Friday, October 24, 2014

Ancaman Bom di Perairan Indonesia


Februari, 2016.
            Pagi ini saya mendapat sebuah email. Mendapat email memang sudah biasa, tapi email yang satu ini tidak biasa. Subyek dari email ini berisikan tulisan “tolong”, dan yang lebih tidak biasa lagi adalah pengirimimnya yakni bertuliskan I Made Andi Arsana. Beliau adalah dosen teknik geodesi yang saat ini menepuh pendidikan S3 di Australi. Tidak biasanya saya mendapat email darinya, apalagi dengan subyek “tolong”. Langsung saja saya buka emailnya dan saya dapati isinya seperti ini
            Om Swastyastu Made Sapta,
            Sekarang posisinya Made dimana? Saya ada tugas penting untuk kamu De, dan untuk tugas kali ini saya ingin bertemu langsung dengan Made. Tolong segera hubungi saya jika made bisa.
            Andi
            Selesai membaca isi pesannya, saya langsung melihat waktu penerimaan email ini, untungnya email ini ternyata baru dikirimkan 2 menit yang lalu. Saya sedkit berdebar – debar mendapat email seperti ini, entah tugas apa yang akan saya terima. Tawaran seperti ini jarang diterima, dan pasti tidak akan saya tolak, karena hal semacam ini dapat membina hubungan yang baik dengan dosen, dan hal itu penting bagi saya sebagai mahasiswa. Langsung saja saya balas email tersebut.
            Om Swastyastu Pak Made
                        Saya di Tabanan Pak. Saya bisa Pak, tapi tugasnya apa ya Pak?
Itu balasan singkat saja dari saya. Tak kurang dari 3 menit saya langsung menerima balasan email dari Pak Made.
Nanti saya jelaskan ketika kita bertemu. Sekarang kamu cari saja lokasi saya, ini koordinatnya 64 9636649 E 8686949 N, lokasinya masih di Tabanan dan tolong jangan ceritakan pada siapa –siapa tentang email ini dulu sebelum kita bertemu. Saya percayakan padamu De.
Andi
            Mendapat balasan seperti ini saya mejadi semakin penasaran dan sekaligus berdebar – debar. Saya berusaha berpikir tenang. Ini adalah tugas dari Pak Made Andi, kesempatan ini tidak akan saya lewatkan. Langsung saja saya buka aplikasi GPS di handphone saya dan memasukkan koordinat yang diberikan. Mencari lokasi dengan koordinat tentunya hal yang biasa dilakukan oleh mahasiswa geodesi.
            Sepengetahuan saya seharusnya Pak Made Andi berada di Australi, tetapi beberapa hari yang lalu saya sempat membaca statusnya yang mengatakan akan ke Bali. Tapi ada apa sebenarnya sehingga harus ke Bali? Dan tugas apa yang hendak diberikan pada saya? Pertanyaan itu terus menghantui saya dalam perjalanan. Lokasi yang diberikan Pak Made tidak jauh dari rumah saya, jaraknya di GPS menunjukkan 5,6 km. setelah melewati beberapa kilometre saya menyadari kalau lokasinya mengarah ke Desa Tegal Jadi. Mungkin saja kerumah Pak Made Andi yang ada di Tegal Jadi. Saya tidak tahu dimana tepatnya rumah Pak Made Andi, tapi dengan koordinat dan GPS pastilah lokasinya dapat saya temukan.
            Setelah melaju bebrapa menit dengan motor, akhirnya saya berhenti disebuah rumah di Desa Tegal Jadi. GPS saya menunjukkan lokasi yang dimaksudkan Pak Made Andi ada di dalam rumah yang dihias style Bali ini. Tanpa ragu saya langsung mengetok pintu dan memberi salam Om Swastyastu. Beberapa detik kemudian terdengar sebuah langkah kaki dari dalam, dan kemudian membukaan pintu. Kali ini insting Geospasial saya ternyata membawa saya ketempat yang benar, terlihat Pak Made mebukaan pintu dan mengajak saya masuk.
