Monday, May 26, 2014

Proyek Yang Tertunda


            Beberapa bulan lalu saya mendapat telpon yang tidak seperti biasanya. Yang tidak biasa yakni orang yang menelpon saya. “Perkenalkan nama saya Yudi. Saya tau nomor Pak Made dari Blog Bapak”. Seketika saja saya kaget, ternyata ada juga yang sampai menelpon saya gara-gara membaca blog saya. Yang lebih menarik lagi, Pak Yudi ini ternyata alumni Teknik Perkapalan Undip. Yang membuat saya senang adalah pertanyaannya yang seperti ini “Pak Made apa bisa melakukan pengukuran kemiringan tangki minyak memakai alat Teodolit?” Seketika saya langsung berpikir kemateri survey topografi, survey digital, survey rekayasa,sepertinya belum pernah ada pelajaran mengukur kemiringan Tangki minyak, tapi jika alatnya Theodolit yang sudah saya kuasai, tentu tidak sulit untuk mempelajarinya. Tanpa pikir panjang lagi, saya langsung menjawab “ Iya bisa Pak”. Setelah itu terjadi diskusi yang cukup panjang. Agar lebih mudah memahami saya meminta Pak Yudi untuk mengirimkan TOR pengukurannya ke email saya. Bagi yang belum tau TOR silahkan baca ini. Singkat cerita pengukuran tangki minyak ini dilakukan di daerah Tegal, pengukuran dilakukan 2 kali dalam sebulan dalam jangka waktu 6 bulan. Kurang lebih ada 6 titik di tangki minyak. Saya menawarkan ke Pak Yudi untuk memakai alat Total Station saja agar lebih akurat hasilnya dan mudah penggunaannya. Beliau menjawab “ Terserah Mas saja, saya kurang mengerti alatnya”. Saya lupa kalau Pak Yudi jurusan Teknik perkapalan tentu mainannya bukan Total Station. Pak Yudi juga menjelaskan dulu beliau pernah memakai tenaga Alumni Geodesi UGM juga, dan setelah di brifing hasil kerjanya bagus katanya. Peran alumni disini sangat membantu mahasiswa. Terimakasih mas-mas dan mbak – mbak alumni J Ada satu kemudian pertanyaan dari Pak Yudi yang membuat saya harus berpikir dulu untuk menjawabnya. “Berapa total biaya pengukurannya?”. Saya belum ada gambaran sama sekali berapa biayanya saat itu. “Oke saya akan hitung dulu Pak, nanti saya kabari”. Jawab saya dengan santai saja, padahal belum tau juga ngitungnya bagaimana J.  Setelah itu langsung saja saya menemui beberapa orang senior saya yang saya tahu sudah sering mendapat proyek dari Dosen. Setelah berdiskusi panjang, saya masih belum yakin akhirnya saya konsultasi dengan Dosen saya. Setelah mendapat gambaran harganya, tinggal mencari tenaga pengukurnya. Tentu saya tidak bisa melakukannnya senidiri, karena perlu tambahan orang untuk membantu. Karena cukup banyak kenal dekat dengan kakak kelas, mencari orang menjadi tidak sulit. Saat itu juga saya sudah dapat 4 orang yang bisa mambantu mengukur ke Tegal. Setelah lengkap semuanya, saya beritahu Pak Yudi berapa biayanya dan rincian alatnya. Kemudian dia memberi jawaban  dengan singkat saja “ Maaf Mas saya sudah mendapat tenaga Pengukurnya “. Saya hanya tersenyum simpul J “ Oke tidak masalah Pak, silahkan hubung saya jika ada yang bisa dikerjakan lagi J” Jawab saya.
            Entah mau banding harga saja atau memang sudah dapat tenaga pengukur, saya merasa senang ada yang sampai menelpon saya, memberi proyek berkat tulisan di blog. Ini yang saya sebut “The Power of Writing”. Saya beberapa kali sering menuliskan keilmuan geodesi secara Teknis di blog saya, ternyata hal tersebut menajadi daya tarik tersendiri. Teringat obrolan teman-teman ketika baru masuk di Geodesi, waktu itu kurang lebih seperti ini “ kita harus dekat dengan kakak angkatan agar diajak Proyek”. Hal itu sangat benar. Tapi bagaimana jika kita yang menciptakan proyek itu sendiri lalu mengajak orang lain? Geodesi hanya ada sedikit di Indonesia, dan ada banyak pekerjaan yang memerlukan tenaga Teknik Geodesi diluar sana. Ini hanya masalah bagaimana cara menjual ilmu Geodesi itu sendiri. Di Geodesi UGM saya rasa ilmu yang didapat sudah sangat baik untuk mengerjakan Proyek. Saya tentunya sangat membuka kesempatan bagi siapa saja diluar sana yang memerlukan tenaga Teknik Geodesi, saya akan siap membantu. Pengukuran terestris, pemetaan toppografi, segala pengukuran menggunakan teodolit, total station, waterpass dan lain-lain siap saya kerjakan J


Best Regards
I Made Sapta Hadi

Teknik Geodesi UGM 2012

Friday, May 23, 2014

Buang Semua Impianmu, Kamu Orang Yang Terlambat!!


