Friday, September 25, 2015

Kemah Kerja 2015: Malam Penuh Kebebasan


            Malam-malam setiap selesai melakukan pengukuran, kegiatan yang dilakukan yakni berdiam diri di depan laptop, mengotak atik data hasil pengukuran dan membuat DTMnya menggunakan software Surpac. Sebelum memulai mengolah data, setiap malam diadakan presentasi untuk melaporkan progress pemetaan yang dilakukan, dari sana bisa diketahui kelompok mana yang sudah cepat dan masih tertinggal.
            Puncak dari pengolahan data yakni pada proses layouting dimalam terakhir sebelum uji peta. Malam itu saya hampir tidak tidur sama sekali untuk melakukan pengolahan data dan layouting. Akhirnya sekitar jam 5 dini hari saya sudah berhasil mencetak peta yang akan diuji nanti jam 7 paginya. Uji peta dilakukan oleh teman sendiri, jadi kelompok lain menguji peta kelompok temannya. Teknisnya gampang, kelompok lain mengambil detil sembarang untuk memastikan koordinatnya tiap detil sudah benar, detil bangunan juga diambil untuk dipastikan keadaan di dunia nyata dan di peta sudah benar. Uji peta ini berlangsung tidak terlalu lama, sampai siang hari uji peta sudah selesai dilakukan. Siang hari saat uji peta, saya menunngu teman yang sedang melaksanakan sholat, menunngu sambil tidur-tidur di pos kambling ditemani angina sepoi-sepoi di desa. Dan bablas akhirnya saya ketiduran disana, itu adalah tidur siang pertama saya dan sekalaigus tidur siang ternikmat setelah sebelumnya hampir tidak tidur sama sekali.

            Malam hari setelah uji peta, dilakukan presentasi lagi untuk melaporkan hasil uji peta. Malam itu saya sudah tidak terlalu memikirkan hasil uji petanya, karena sepertinya prosedur pengukuran sudah diikuti jadi hasilnya harusnya tidak salah-salah amat. Yang terpenting adalah mala mini adalah presentasi terakhir dan besok adalah hari kepulangan kembali kekampus. Setelah selesai presentasi, malam itu menjadi malam penuh keceriaan. Setelah beberapa hari lelah melakukan pengukuran dan pengolahan data, akhirnya ada malam dimana semuanya bisa santai dan menikmati indahnya suasana desa. Ada yang berpain PES sampai pagi, ada yang bakar-bakar jagung da nada juga yang tidur. Saya memustuskan untu ikut membakar jagung sambil mengobrol dengan rekan-rekan tentang apa saja yang sudah kami dapat beberapa hari ini. Malam itu semuanya terlihat jauh lebih gosong dari sebelumnya, bukan jagungnya yang gosong tapi muka kami yang terpapar matahari beberapa hari ini karena mengukur dibawah terik matahari. Tapi semuanya terasa melegakan mala mini. Semua kenangan akan warga desa, detil-detil dan titik BM akan kami tinggalkan besok pagi. Dan semua ini akan selalu indah, selalu indah untuk diceritakan kembali, bahwa saya dan rekan-rekan geodesi UGM, sudah pernah memetakan desa yang penuh keramahan ini, Desa Banyuripan, Kecmatan Bayat, Klaten.

Kemah Kerja 2015: Saat-saat Frustasi


            Beberapa hari bermain dengan total station, detil, total station lagi, dan kembali detil lagi membuat kami sedikit jenuh dan mengalami masa-masa frustasi. Saya sendiri merasa titik puncak kejenuhan dan frustasi pada saat pengukuran detil di hari terakhir. Hari terakhir mengukur detil harus diselesaikan dengan cepat, karena besoknya jadwalnya sudah pengolahan data. Selesai tidak selesai, detil tetap harus diselesaikan hari ini, disaat tenaga sudah mulai habis, dan mulai bosen kami harus tetap menyelesaikan pengukuran detil.
            Ada berbagai macam kegiatan yang kami lakukan ditengah-tengah pengukuran, muali dari membidik sambil mendengarkan musik DJ. Sampai berhenti sejenak untuk mengadakan foto session. Yah entahlah, ketika sudah sangat lelah, omongan dan prilaku bisa ngawur ngidul seperti yang resirat dalam foto ini.
Saat pengen makan babi

Muka nantangin

Sok cool

Adu kentut

Arjuna dan Rahwana

Narsis

Masih narsis

Tetap narsis

Kemesraan ini janganlah cepat berlalu

Tampang kalah judi

menghayal grup band

No comment

Masih grup band

Muka nantangin



            Tidak peduli seberapa lelah hari itu, semuanya akan sirnah ketika semua anggota kelompok kompak dan memiliki semangat yang sama.

