer yang ada pada alatnya, dari tampilannya mungkin kamu sudah bisa menebak fungsi-fungsi dari masing-masing menu.



Sumber: Dokumentasi penulis.
            Yang penting lagi yang perlu diketahui dari alat ini yakni seberapa jauh jangkauan laser yang mampu dipancarkan Leica ScanStation P40 ini. Coba kamu tebak seberapa jauh alat ini mampu memancarkan laser, 50 meter? 60 meter? 70 meter? Ya betul sekali, alat ini mampu memancarkan laser sampai sejauh 270 meter. Artinya jika saya mendirikan alat ini di suatu posisi tertentu, dan kamu sedang berdiri pada radius 250 meter dari alat ini, maka kamu juga akan ikut terpetakan. Jadi bayangkan jika mendirikan alat ini di 5 lokasi yang berbeda maka bisa dibayangkan berapa luas wilayah yang bisa terpetakan, dengan kemampuan merekam satu juta poin per detik, berapa cepat waktu yang diperlukan untuk memetakan suatu wilayah. Sudah cepat, detil pula.
            Tapi jangan kagum berlebihan dulu, tiap alat yang canggih juga perlu kebutuhan yang tinggi. Bayangkan jika Leica ScanStation P40 ini mampu merekam 1 juta titik per detik, berapa titik yang bisa terekam dalam waktu 10 menit, tentu sangat banyak. Banyaknya titik tersebut tentu saja juga akan memerulkan penyimpanan data yang cukup besar. Ketika akan melakukan pengolahan data point cloudnya membutuhkan komouter dengan spesifikasi yang cukup tinggi agar pengolahannya bisa cepat dilakukan, jika mengolah menggunakan komputer dengan RAM 2 GB tentu akan sangat berat. Namun jika spesifikasi komputer sudah bagus, akan sangat mudah melakukan pengolahan data. Software yang bisa digunakan untuk pengolahan data poin cloud ini yakni Leica Cyclone. Cyclone juga cukup mudah dalam pengoprasiannya, hanya perlu kesabaran dalam pengolah data point cloud yang cukup banyak. Berikut contoh tampilan data pada Leica Cyclone.

 

Sumber: Dokumentasi penulis
            Karena saya mahasiswa Geodesi, biasanya kalau mahasiswa atau sarjana Geodesi menemukan alat baru, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana ketelitian alat tersebut. Akurasi posisi 3D dari alat ini yakni 3 milimeter pada jarak 50 meter, sedangkat sudut horizontal dan vertikalnya memiliki akurasi masing-masing 8 detik.
            Pertanyaan terakhir yang biasanya selalu orang tanyakan, yakni berapa harga Leica ScanStation P40 ini. Jika ditanya harga, saya juga kurang tau pastinya, bagusnya langsung tanyakan pada distributor resmi Leica. Namun jika saya disuruh memilih mobil avansa atau Leica StanStation P40, dengan cepat saya akan memilih Leica ScanStation P40.
            Memang semakin maju teknologi, pemetaanpun semakin mudah dilkukan, bahkan perbadabanpun sepertinya bisa dipetakan. Tapi tentunya semua orang bebas memilih teknologi apa yang akan digunakan untuk melakukan pemetaan, semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.


Friday, February 5, 2016

Kuat Karena Mencintai


Pernah menonton film superhero, pahlawan atau sejenisnya? Bisa ditebak apa yang terjadi ketika tokoh utama dalam film superhero sepertinya akan kalah tapi ternyata bisa bangkit lagi dan menang? Biasanya sang superhero akan teringat pada orang-orang yang ia sayangi ketika akan kalah, kemudian tiba-tiba ia akan menjadi kuat dan berbalik menjadi menang. Namun itu hanya film dan bisa direkayasa.
            Namun baru-baru ini saya menyadari konsep film pahlawan seperti itu memang benar adanya. Seseorang bisa mnejadi lebih kuat karena ada orang yang dicintainya. Hal ini yang baru saya sadari. Terkadang ada titik dimana saya lelah untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam segala hal, lelah menjalani rutinitas pekerjaan yang menumpuk. Namun ketika berhenti sejenak dan melihat ke depan, saya mempunyai orang-orang yang sangat saya cintai yang ingin saya bahagiakan. Lalu apakah saya perlu menjadi kuat dan mengalahkan musuh-musuh untuk membuat orang yang saya cintai bahagia seperti dalam film superhero pada umunya? Ya tentu saja, saya harus mengalahkan musuh-musuh saya, musuh saya adalah diri saya sendiri, saya harus bisa mengalahkan rasa malas dalam diri yang terkadang datang, rasa egois yang kadang tak terkendali, rasa mengeluh dan kurang bersyukur yang juga sering menghantui. Namun ketika mengingat orang-orang yang saya cintai, maka sifat-sifat buruk itu bisa dibendung karena tidak ingin terjerumus ke jalan yang salah dan mengecewakan orang-orag yang saya cintai.
            Orang tua adalah salah satu penyemangat hidup saya dan alasan saya kenapa saya harus tetap kuat dan berhasil membahagiakan mereka. Semakin dewasa, semakin banyak pelajaran hidup yang mulai saya pelajari, semakin banyak pengalaman yang diperoleh, tapi satu hal yang membuat saya sedih yakni kedua orang tua saya usianya semakin menua, tubuhnya mulai tak sekuat dulu, betapa menyenangkannya nanti diusia tua mereka bisa melihat anaknya sukses dan tak kurang apapun.

            Satu lagi orang yang menjadi alasan kenapa saya harus semangat menjalani tiap detik kehidupan serta menjadi orang yang berguna suatu hari nanti, yakni seorang wanita yang selalu setia mendampingi dan memberikan semangat baik dalam suka maupun duka. Seorang wanita yang selalu mau mendengarkan keluhan hati ini ketika gundah. Wanita yang selalu mengingatkan untuk selalu dekat dengan Tuhan dan bersyukur atas apa yang terjadi. Wanita yang tidak pernah menuntut ketika harus ditinggal mengejar mimpi-mimpi masa depan dan selalu memberikan dukungan. Dan tentu saja dialah wanita yang menjadi alasan kenapa saya harus sukses dan mampu memberikan kebahagiaan padanya berserta kedua orangtua saya dan orangtuanya. Terimakasih sudah bersedia menjadi wanita yang saya cintai, Dewa Ayu Wahyu Risnaadi.