            Budaya ngaret atau sering terlamabat mungkin cukup sering terjadi Indonesia. Sebagai pelajar yang juga aktif berorganisasi budaya ngaret ini sering saya rasakan. Baru-baru ini juga saya baru merasakannya ketika memimpin suatu organisasai. Ketika menjadi seorang pemimpin saya berusaha untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik dalam organisasi seperti sering terlambat. Teringat kemabli dulu ketika saya SMA  saya ikut organisasi PKS (Patroli Keamanan Sekolah) yang dimana organisasi ini cukup terkenal disiplinnya, jika datang terlambat maka saya harus push-up sesuai jumlah menit terlambat, dan kadang juga dijemur dipanas terik matahari.Ditahun kedua mengikuti organisasi PKS saya ditunjuk sebagai koordinator PKS, tidak ada alasan lagi buat saya waktu itu untuk datang terlambat atau ngaret, orang yang baru bergabung saja jika terambat hukumannya bisa dijemur sampai 10-15 menit, tentu tidak etis jika koordinatornya yang terlambat

Saat pelantikan PKS tahun 2011 - Pinggir Danau Buyan


Organisasi PKS ini cukup bagus membentuk kepribadian saya, akhirnya kebiasaan datang tepat waktu  itu terus tertanam di pribadi saya sampai sekarang.Walau begitu saya tidak memungkiri juga saya masih pernah terlambat. Beberapa bulan lalu saya sempat dimarahi oleh Dosen saya karena terlamabat datang 20 menit ketika sudah janjian sebelumnya. Waktu itu saja sadar ketika orang baik yang sudah memperiapkan waktunya untuk kita, terlebih lagi jika dia adalah orang yang sibuk namun mau bertemu, maka sebaiknya jangan datang terlambat, karena itu akan menghancurkan semangat, mood, dan tentunya kepercayaan orang tersebut.
Hal tersebut saya rasakan baru-baru ini ketika menjadi pemimpin. Beberapa teman maih datang terlambat disaat ada acara penting yang harus diselenggarakan. Ada rasa sedikit kecewa sebeanrnya. Saat ini saya memimpin sebuah organisasi, membantu alumni yang sedang membuka usaha fitness, menjadi asisten dosen, dan saya juga mengambil 5 praktikum di semester ini. Saya harus membagi waktu disemua kegiatan itu agar semuanya seimbang. Beberapa hari lalu pernah saya dari pagi sampai sore harus membantu alumni, kemudian dilanjutkan membantu dosen sampai malam, kemudian dilanjutkan mengerjakan tugas sampai jam 4 pagi dan harus datang kekampus jam 6.30 pagi,saat ittu saya datang jam 6.15 pagi, 15 menit lebih awal karena tidak ingin mengecewakan teman-teman yang lainnya yang juga sudah datang lebih awal. Namun saya harus menunggu samapi jam 7 agar semuanya lengkap. Saya agak kecewa sebenarnya, ketika saya sudah mengorbankan waktu makan pagi saya, sembahyang pagi saya percepat, dan waktu tidur yang sangat singkat, saya datang dengan semangat tepat waktu agar semua kegiatan bisa berjalan sesuai rencana, namun semua berubah karena masih banyak yang terlambat. Saya berusaha untuk tidak memperlihatkan kekecewaan, karena tidak igin merusak suasana perasaan yang lain, walaupun sebenarnya suasana hati saya , dan semangat yang membara sebelumnya sudah kacau karena banyak yang terlambat. Saya mencoba memikirkan bagaiamama posisi saya saat ini adalah dosen saya yang pernah memarahi saya, apa yang akan dilakukan beliau jika banyak yang datang terlambat seperti ini?? Entahlah, yang jelas pasti suasana hatinya juga tidak nyaman. Saya terkadang memposisikan diri saya sebagai anggota yang diminta untuk datang pagi, tentu jika orang yang menyuruh datang pagi lebih terlambat dari saya, saya akan sangat marah dan kecewa. Ketika saya menjadi pemimpin, saya tidak mau seperti itu, saya tidak mau membuat orang yang saya mintai datang pagi, kecewa dan hancur semangatnya karena saya datang terlambat. Namun apakah orang yang saya mintai datang pagi, pernah memikirkan bagaimana rasanya jika berada diposisi saya, ketika saya sudah datang tepat waktu namun  masih ada beberapa yang terlambat jauh dari waktu yang sduah ditentukan?? Entahlah, saya juga tidak tahu. Ini bukan soal siapa yang jabatan lebih tinggi atau siapa yang berkuasa. Ini soal rasa menghargai satu sama lain, menjaga semangat yang sudah dibuat diawal mengikuti organisasi, merawat kebiasaan baik  dan menghilangkan kebiasaan buruk.