Ayo De, silahkan masuk, kita tidak punya banyak waktu.
            Mendengar kata – kata itu saya semakin tidak menegrti ada apa sebenarnya, langsung saja saya ikut masuk  ke dalam rumah. Saya diajak ke sebuah ruangan yang cukup luas, disana sudah ada 2 orang pria yang bertubuh besar dengan ramput pendek seperti cukuran polisi atau tentara.
Kenalkan De, Bapak Bapak ini adalah Pak Eka, dan Pak Panca, beliau berdua adalah anggota TNI-AL.
Maaf Pak Made, sebenarnya tugas saya apa ya Pak? Tanya saya yang dari tadi sudah bingung apa arti semua ini.
Begini De, 5 hari yang lalu anggota TNI-AL menemukan 3 buah bom yang masih aktif diwilayah perainan NTT dan 2 bom diperaiaran selatan Bali.Kemungkinan masih ada banyak Bom lain yang tersebar diseluruh perairan Indonesia. Selain itu 2 Hari yang lalu TNI-AL mendapat surat ancaman dari orang yang tidak dikenal yang menyatakan akan meledakka semua perairan Indonesia 3 hari lagi dari sekarang. TNI-AL memerlukan bantuan sarjana Geodesi untuk memebantu menemukan semua Bom itu De, kamu harus ikut membantu Bapak.
Saya cukup tekejut mendengar penjelasan Pak Made Andi. Ini adalah keadaan yang sulit.
Tapi Pak, apa yang bisa saya lakukan? Belum banyak ilmu yang saya kuasai, saya baru semsester II Pak.
Bapak pernah membaca tulisan kamu tentang penelitian yang kamu lakukan untuk PKM itu De,tentang identifikasi arus laut. Kejadian kali ini tidak jauh dari hal itu De.
Mungkin inilah yang dimaksud The Power of Writing oleh Pak Made Andi dalam sebuah tulisannya yang pernah saya baca. Berkat menuliskan pengalaman saya dulu, saya menjadi terlibat dalam kejadian yang penting ini.
Kemudian Pak Panca memeberi penjelasan kepada saya ,
Begini Made, hasil identifikasi yang dilakukan TNI terhadap 5 bom yang telah ditemukan, menunjukkan bahwa lokasi Bomnya selalu berada pada kedalaman 5 – 8 meter. Dan pada saat air surut bom itu masih tenggelam namun saat pasang kedalamannya tidak lewat dari 8 meter. Selain itu Bom juga ditemukan pada lokasi yang arus lautnya tidak terlalu kencang.
Mendengar penjelasan Pak Panca itu pikiran saya mulai terbuka. Ya benar ini mirip penelitian yang saya lakukan dulu untuk PKM. Saya dulu memncari lokasi untuk menenpatkan turbin sebagai pembangkit listrik tenaga arus laut dengan variable berupa kuat arus yang pas dengan tenaga turbin,kedalaman yang tidak terlalu dalam dan tidak tenggelam saat surut. Kemudian dari 3 variabel tersebut saya membuat peta lokasi yang cocok untuk memasang turbin. Jika dihubungkan dengan pengeboman ini, cukup mirip, kalo dulu saya mencari lokasi yang cocok untuk turbin sekarang saya mencari lokasi kemungkinan peneror bisa meletakkan bom.
Ya Pak Made saya mengerti sekarang, ada 3 variabel yang harus kita urus terlebih dahulu yakni kedalaman, arus, dan pasang surut. Kita bisa mememtakan lokasi yang mungkin ada Bomnya. Data kedalaman bisa kita peroleh dari hasil survey Batimetri yang sudah pernah dilakukan, saya mempunyai data batimetri seluruh perairan Indonesia yang saya peroleh dari Dishidros saat penelitian terdahulu. Sedamgkan data pasut bisa kita download di http://ioc-sealevelmonitoring.org/, data arus bisa kita peroleh dari peyedia data satelit altimetry.
