Sunday, March 24, 2013

Pandangan Berbeda Mengenai Mahasiswa Teknik



            Sudah hampir 8 bulan saya tinggal di kota Jogja untuk menuntul ilmu,begitu banyak hal baru yang saya temui mulai dari teman,makanan,budaya dan lain –lain. Sebagai seorang yang baru pertama kali merantau dan tinggal di luar tanah kelahiran saya yakni Bali, saya menemukan adanya perbedaan pandangan masyarakat mengenai jururusan khususnya pandangan terhadap mahasisiwa teknik. Jika di Bali mungkin jika saya mengatakan saya mahasisiwa teknik , pandangan orang mungkin biasa saja dan itu bukan lah yang hebat. Di Bali memang peminatnya lebih mengarah ke bidang kesehatan dan pariwisata. Tapi kalau di luar Bali,kususnya diJogja yang sudah saya rasakan menjadi mahasiswa teknik itu sangat keren dan membanggakan,mahasiswa teknik sangat diakui disini.
            Ada beberapa hal yang membuat saya sangat bangga menjadi seorang mahasiswa teknik,yakni bagaimana kita lebih mengaplikasikan ilmu – ilmu yang ada kedalam bentuk fisik yang nyata dan bermanfaat dan bukan hanya sekedar teori. Waktu SMA saya sering bertanya pada diri saya sendiri, untuk apa saya sebenarnya belajar matematika,mempelajari hukum newton yang dari dulu hingga sekarang tidak berubah – berubah,dan banyak teori – teori lainnya yang belum saya pahami. Namun begitu saya kuliah sebagai seorang mahasiswa teknik,semua pertanyaan itu terjawab,mahasiswa teknik tidak hanya sekedar teori,semua teori yang ada itu dibuat nyata, dijadikan sebuah karya yang berguna bagi masyarakat dan bukan hanya sekedar hasil coretan diatas kertas yang merupakan hasil hafalan semalaman guna memperoleh angka 80 atau 90.
            Beberapa kali saya sempat ditanya oleh orang yang memang asli jogja mengenai jurusan apa yang saya ambil di UGM, begitu saya bilang Teknik Geodesi respon masyarakat disini sangat wah,memuji dan menyanjung seperti mereka menganggap betapa kerennya mahasiswa teknik itu. Ada rasa bangga tersendiri rasanya menjadi mahasiswa teknik.
            Itulah yang saya rasakan setelah beberapa bulan menjadi mahasiswa teknik,munkin teman – teman yang lain juga bangga dengan jurusannya masing – masing. Tapi inilah yang rasakan,adanya perbedaan pandangan mengenai mahasiswa teknik ketika saya berada di luar Bali,hal ini semakin meyakinkan saya kalau menjadi mahasiswa teknik itu memang KEREN.

Nih foto dua orang mahasiswa teknik yang berjuang menyelesaikan tugas ditengah sunyinya malam, walau sudah jam 2 dini hari masih tetap belajar.