Coba bayangkan jika datang tepat waktu saja sulit, apa kita masih mungkin ingin merubah dunia? Ingin berprestasi ke Internasional? Buang semua angan-anagn itu!! Cobalah belajar bangun pagi tepat waktu dan tidak terlambat!! 

Sunday, May 11, 2014

Guru Kehidupan, I Made Andi Arsana.


            Saat pertama kali masuk ke Jurusan Teknik Geodesi sebenarnya ada banyak keraguan, Apakah jurusan ini benar-benar bagus seperti yang disampaikan di blog-blog orang atau itu hanya kebohongan belaka. Di 1 bulan pertama kuliah, saya belum menemukan apa saja prestasi Teknik Geodesi UGM dan tidak ada sosok yang bisa dibanggakan. Namun semua pandangan saya itu berubah ketika bertemu pertama kali dengan Bapak Andi Arsana. Waktu itu kuliah umum pertama bertema “Thinking and Living Geospasial”. Saat itu juga saya baru merasakan kalau powerpoint itu ternyata bisa melakukan banyak hal, mungkin lebih tepatnya Pak Made bisa memanfaatkan powerpoint untuk banyak hal, Presentasi yang menarik dengan animasi yang tidak pada umumya membuatnya saya terpukau dikuliah umumnya yang pertama. Saat ada sesi tanya jawab,saya tidak menyianyiakan kesempatan. Saya masih ingat saat itu saya bertanya 2 hal yang pertama kenapa memilih Teknik Geodesi yang menurut saya saat itu tidak terkenal dan apa motivasi bisa sukses seperti sekarang. Jawaban beliau saat itu memilih geodesi adalah karena menyukai tantangan, dan geodesi mungkin memiliki banyak tantangan. Jawaban pertanyaan kedua sangat menginspirasi saya, motivasi sukses beliau adalah orangtuanya, saat itu Pak Andi menunjukkan fotonya bersama Ibunya ketika masih muda dirumah sederhana terlihat sangat  rapuh dan tua.