Tepat sekali De, itulah alasan kenapa Bapak mengajak kamu De. Tapi kita cuma punya waktu 1 hari untuk memetakan seluruh lokasi kemungkinan Bomnya berada, karena setelah itu seluruh anggota TNI akan menyisir perairan yang kita petakan. Sore ini kita akan berangkat ke Jogja dengan pesawat TNI-AU, akan lebih mudah memetakan lokasi di Lab. Teknik Geodesi UGM, kamu siap De?
Siap Pak! Sebenarmya saya masih tidak menyangka semua ini, semuanya terasa singkat dan terjadi begitu saja.Ini tidak sama dengan PKM lagi yang mengejar posisi juara, atau membantu senior yang penelitian untuk skripsi.
Siang itu juga saya kembali pulang sebentar dan mempersiapkan barang bawaan saya. Pak Made menjelaskan semuanya kepada orang tua saya sehingga saya diberi ijin pergi ke Jogja. Semua data – data penelitian yang dulu, saya kumpulkan, mulai dari peta batimetri seluruh perairan Indonesia yang bisa dibuka dengan Global Mapper sampai dengan data arus perairan Indonesia. Kesemua data itu nantinya pasti akan di overlay dan dijadikan peta. Sebelum berangkat Pak Made mengajak saya ntuk sembahyang dulu sebelum berangkat. Saya tidak bisa focus saat itu, pikiran masih terbayang bagaimana kalua Bom itu tidak bisa diantisipasi, apa jadinya lautan Indnesia nantinya. Selintas terngiang kembali kata Pak Subaryono sewaktu kuliah dulu.
Tiga focus utama bidang geodesi-geomatika :
1.      Penentuan posisi dalam ruang (positioning).
2.      Pemerolehan data yang terkait posisi
3.      Manajemen data/informasi termasuk distribusi dan penyebarluasannya.
Sekarang saya menegerti semua itu. Pertama tujuan saya adalah menentukan lokasi tempat yang dimungkinkan terdapat Bom. Kedua saya harus memperoleh data arus, batimetri dan pasang surut yang menjadi indicator dalam penentuan posisi Bom. Ketiga saya  mengolah data tersebut menjadi peta kemudian mendistribusikannya kepada anggota TNI untuk mencari Bomnya. Mungkin ini yang dimaksud pengalaman adalah guru terbaik, materi dikelas tentu tak semenarik dan setegang pengalaman saya saat ini.
Setelah semuanya beres, sore itu juga kami berangkat. Saya diajak kepangkalan TNI-AU dan naik pesawat TNI. Dalam satu pesawat terdapat 8 orang anggota TNI ditambah saya dan Pak Made Andi, serta 2 orang pilot. Suasananya cukup tegang saat itu, tidak banyak pembicaraan. Dibagian tempat duduk paling belakang terdapat kotak hitam yang sangat besar dan terlihat 2 orang anggota TNI duduk dekat dengan kotak itu dengan persenjataan yang lengkap.Saya memberanikan diri menanyakan isi kotak tersebut ke Pak Panca yang duduk disebelah saya. Sepertinya dia punya jabatan yang tinggi dalam TNI ini, banyak embel2 di bajunya yang tidak ada di anggota lainnya.
Pak Panca, isi kotak itu apa ya pak?
Isi kotak tersebut adalah Bom yang waktu ini ditemukan De, sengaja tidak dimusnahkan karena akan diteliti diJogja. Bomnya tergolong baru ditemukan di Indonesia.
Apa Bomnya sudah dijinakkan Pak? Tanya saya dengan nada cukup cemas.
Tenang saja De, Bom itu tidak akan meledak sebelum 3 hari kedepan.
Mendengar kata – kata itu saya menjadi cukup tegang. Itu berarti Bomnya belum dijinakkan. Pak Made Andi rupanya mendengar percakapan saja.