LANJUTKAN MEMBACA: MALAM PENUH KEBEBASAN

Thursday, September 24, 2015

Kemah Kerja 2015: Jangan Salahkan Detil!!!


            Memasuki hari ke empat, lima dan enam, merupakan hari dimana harus melakukan pengukuran detil. Di wilayah yang saya dapat, sekitar 50%nya adalah pemukiman, 30% adalah  tegalan dan 20%nya sawah. Awalnya saya kira mendapat detil yang sebagian besar adalah pemukiman akan mudah dan cepat karena tempatnya teduh, namun kalau pemukimannya mencar-mencar dan saling menutupi satu sama lain, ditambah lagi ditutupi tegalan. Agak pusing juga bagaimana cara membidik rumah yang agak jauh dari poligon yang sudah dibuat. Memang bisa saya akui poligon yang sebelumnya dibuat, direncanakan dalam waktu yang singkat dan cepat, sehingga masih ada beberapa bangunan yang belum bisa tercover. Lalu bagaiman solusinya? Solusinya adalah membuat poligon anakan disana sini. Ya apaboleh buat, agar semuanya bisa otercover kami langsung memuat poligon cabang disana sini.
            Membuat poligon cabang disana-sini, namun detil belum juga habis-habis. Ditambah 2 orang personil sudah tepar yakni Eldy dan Amal, bukan karena kelelahan, tapi karena diare akibat sering jajan sembarangan. Yang ini juga sedikit tips, jangan terlalu sering jajan sembarangan nanti bisa kena diare. Ditengah-tengah pengukuran, ada bnyak hiburan yang tiba-tiba kami temui, salah satunya anak-anak di Desa. Banyak anak-anak yang pensaran akan apa yang kami lakukan. Dan banyak yang mengira kalau Total Satation itu adalah kamera, akhirnya iseng-iseng saja kami surh berpose didepan TS seolah-olah sedang difoto, lumayan untuk hiburan.

Lihat kamera dek :) 


            Kembali lagi ke pengukuran detil. Detil yang sudah beberapa hari ini diukur tak juga kunjung selesai. Siapakah yang salah? Jangan pernah menyalahkan detil, apalagi ketika ditanya dosen, “Ada kesulitan?”, jangan pernah menjawab iya ada Pak, detinya banyak! Detil yang ada bukanlah sebuah masalah, melainkan sebauha tantangan yang memanggil untuk segera diselesaikan. Solusi ternaiknya adalah memikirkan bagaimana strategi pengukurannya agar bisa cepat. Sebenarnya yang paling bagus adalah mendesain poligon termasuk poligon cabang diawal sebelum pengukuran dengan sebaik-baiknya. Namun apalah daya, saat itu kami diawal cukup kaget dengan lusnya lokasi yang didapat, serta baru pertama kali melakukan pemetaan seluas ini. Jadi perencanaannya masih belum maksimal, tapi itulah proses pembelajaran yang kami dapat. Walau sedikit kelelahan, semua detil akhirnya bisa kami selesaikan. Sore setelah pengukuran detil selesai, akhirnya kami kembali muka lelah namun bahagia karena semuanya telah selesai.
 
Sore di Bayat
            Beberapa momen saat pengukuran detil:

Menyamakan tinggi pool

Selokan tak berair

Pengukuran detil di BM1
LANJUTKAN MEMBACA: SAAT-SAAT FRUSTASI

Kemah Kerja 2015: Ibu Penjual Cendol


            Selesai melakukan pengukuran KKH dan KKV. Waktunya melakukan pengukuran detil. Sebenarnya dijadwal hari ke empat masih harus melakukan pengukuran KKH dan KKV, namun syukurnya KKH dan KKV sudah bisa diselesaikan terlebih dahulu, dan Tim Polutpun sudah selesai melakukan perhitungan poligon utama sehingga kami bisa memulai pengukuran detil. Pengukuran detil yang pertama dimulai dari titik 1 yang berada di pinggir jalan, tepat di depan sebuah gubug kecil tempat Ibu-ibu menjual es cendol. Dalam benak saya, sepertinya kami sudah menemukan basecamp yang baru J
            Detil yang pertama lebih banyak berupa sawah, jadi lokasinya cukup terbuka dan tidak sulit dibidik, namun konsekuensinya adalah terik matahari yang terasa sangat panas di tengah sawah. Kamipun bergiliran memegang pool di tengah sawah,agar kulit hitamnya bisa sama rata. Mendekati jam 12 siang. Tiba saatnya makan siang, dan makan siang kali ini ditemani dengan es cendol. Untuk mengambil makan siang, kami harus berjalan kaki kembali ke Mess, Ibu penjual cendol yang sepertinya cukup “kasian” melihat kami sedikit lelah dan lapar dengan baiknya menawarkan sepedanya untuk dipakai kalau mau mengambil nasi. “Kalau besok-besok mau pake, pake aja Mas sepeda Ibu”. Memang anak baik, rejekinya tidak kemana-mana, saat itu juga kami mendapat bantuan transportasi yang sudah sangat cukup membantu bagi kami. Makan sambil minum es cendol, ditambah berkelakar dengan Ibu penjual cendol cukup membuat kami terhibur dan kembali semangat melakukan pengukuran. Detil demi detil kami ambil, sampai  beberapa hari akhirnya kami sampe di titik ke 7. Pada titik ke tujuh saat mengukur detil tiba-tiba saja turun hujan, kami memutuskan untuk berteduh dio sebuah pos kambling yang kali ini tidak ada colokannya. Tiba-tiba suara Ibu-ibu yang tidak asing lagi terdengar. “Mas mbak, ini ada minuman hangat dan jagung rebus, enak dimakan pas hujan-hujang seperti ini”, senyum manis Ibu penjual cendol yang biasanya berjualan di dekat titik BM 1. Ternyata rumah Ibu penjual cendol dekat dengan titik BM7. Sekali lagi, rejeki anak baik memang tidak kemana-mana. Hampir semua warga Bayat yang kami temui, semuanya ramah dan baik hati, tidak hanya Ibu penjual cendol.
            Singkat cerita Ibu penjual cendol, yang entah kenapa saya lupa namanya, hanya tinggal sendiri disebuah rumah yang kelihatannya sudah sedikit tua dan terbuat dari kayu. Suaminya sedang bekerja di Jawa timur kalau tidak salah, dan anak-anaknya masih merantau, ada yang sekolah dan sudah menikah. Dibalik kesederhanaannya, Ibu penjual cendol dengan baik hati meminjamkan sepeda, dan memberikan makanan serta minuman yang membuat kami semangat kembali melakukan pengukuran. Di tengah-tengah lelah dan pusing mengukur setiap detil yang ada, Tuhan sepertinya masih memberikan kenikmatan dan pelajar hidup tentang bagaimana nikmatnya sebuah kesederhanaan.

Kopi dan Teh dari Ibu Penjual Es Cendol




LANJUTKAN MEMBACA: JANGAN SALAHKAN DETIL!