Itu adalah fotonya dulu, jika dibandingkan dengan penampilannya saat presentasi, saya yakin dia sudah berhasil membanggakan orang tuanya. Yang membuat saya sangat menyukai itu adalah kondisi keluarga saya saat mengikuti kuliah itu mungkin tak jauh berbeda dengan apa yang ada difoto itu, versi tahunnya saja yang berbeda. Melihat Pak Andi yang dulunya seperti itu dan kini penampilan serta gaya presentasi yang super keren membuat saya optimis, saya sudah pada jalur yang benar duduk diruang 3.4 baris ke 4 status sebagai Mahasiswa Teknik Geodesi UGM.  Saya menemukan visualisasi mimpi saya saat itu juga.
            Setelah mengikuti kuliah itu, inspirasi Pak Andi tidak berhenti sampai disana. Setelah kuliah umum itu ternyata Pak  Andi harus kembali ke Australia untuk meyelesaikan pendidikannya. Saya memustuskan mecari tahu lebih bnayak tentang Pak Andi, sampai akhirnya saya menemukan sebuah website yang sangat bagus http://madeandi.com/ . Pak Andi ternyata aktif menulis di websitenya dan berbagi informasi beasiswa serta inspirasi. Beberapa cerita yang inspiratif seperti Timbul Hari  program mencari otonan (hari kelahiran dalam Hindu) dengan Ms. Excell dan banyak  hal lain membuat saya kagum. Sampai suatu hari ada kuliah umum lagi bersama Bapak Andi dengan Tema Geospasial Blogger, disana saya diajari cara membuat blog yang berbasis geospasial,serta tips-tips menulis. Sampai akhirnya saya berhasil membuat blog dan mulai aktif menulis. Saya masih ingat, selesai kuliah membuat blog itu saya membuat 1 artikel berisi peta dengan Judul Belajar Ngeblog Bersama Pak Made Andi Arsana. 1 hal baik yang saya tiru saat itu adalah lewat tulisan kita bisa berbagi pengalaman dan inspirasi. Melihat jumlah pengunjung websitenya, saya yakin Pak Andi sudah menginspirasi banyak orang lewat tulisannya.
            Sama seperti sebelumnya, setelah kuliah membuat blog itu, Pak Andi harus kembali ke Australia. Setelah itu saya saya aktif membaca website Pak Andi dan kerap kali sering bertanya banyak hal mengenai tulisannya.Sampai suatu saat beliau mengontak saya lewat media social facebook. Saya cukup kaget saat itu. Itu adalah kali pertamanya beliau meminta tolong ke saya. Saya dimintai membuat Peta dengan google maps. Seorang dosen meminta tolong lewat chatingan di facebook, saat itu bagi saya bukan hal yang biasa. Tanpa pikir panjang saya langsung membantu Pak Andi membuat Peta. Ternyata peta tersebut adalah peta penyelenggara TOEFL untuk membantu pelamar beasiswa, selengkapnya lihat disini Pelajaran berharga yang saya tiru kembali dari Pak Andi, beliau senang membantu orang, seperti misalnya memberikan informasi gratis mengenai beasiswa agar orang lain lebih mudah menacari beasiswa. Setelah tugas membuat peta itu, ternyata Pak Andi kembali meminta tolong kepada saya, beliau meminta tolong membelikan buku-buku bekas lalu disumbangkan ke Komunitas Anak Alam yang ada di Bali. Sedikit gambaran Komunitas Anak Alam adalah komunitas yang memperjuangkan pendidikan anak-anak di Bali yang belum bisa mengenyam pendidikan yang layak. Pak Andi mengajarkan saya untuk tetap peduli pada sesama dimanapun kita berada. Walau beliau di Australi, namun tetap membuka mata terhapap anak-anak yang ingin belajar di Bali. 1 hal lagi yang penting, belaiu mau memberikan kepercayaan pada saya untuk membeli buku tersebut, walau baru bertemu langsung 2 kali, beliau mengirimkan uang 1 juta kepada saya. Sangat mudah bagi saya untuk menyelewengkan uang itu, tapi tentu saja tidak akan saya lakukan. Beliau memberi tahu saya, orang baik akan mudah memberi kepercayaan, dan jika kamu sudah mendapat kepercayaan dari orang lain, jagalah kepercayaan itu dengan baik. Membangun kepercayaan tak semudah merusak kepercayaan iru sendiri. Sekali lagi saya kagum dengan Pak Andi, saat itu juga saya bantu kumpulkan buku untuk disumbangkan ke Komunitas Anak Alam, tidak hanya membeli buku dengan uang 1 juta itu, tapi saya kumpulkan juga buku-buku yang orang lain mau sumbangkan dan saya kirimkan ke Bali. Dokumnetasi lengkap saya simpan disini
             Masih ada banyak pelajaran inspiratif yang Pak Andi ajarkan. Mungkin jika ditulis bisa sampai menjadi buku. Saat beliau di Australi kadang saya menunggu, apa tidak ada tugas yang lain yang diberikan lagi. Karena setiap tugasnya selalu ada pelajaran kehidupan yang saya dapat. Bukan soal batas Negara atau hukun laut, apalagi Matematika Geodesi. Ini soal bagaimana menjadi orang yang baik, bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain, bagaimana menjaga kepercayaan, bagaimana kita peduli dengan sesama. Pak Andi bagi saya bukanlah Dosen Matematika Geodesi atau Pengelolaan Wilayah Pesisir, beliau adalah guru kehidupan yang nyata yang ada sangat dekat. Beliau mengajarkan saya bagaimana cara menjadi ‘orang’ yang benar, bukan untuk diri sendiri saja, tapi agar bisa berguna untuk orang banyak. Terimakasih sudah menginspirasi Pak Andi!!
J

PS:

Tulisan ini bukanlah untuk mengagungkan seseorang, apalagi untuk mencari perhatian.Tulisan ini murni ingin berbagi pengalaman dan pelajaran dari seorang guru yang mungkin tak semua orang dapatkan.
Sumber foto: 
http://madeandi.com/2012/12/22/selamat-hari-ibu-3/