Semuanya akan baik – baik saja De. Pak Made tersenyum pada saya, tapi sepertinya senyumnya ini tidak biasa. Ada rona kecemasan di matanya. Terlihat keringat yang keluar di pipi kanannya, dari raut wajahnya sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Sementara itu saya terus melihat kotak hitam itu. Ada firasat buruk dalam hati saya, saya berusaha menghilangkannya, tapi perasaan tidak enak ini terus datang, entah apa artinya.
Tiba – tiba terdengar suara dari kotak hitam tersebut.
Tit tit tit tit tit. Terdengar suara seperti alaram. Semua mata langsung tertuju pada kotak hitam itu. 2 orang penjaga kotak itu kemudian melihat Pak Panca, kemudian Pak Panca mengangguk seperti seolah memeberi isyarat. Kemudian ke 2 petugas tadi membuka kotak tersebut. Suasanya menjadi semakin menegangkan.
Pak Panca tolong segera kesini!! Salah seorang petugas tadi memanggil Pak Panca dengan nada yang cukup panik. Pak panca langsung membuka sabuk pengamannya dan menuju kotak itu sembari menyuruh semuanya tetap tenang. Tentu saja saya tidak bisa tenang. Keringan dingin mulai keluar dari tubuh saya. Ternyata bukan cuma saya, saya melihat keseliling, ternyata semua angoota lainnya   nampak gelisah.
Kita harus segera membuang Bom ini Pak !, kata salah seorang petugas tadi.
Tidak bisa! Jika membuang Bom ini kita tidak akan bisa menjinakkan Bom2 yang lainnya.
Sementara itu suara Bom itu semakin cepat seolah olah mau meledak.
Tapi Pak ini demi keselamatan kita, kita tidak tahu kapan Bom ini akan meledak!! Kita harus mebuangnya!
Pak Panca nampak kebingungan, jiwa kepemimpinannya seolah tidak tegas dalam menangani situasi genting ini. Sementara  bom itu terus berbunyi makin cepat, Pak Made Andi bangun dari tempat duduknya dan menuju Bom itu.
Bom ini harus dibuang, jika kita mati disini semuanya akan sia – sia! saya semakin cemas dengan hal ini. Terlintas bayangan almarhum kakak saya, apakah saya akan bertemu dengannya sekarang. Pak Made Andi terlihat ingin membantu anggota TNI yang juga berniat membuang Bom itu, namun ia langsung dihalangi dan dipegang oleh Pak Panca. Saya tidak bisa diam, saya langsung bangun dan berlari kearah Pak Made, begitu berlari, terdapat guncangan di pesawat kemungkinan akibat cuaca yang buruk saat itu. Saya kehilangan keseimbangan, saya terjatuh dan kepala saya membentur kotak hitam ini.Terlihat beberapa detik sebuah cahaya merah yang berkedip kedip dan penuh dengan kabel, terlihat angka yang menunjukkan angka 7 kemudian berganti menjadi 6. Kepala saya masih pusing akibat benturan itu.  Saya hampir tak sadarkan diri baying - bayang gelap mulai meyelimuti pandangan saya. Kemudian terdengar teriakan yang tidak asing lagi,,
            Cepat bangun De! Seberkas cahaya kemudian menusuk mata saya.  Ternyata suara itu adalah suara Ibu saya, iya membuka korden jendela kamar saya sehingga cahaya pagi masuk ke kamar saya. Saya terbangun dari mimpi.

                                                                                                Made Sapta
Teknik Geodesi UGM 2012
PS:
1.      Kisah dalam cerita ini hanya fiktif belaka.
2.      Pemeran utama dalam cerita ini yakni Made Sapta(Mahasiswa) dan Bapak I Made Andi Arsana (Dosen), menggunakan nama sebenarnya atas persetujuan yang bersangkutan.