Kemah Kerja 2015: Tips KKH dan KKV


Kerangka kontrol menjadi bagian yang penting didalam melakukan pemetaan. Begitu pula dalam pemetaan di Kemah Kerja kali ini, tugas ke 2 setelah melakukan survey pendahuluan yakni melakukan pengukuran kerangka kontrol horizontal (KKH) dan kerangka kontrol vertikal (KKV). Dalam kemah kerja kali ini pengukuran KKH dan KKV diberikan waktu dalam 3 hari. Dengan jumlah 10 titik kontrol, dan lokasi yang cukup luas, walau diberi waktu 3 hari pengukuran tetap harus dilakukan dengan cepat dan tepat. KKH dan KKV ini menjadi sangat penting karena menjadi dasar penentuan posisi dalam pemetaan, kalau belum selesai mengukur KKH dan KKV pengukuran detil tidak bisa dilakukan dan pemetaanpun akan menjadi lebih lama.
Dalam pengukuran KKH dan KKV ini saya dan teman-teman membagi tugas. Saya yang bertugas melakukan pengukuran, Rizki yang melakukan pencatatan, Amal bertugas sentering statif di depan, dan Eldy sentering statif di bagian belakang, sedangka Umar masih melakukan pengukuran bersama Tim Poligon Utama. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah KKH dan KKV dilakukan berbarengan? Alat yang digunakan sama-sama Total Station, karena KKVnya menggunakan metode Trigonometris jadi bisa sekalian. Sebenarnya sebelumnya saya sempat bingung apa harus sekalian apa satu-satu dlu, namun karena sebelumnya sudah bertanya-tanya dengan senior yang sudah melakukan KK, sepertinya lebih baik semua data baik KKH dan KKV dicatat berbarengan saja. Memang memerlukan waktu yang lebih lama, tapi akan lebih banyak data yang terkumpul. Akhirnya hari kedua saya memutuskan untuk mengukur KKH dan KKV sekaligus, tapi lebih ke fokus untuk menyelesaikan KKH terlebh dahulu. Minimal hari kedua ini KKH sudah masuk dalam TOR. Yang membuat lama pengukuran KKH dan KKV ini bukanlah proses mendidiknya, melainkan proses moving alat dari satu tempat ke tempat berikutnya, karena lokasinya yang cukup luas dan alat yang berat tentu saja perlu waktu lama. Jadi saya sarankan pastikan semua ukuran sudah yakin dan mantap sebelum kemudian berpindah ke titik berikutnya, 1 saja ada yang kurang dan harus mengukur ulang di titik yang sama maka itu akan sangat membuang waktu. Langsung saja, dari titik demi titik terus kami lewati, dari pagi sampai kira-kira jam 14.30 siang akhirnya tiba saya harus mendirikan alat di titik terakhir. Cukup grogi juga, karena di titik ini saya akan tahu apakh ukuran KKH dan KKVnya masuk atau tidak, jika tidak maka saya harus siapkan mental yang lebih kuat dan mungkin mencari-cari dimana letak kesalahannya. Begitu menbidik sudut terakhir, tinggal dibaca saja bacaannya sudutnya maka saya bisa tahu KKHnya sudah masuk atau tidak, karnena sudut yang lainnya sudah di hitung. Dan apa yang terjadi.. penutup sudutnya 5 derajat!!! What the hell!! Dengan kemampuan mengukur selama ini tidak mungkin saya melakukan kesalahan sampai 5 derajat. Saya coba berpikir tenang dan menduga-duga dimana letak kesalahannya.  Ricis coba lihat catatan data-datanya. Saya coba tetap tenang, padahal sudah sangat gelisah. Sebelumnya Ricis sudah memidahkan data dari catatan ke tabel, saya cek kembali apakah dia sudah menyalin dengan benar. Dan akhirnya, ternyata Ricis salah menyalin data ke tabel, dan berapa angka yang salah dicatat?? Salah 5 derajat, dan akhirnya  berapakah kesalahan penutup sudutnya?? Kesalahan penutup sudutnya hanya 2 detik J Itu tertiup angin sedikit saja, bisa saya ubah menjadi 0 detik, tapi sudahlah 2 detik saja sudah membuat kami bersorak gembira siang itu. Akhirnya KKH bisa diukur dalam 1 hari. Bagaiman dengan KKV??? Untuk KKV saya perlu menghitung menggunakan laptop, jadi saat itu juga semua alat kami rapikan terlebih dahulu dan menuju basecamp. Basecamp yang kami maksud yakni Pos kambling kecil terbuat dari kayu, yang entah kenapa disana ada 1 colokan pas untuk charging laptop.

Di basecam bersama Umar


Sebelum memulai menghitung KKV seorang Ibu-ibu menghampiri kami, dan dengan senyum manisnya beliau memberikan pisang yang cukup banyak kepada kami. Okelah kesenangan setelah KKH masuk TOR, ditambah pisang dari warga, mantaplah hari ini.

Menikmati pisang dari warga

Ekpresi kalau KKH sudah masuk TOR

      Lnajut menghitung KKV, semua data dimasukkan ke laptop, dan akhirnya tidak masuk J . Kami tidak terlalu sedih dengan KKV ini, karena memang target kali ini selesai KKH. Dilihat dari data KKV yang sudah dihitung hanya perlu beberapa titik saja yang diulang, sepertinya tidak perlu waktu lama, masih ada 2 hari, jadi kami putuskan untuk mengukur KKV besok saja, sore itu kami menikmati pisang dulu di basecamp.

      Sore itu cukup terlewati dengan baik, rinsip kami yakni apa yang kami rencanakan dipagi hari, sudah terlaksana sesuai target, jika dapat melebihi target akan sangat bagus. Malamnya kami presentasi dengan cukup tenang, dan keesokannya mengulang sedikit lagi mengukur KKV dan baru masuk ke detil. 