Thursday, May 1, 2014

Najwa Shihab, Presenter Inspiratif


            Jumat, 25 April bagi saya adalah hari terinspiratif. Pagi itu jurusan Teknik Geodesi UGM mengundang Anies Baswedan sebagai pembicara dalam acara Leadership Talk. Yang tak kalah inspiratifnya adalah sore harinya ada acara Mata Najwa di Graha Sabha Pramana UGM. Acara Mata Najwa adalah salah satu acara favorit saya karena selalu mengundang tokoh-tokoh hebat dan inspiratif. Pada hari tersebut Mata Najwa mengundang Sri Sultan, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Chaerul Tanjung dan Mahfud M.D. Semuanya merupakan tokoh inspiratif Indonesia. Dari semua pembicara tersebut, sebenarnya yang paling saya kagumi hanya 1 orang yakni Presenter acara Mata Najwa, Najwa Shihab.
            Mbak Najwa atau mungkin sering dipanggil Nana, selalu memikau ketika meng-interview setiap lawan bicaranya. Gaya bicara yang terlihat santai dan tenang, tapi tetap fokus dan menghormati lawan bicara  mungkin banyk orang bisa lakukan. Tapi bagaimana jika lawan bicaranya adalah seorang B.J Habibie atau Pak Boediono, tentu itu menjadi hal yang luar biasa jika bisa membawakan acaranya dengan sangat inspiratif. Sebagai seorang mahasiswa yang juga aktif berorganisasi, terkadang saya sering meniru gaya berbicara dan menghadapi lawan bicara seperti yang Mbak Najwa lakukan. Ada satu hal lagi yang membuat saya sangat mengagumi Mbak Najwa, yakni ternyata Mbak Najwa adalah salah satu penerima beasiswa AAS (Australia Awards Scholarship), yang merupakan beasiswa yang cukup bergengsi di dunia, yang kebetulan juga dosen favorit saya juga mendapat beasiswa itu seangkatan dengan Mbak Najwa.
            Kembali lagi ke acara Matwa Najwa di UGM, ada sedikit kisah perjuangan untuk dapat bertemu langsung dengan Mbak Najwa. Waktu itu saya datang jam 2 ke GSP tanpa membawa tiket. Tiket yang sudah dipesan lewat email sampai 3 kali, dan email ke 3 bahkan dengan kata-kata memelas tak kunjung dibalas. Akhirnya saya memutuskan untuk datang saja ke GSP tanpa tiket. Karena sebelumnya banyak kegiatan di jurusan, akhirnya saya baru bisa datang ke GSP pada pukul 14.00. Sampai di GSP, sekumpulan orang sudah bergerombol di pintu utama GSP, beberapa ada yang mendobrak-dobrak pintu dan berteriak meminta dibukaan pintu. Sungguh pemandangan yang bukan saya harapkan saat itu. Saya mulai ragu apa bisa bertemu langsung dengan Mbak Najwa, namun ada suatu keinginan yang besar yang membuat saya menunggu didepan pintu GSP, sampai akhirnya pihak panitia mengijinkan semua penonoton yang masih diluar masuk dari pintu samping. Sampai didalam ternyata ribuan orang sudah memadati panggung Mata Najwa. Dengan sedikit menerobos sana-sini, akhirnya saya  bisa berada disamping kanan panggung, alhasil badan harus dimerengkan 30 derajat untuk bisa melihat kepanggung. Waktu terus berjalan, sampai akhirnya Mbak Najwa tampil dan menyambut penonton yang saat itu sangat ramai. Akhirnya saya bisa bertemu langsung dengan presenter favorit saya, ternyata aslinya lebih cantik dari pada di TV J. Gaya bicara yang santai , elegan, membuat saya semakin mengagumi Mbak Najwa. Mbak Najwa mempersilahkan penontok untuk duduk didepan panggung yang pada saat itu masih kosong,kesempatan itu tak saya lewatkan, saya langsung saja menuju ke depan. Sudah datang terlambat, tak membawa tiket, namun bisa duduk paling depan, sungguh beruntung nasib saya waktu itu.
            Acara demi acara terus berlanjut,saya sangat menikmati diskusi Mbak Najwa dengan para pembicara waktu itu, tiap detik saat itu sangat berharga. Pembicaranyapun tak kalah inspiratif ada Sri Sultan yang sangat mencintai Warga Jogjanya, ada Pak Anies Baswedan dan Pak Mahfud yang memiliki gaya kepemimpinan yang keren, ada Kang Emil, pemimpin yang masih muda dan penuh inspirasi dan ada juga Pak Chaerul Tanjung yang merupakancontoh Enterprener Indonesia yang sangat sukses.

            Acara Mata Najwa ini sangatlah inspiratif, harunya Indonesia lebih banyak menanyangkan prestasi-prestasi serta rokoh –tokon hebat yang ada di Indonesia, karena itu dapat menjadi inspirasi yang besar terutama kepada anak uda seperti saya. Saya ucapkan selamat kepada Mata Najwa dan Mbak Najwa Shihab karena telah berhasil menginspirasi banyak orang J