3.      Penulis terinspirasi dari kegiatan PKM-Penelitian penulis bersama Bondan, Baihaqi, Chae, dan Fajar, serta keseharian penulis.








Friday, October 17, 2014

Tidak Ada Biaya Kuliah? Sarankan Cari Beasiswa Bidikmisi


Kuliah merupakan tahapan pendidikan yang bisa dibilang cukup menentukan masa depan. Berbeda jika SMA dan SMP mungkin sebagian siswa masih mentargetkan untuk bisa lulus dengan hasil yang baik, namun jika kuliah biasanya lebih menekankan mau jadi “orang” seperti apa nanti setelah kuliah. Namun bagaimana jika tidak bisa kuliah?? Permasalahan klasik biasanya adalah karena biaya kuliah yang cukup mahal. Di tahun 2014 ini sebenarnya tidak ada alasan lagi untuk mengatakan kuliah itu mahal. Kuliah mahal itu hanya untuk orang yang malas dan tak mau berusaha. Apakah anda termasuk orang yang seperti itu? Jika iya silahkan berhenti membaca dan pergi tidur.
Namun jika kamu sedang berusaha mencari beasiswa kuliah, khususnya S1 atau D3 coba sempatkan baca artikel ini. Saat ini saya sedang kuliah di Universitas Gadjah Mada, jurusan Teknik Geodesi dan sedang menerima beasiswa Bidikmisi. Kuliah di Universitas sebesar UGM boleh jadi orang yang kurang paham perkembangan dunia pendidikan mengira biaya kuliah di UGM cukup mahal, dengan segudang fasilitas yang ada. Kalau boleh jujur dari awal kuliah di UGM bisa dibilang saya hampir tidak mengeluarkan uang sedikitpun, bahkan saya mendapat uang untuk biaya hidup. Penyelamat saya adalah Beasiswa.
Saya besar disebuah desa yang tidak terlalu modern di Kabupaten Tabanan, Bali. Dan kemudian SMA baru ke Kota untuk mengenyam pendidikan. Perpindahan dari desa kekota ini membuat saya sadar, memang agak berbeda ternyata informasi beasiswa yang ada di Desa khususnya Desa yang agak jauh dari Kota dengan di Kota. Kesenjangan informasi ini terutama berimbas kepada para orang tua yang ada di Desa yang mungkin masih jarang atau bahkan tidak pernah membuka Internet dan masih sibuk menghitung berapa kwintal hasil panen padi musim ini. Kejadian yang membuat saya miris biasanya beberapa orangtua teman saya, bila saya tanyakan anaknya sekarang kuliah dimana? Terkadang jawabananya dengan muka memelas dan penuh rasa keperihatinan yang mendalam, “Uang dari mana untuk kuliah, makan saja susah”. Seoalh-olah kuliah itu sesuatu yang sangat mahal dan mustahil untuk diraih.
Saya sebenarnya tidak menyalahkan orangtua yang demikian, karena memang keterbatasan dalam memperoleh informasi. Namun bagaimana dengan anaknya yang merupakan generasi Muda dan akan melanjutkan orang tuanya. Jika yang generasi Muda mengatakan ingin kuliah namun tidak ada dana dan ikut pasrah menghadapi kenyataan, saya berani katakan pemuda yang seperti ini adalah orang yang malas dan tak mau berusaha.
Jujur saja, kedua orang tua tergolong dalam keluarga yang tidak bisa mendapat informasi dengan mudah dan asing dengan penggunaan internet. Namun untungnya keduanya sadar bahwa pendidikan itu penting. Pernah suatu ketika, waktu itu saya sudah kulaih 2 semester, Ibu saya menelpom karena ada Ibu-ibu didesa yang lainnya bagaimana prosedur saya bisa mendapat beasiswa. Yang saat itu ibu saya juga lupa karena memang dari awal beasiswanya saya urus sendiri, walau sudah dijelaskan ,saking sibuknya mencari nafkah, ibu saya sering lupa dengan beasiswa anaknya, kalau ditanya jawabannya beasiswa dari pemerintah, entah pemerintah yang mana  dimaksud J.
