Friday, January 16, 2015

Why you should choose Geodesy / Geodetic Engineering / Surveying


My English not too good, but I will try to explain about the majors that I have learned today, namely Geodesy. I am a student from Gadjah Mada University, Indonesia.  Gadjah Mada University is the best university in Indonesia, but how about Geodesy? Geodesy is not very famous in Indonesia, but now it is becoming known a lot of people. Many people known geodesy as surveying. In Gadjah Mada University, geodesy is the part of Engineering Faculty. When I wrote “why you should choose Geodesy” in bahasa, there are a lot of people comment and ask me about Geodesy,its mean there are little information about Geodesy in bahasa, and because of that, I get many new friends from my blog. 
Now  I will try to give my opinion in English, why you shoul choose Geodesy.
1.      There are many jobs that need a surveyor or geodetic engineering graduates
A surveyor can work in many work place. Surveyor can work in mining company, oil and gas company, or construction company. And aslo geodetic engineering graduates can be a navigator in survey vessel. In government, geodesy can contribute in all jobs that releated to making a Maps.
2.       Graduates graduate geodetic still slightly, but job opportunities are very much.
The reason number 2 maybe more suitable to Indonesia, because there are  a few university that have  the major geodesy. How about in the wold? I don’t know many information about geodesy outside Indonesia. Maybe you know? So lets share here J
3.       Good in salary
Maybe many people fave a different view about the meaning “a good salary”, 1 milion can be very much for some one, or can be very little for someone else. But become a surveyor in oil and gas company, I think every one agree that surveyor in oil and gas company have a good salary.

I Think that 3 reason why you should choose Geodesy. So, what you learn when you choose Geodesy or surveying? In Indonesia, I learn how to measure distance and angle, how to make a map. Geodesy also learned orbit satellite, measure using Global Positioning System. I also learned hydrographic survey, Geographic Information System, Map Projection,fotogrametri, remote sensing, and many more that related to making a maps.
I think that all about my opinion for Geodesy, and how about you? What you lernd in Geodesy?

Best Regards
Made Sapta








Thursday, January 1, 2015

Cara Menemukan Pesawat Yang Jatuh Ke Dasar Laut Dengan Ilmu Teknik Geodesi




1 minggu belakangan ini banyak sekali pemberitaan media mengenai jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 disekitar perairan Bangk-Belitung. Dalam berbagai liputan media mengenai kejadian pesawat jatuh ini, ada satu berita yang tertarik saya baca dan ulas kembali yakni berita mengenai Kecanggihan Kapal Baruna Jaya milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang digunakan dalam mencari bangkai pesawat air asia. Beritanya dapat dilihat melalui situs berikut ini http://news.detik.com/read/2014/12/29/065938/2788585/10/2/ini-kecanggihan-kapal-baruna-jaya-iv-yang-dikerahkan-cari-airasia-qz8501#bigpic. Dalam berita tersebut dijelaskan  “ dengan adanya sensor khusus kapal andalan angkatan laut ini dapat mencari kapal dan pesawat hingga dasar laut. Kemampuan ini diyakini tidak dimiliki kapal lainnya”. Namun sayangnya dalam berita tersebut tidak dijelaskan sensor khusus apa yang dimaksud, padahal dalam gambar yang tertera di atas artikel sudah tertera gambar hasil survey yang menggunakan alat side scan sonar. Mahasiswa Geodesi semester 5 yang sudah mengambil matakuliah survey hidrografi pasti tidak asing lagi dengan side scan sonar. Side Scan Sonar adalah alat yang mampu mengambil citra atau gambar permukaan dasar laut dengan memanfaatkan teknologi akustik. Sistem peralatan ini merupakan strategi penginderaan untuk merekam kondisi dasar laut dengan memanfaatkan sifat media dasar laut yang mampu memancarkan, memantulkan dan/atau menyerap gelombang suara. Supaya tidak penasaran berikut ini gambar alat side scan sonar:



Alat side scan sonar ini sebenarnya bukanlah alat yang baru saja ditemukan. Alat ini telah dikembangkan pada awal tahun 1960 oleh Dr.Harold Edgerton dari Massachusetts Institute of Technology. Beberapa perusahaan dibidang offshore juga menggunakan alat side scan sonar ini untuk berbagai kepentingan survei dibawah laut, tidak hanya untuk mencari bangkai pesawat. Jadi sepertinya agak berlebihan jika berita mengatakan kemampuan memetakan dasar laut diyakini tidak dimiliki kapal lain. Jika kapal yang dimaksud kapal nelayan tentu saja benar, karena harga side scan sonar yang cukup mahal bisa sampia ratusan juta sepertinya tidak akan dibeli oleh kapal nelayan
Dan teori side scan sonar ini juga bisa dijumpai di Matakuliah Survei Hidrografi di Jurusan Teknik Geodesi UGM. Beriku video mengenai cara kerja side scan sonar yang salah dapat dari youtube



Beberapa kapal survei yang dilengkapi side scan sonar biasanya juga dilengkapi dengan GPS yang terletak pada kapal surveinya. GPS ini mampu menunjukkan posisi kapal itu berada di koordinat mana di tengah laut. Jika sudah bicara penetuan posisi, disinilah peran geodesi dibutuhkan. Jika sudah berbicara posisi dengan GPS maka hasilnya akan didapat koordinat. Nah kalau sudah didapat koordinat maka bisa dibuat peta. Misalnya untuk mencari korban, jika sudah diketahui koordinat bangkai pesawat, dan korban yang sudah ditemukan rata-rata berjarak 3-5 km meter dari bangkai pesawat maka dapat dibuat peta perkiraan persebaran korban lainnya, namun hal ini juga perlu mempertimbangkan cuaca dan kondisi laut saat itu juga, jadi perlu penelitian lebih lanjut lagi. Mungkin kurang lebih ilustrasi petanya sebagai berikut:




            Ilmu membuat peta, penentuan posisi dengan GPS lagi-lagi saya pelajari dikuliah Teknik Geodesi. Satu lagi yang penting dalam pencarian pesawat yang ada didasar laut, yakni kedalaman lautnya. Kedalaman laut menjadi penting untuk memastikan bagaimana cara mendekati kapal ke dasar laut, apakah menyelam atau menggunakan kapal selam. Nah untuk mengukur kedalaman, ada alat yang juga dipasang dikapal yang disebut Echosounder. Alat ini juga memanfaatkan gelombang akustik yang dipancarkan kedasar laut dan dipantulkan kembali kesensor yang ada dikapal. Saya baru saja memebuat artikel mengenai pengolahan data echosounder dapat dibaca disini http://madesapta.blogspot.com/2014/12/pengolahan-data-multibeam-echosounder.html .
            Kurang lebih itu alat-alat serta ilmu yang saya dapat diperkuliahan yang saat ini sepertinya sudah digunakan oleh BPPT. Saya doakan semoga semua korban pesawat jatuh bisa segera ditemukan, dan untuk keluarga korban semoga diberi ketabahan.


Sumber foto:
http://www.iberita.com/61555/berita-terbaru-airasia-qz-8501-kemungkinan-besar-tenggelam-di-dasar-laut
http://www.jwfishers.com/sss.htm
Referensi side scan sonar :
http://www.mgi.esdm.go.id/content/side-scan-sonar-teknologi-penginderaan-bawah-laut
http://ilmukelautan.com/publikasi/instrumentasi-dan-hidroakustik/hidroakustik/400-sekilas-tentang-side-scan-sonar