LANJUTKAN MEMBACA: IBU PENJUAL CENDOL

Kemah Kerja 2015: Lokasi Yang Mengejutkan


Terbiasa mengukur di seputaran kampus ternyata cukup membuat saya kaget dengan lokasi 11 kemah kerja di Bayat kali ini. Perumahan yang tersebar dimana-mana, sawah, dan tegalan yang lebat. Dimana harus menaruh titik poligon?
Awal Cerita
            Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya mengikuti kemah kerja tahun 2015 di Kecamatan Bayat, Klaten. Kemah kerja merupakan salah satu mata kuliah wajib di Geodesi yang tidak ada materi dikelas, tapi full berada di lapangan. Kegiatan kemah kerja biasanya dilaksanakan pada saat liburan semester 5, yang membuat saya tidak bisa pulang kampung saat liburan semester lalu. Kemah kerja dilaksanakan 2 minggu, selama 2 minggu mahasiswa mendapat asrama di kampus Bayat, Klaten dan melakukan pemetaan di kecamatan Bayat. Rutinitas sehari-hari yakni bangun, makan, ngukur, makan, ngolah data dan tidur lagi begitu seterusnya. Tapi proses mengukur kali ini cukup berbeda, bukan cukup lagi bisa dibilang sangat berbeda. Jika biasanya saya hanya mengukur 1 gedung geodesi dan kebun-kebunnya, kali ini saya melakukan pemetaan satu Desa beserta sawah-sawahnya dan kebunnya, kurang lebih luasnya 6-10 hektar. Tentu saja luas, biasanya saya hanya praktikum dikampus hanya seluas 1 sampai 2 hektar sekarang mendapat wilayah sekitar 7 hektar. Tapi tenang kali ini saya melakukan pemetaan dengan tim yang sangat banyak, ya saya bersama 4 orang teman saya lainnya memetakan area seluas 7 hektar. Dalam 1 angkatan dibagi dalam beberapa kelompok dan dalam 1 kelompok terdiri dari 5 orang, kali ini saya 1 kelompok bersama 4 orang yang keren-keren yakni Rizki Iman Sari, Umar Abdurohman, Amalia Nurwijayanti dan Eldynan Trisandi

Tim KK Ceria

            Hari pertama Kemah Kerja ada pembagian lokasi pemetaan, saya mendapat lokasi 11 dengan dosen pembimbing lapangan 3 hari ke depan yakni Bapak Rochmat Muryamto, dosen yang terkenal sangat disiplin di Geodesi. Yang pertama  dilakukan saat itu yakni melihat lokasi bersama Dosen pembimbing dan sekaligus menentukan dimana letak titik Poligon yang mampu menjangkau semua detil. Ketika ditunjukkan lokasi pertama kali saya cukup kaget, banyak perumahan, tegalan da nada sawahnya juga. Rumahnya bertebaran kurang teratur, ada satu kompleks yang rapi, dan ada beberapa yang menyempil diantara tegalan. Tegalannya cukup lebat dan menutupi beberapa bangunan. Yang menjadi pertanyaan diamana sebaiknya meletakkan titik poligon utnuk pemetaan?. Taruh di satu lokasi tertentu, ada saja bagian perumahan yang tidak tercover atau tertutupi tegalan. Di awal survey pendahuluan ini saya dan tim sempat mengalami salah orientasi, Pak Rochmat menunjukkan jalan yang ada di Peta pembagian lokasi, langsung percaya saja saya langsung menulusuri jalan yang ditunjukkan Pak Rochmat berbekal print-printan peta dari google Maps. Setelah melewati beberapa perempatan di Desa, terasa ada yang salah. Jalan yang ditunjukkan peta dengan yang saya lalui tidak sesuai. Dipeta yang seharusnya ada perempatan, namun begitu saya telusuri tidak ada perempatan, seharusnya ada jalan belok kiri namun tidak ada jalan untuk belok kiri. Sepertinya saya salah orientasi, salah satu cara mengeceknya saya mencoba membuka Google Maps dan melihat dimana lokasi saya saat itu. Benar saja ternyata salah orientasi, jalan yang ditunjukkan Pak Rochmat seharusnya jalan yang berada sekitar 100 meter di sebelah timurnya. Akhirnya kami semua menjelaskan apa yang terjadi ke Pak Rochmat dan  menunjukkan posisi yang benar dengan Google Maps. Setelah berdebat cukup lama akhirnya sudah jelas salah orientasi.
            Waktu sudah semakin sore, titik poligonpun baru sedikit dipasang. Kalau dikampus biasanya membuat titik poligon hanya dengan 5-6 titik sekarang sepertinya tidak cukup dengan 5-6 titik. Setelah berputar-putar seharian akhirnya didapat jumlah titik poligon yakni 11 titik yang memutari kampung. 11 titik poligon tersebut sebenarnya masih kurang karena sepertinya masih ada area yang belum di cover. Solusinya nanti akan menampah titik poligon cabang pada saat mengukur detil.

            Biasa mengukur dikampus ternyata cukup membuat kaget survey pendahuluan di hari pertama ini. Mungkin belum terbiasa saja dengan lokasi 11 Bayat ini. Sedikit tips saja, jangan pernah panik dan lakukan semunya dengan cepat jika melakukan survey pendahuluan dilokasi yang cukup luas.


LANJUTAKN MEMBACA: TIPS KKH DAN KKV