Tuesday, March 12, 2013

“Nyepi” Pertama Geodet Muda di Kota Istimewa



           Setelah sekian lama tidak posting di blog ini,akhirnya bisa juga kembali menulis untuk berbagi cerita. Kali ini saya akan sedikit berbagi cerita mengenai hari raya Nyepi. Selasa, 12 Maret akan menjadi Nyepi pertama saya di Kota Jogjakarta. Nyepi merupakan salah satu hari raya bagi umat Hindu yang dirayakan setahun sekali.
            Nyepi berasal dari kata sepi, yang artinya sunyi. Banyak teman – teman saya yang agamanya bukan Hindu bertanya – tanya apa yang akan saya lakukan selama Nyepi. “ Kamu diem aja donk dikosan” ,begitu salah satu pertanyaannya. Sebenarnya bagi seorang yang beragama Hindu, Hari raya Nyepi tidaklah hanya sekedar diam saja dan membuat suasananya menjadi sepi. Dalam merayakan hari raya nyepi seorang yang beragama Hindu akan melakukan Tapa Bratha yang dikenal dengan Catur Bratha Penyepian. Catur Bratha Penyepian adalah 4 pantangan yang harus dijalankan saat melaksanakan hari raya nyepi. Adapun 4 pantangan tersebut yakni :
1.   Amati Geni
        Amati geni artinya tidak menyalakan api selama hari Nyepi, dimana api yang dimaksudkan disini adalah sifat-sifat kroda manusia, seperti amarah. Brata amati geni disimbolkan dengan pemadaman lampu selama hari Nyepi. Hal ini patut ditaati, namun tetap harus ada kebijaksanaan seperti adanya umat sakit, bayi atau yang berumur tua renta yang akan kesulitan apa bila tidak ada penerangan lampu. Sedangkan penyalaan api untuk kepentingan pelaksanaan upacara pada Hari Raya Nyepi tetap boleh sampai batas sebelum matahari terbit.
2.   Amati Karya
        Brata ini dimaksudkan bahwa pada hari Nyepi umat tidak boleh melakukan pekerjaan, namun bukan berarti sama sekali tidak berkegiatan. Kegiatan yang tidak boleh dilakukan adalah kegiatan yang bersifat judi yang harus dinetralisir dengan pengendalian pikiran.
3.   Amati Lelungan
        Brata ini dimaksudkan bahwa pada hari Nyepi umat tidak boleh berpergian melainkan harus tetap diam di rumah. Ini untuk melatih pikiran kita agar tidak senantiasa liar tetapi selalu ingat ke dalam sebagai instropeksi diri.
4.   Amati Lelanguan
        Brata ini dimaksudkan bahwa pada hari Nyepi umat tidak boleh melaksanakan kegiatan yang berfoya-foya atau bersenang-senang. Hiburan selain membantu untuk menghilangkan kejenuhan secara tidak sadar akan membuat menjadi lupa diri dan terjerumus. Bila mampu sebaiknya melaksanakan puasa.
            Hari Raya Nyepi juga merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) danBhuana Agung/macrocosmos (alam semesta).
            Jika di Bali selama hari raya Nyepi berlangsung semua tempat akan sepi,fasilitas umum semuanya ditutup termasuk bandara dan pelabuhan. Namun semuanya akan berbeda ketika saya merayakan hari raya Nyepi di Jogja, di Jogaja Hindu bukanlah mayoritas,tidak semua orang melaksanakan Catur Bratha Penyepian. Jadi tentunya lebih banyak godaan dalam melakukan Catur Bratha Penyepian,saya masih bisa melihat orang yang menyalakan lampu dengan bebas,bisa berpergian dengan bebas, bunyi motor yang masih ramai. Semua itu harus saya abaikan dan berusaha untuk melakukan Catur Bratha Penyepian dengan baik.
            Sebagai seorang mahasiswa yang mempelajari ilmu kebumian, jika dikaitkan dengan hari raya Nyepi,maka Nyepi ini sangat berdampak baik bagi Bumi ini. Pertama kita bisa menghemat energy,karena tidak ada yang menghidupkan lampu. Kedua tentunya polusi akan berkurang karena tak ada satupun motor atau mobil yang boleh dinyalakan, dan tentunya suasana tenang akan tercipta karena tiada seorangpun yang keluar dari rumah dan membuat keributan.
            Sayangnya pelaksanaan Nyepi ini secara maksimal bisa terlaksana diBali pulau kecil di Indonesia yang terletak di koordinat 9˚0’ - 7˚50’LS dan 114˚0’ - 116˚0’ BT  ,hanya setitik bagian kecil dari Bumi. Jika pelaksanaan Nyepi bisa dilaksanakan diseluruh dunia, mungkin dampak terhadap perubahan lingkungannya akan sangat terasa,tak ada polusi udara dan polusi suara.
            Mungkin itu yang bisa saya ceritakan untuk postingan kali ini, selamat hari raya Nyepi untuk seluruh umat Hindu yang ada diseluruh dunia, dan juga tentunya selamat hari raya Nyepi kepada seluruh Geodet yang beragama Hindu dimanapun berada.