Beasiswa yang saya peroleh adalah beasiswa Bidikmisi. Jika kamu sekarang benar-benar tidak ada uang untuk kuliah, orang tua bingung mencari uang, tapi kamu mau berusaha, kejarlah beasiswa ini. Kuliah bisa benar-benar GRATIS dan dapat uang saku.

Apa itu beasiswa Bidikmisi?
             Beasiswa bidik misi adalah program beasiswa yang seluruh perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta terpilih di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Apa saja syarat calon penerima Beasiswa?
Persyaratan pendaftaran bisa dilihat di Buku panduan bidikmisi, filenya bisa didownload di http://daftar.bidikmisi.dikti.go.id/petunjuk/pedoman . Pedoman ini teridir dari 42 halaman, saya sarankan baca semuanya secara rinci. Jika kamu malas mebaca buku ini saya jamin beasiswa bidikmisi akan semakin menjauh. Jika kamu orang desa yang orang tuamu juga jarang mengakses internet, printlah panduan ini lalu jelaskan ke orangtuamu. Sekali lagi panduan ini hanya untuk orang yang mau berusaha, mau membaca. Jika tidak mau membaca buang semua anggapan beasiswa itu mudah.  
Persyaratan untuk mendaftar tahun 2014 adalah sebagai berikut: (tiap tahunnya biasanya ada revisinya, silahkan download tiap tahunnya untuk mendapat yang tebaru):  
1.   Siswa SMA/SMK/MA/MAK atau bentuk lain yang sederajat yang akan lulus pada tahun 2014
2.   Lulusan tahun 2013 yang bukan penerima Bidikmisi dan tidak bertentangan dengan ketentuan penerimaan mahasiswa baru di masing-masing perguruan tinggi;
3.   Usia paling tinggi pada saat mendaftar adalah 21 tahun;
4.   Tidak mampu secara ekonomi dengan kriteria:
a.   Siswa penerima Beasiswa Siswa Miskin (BSM);
b.   Pemegang Kartu Pengaman Sosial (KPS) atau sejenisnya ;
c.   Pendapatan kotor gabungan orangtua/wali (suami istri) sebesar-besarnya Rp3.000.000,00 per-bulan. Pendapatan yang dimaksud meliputi seluruh penghasilan yang diperoleh. Untuk pekerjaan nonformal/informal pendapatan yang dimaksud adalah rata rata penghasilan per bulan dalam satu tahun terakhir; dan atau
d. Pendapatan kotor gabungan orangtua/wali dibagi jumlah anggota keluarga sebesar-besarnya Rp750.000,00 setiap bulannya;
5.      Pendidikan orang tua/wali setinggi-tingginya S1 (Strata 1) atau Diploma 4.
6.      Berpotensi akademik baik berdasarkan rekomendasi kepala sekolah.
7.      Pendaftar difasilitasi untuk memilih salah satu diantara PTN atau PTS dengan ketentuan:
a.  PTN dengan pilihan seleksi masuk:
                       i.   Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN);
                       ii.  Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMTPN);
                       iii. Seleksi mandiri di 1 (satu) PT
                  b. PTS dengan pilihan seleksi masuk di 1 (satu) PTS

Apa saja komponen pembiayaan Beasiswa Bidikmisi?
   Komponen atau jenis dana bantuan biaya pendidikan dan penggunaannya adala
 1. Biaya pendaftaran
a. Pendaftar Bidikmisi dibebaskan biaya pendaftaran SNMPTN, SBMPTN dan seleksi mandiri pada salah satu PT (pendaftar secara otomatis akan mendapatkan fasilitas bebas bayar di dalam sistem pendaftaran SBMPTN).
b.  Pendaftar Bidikmisi yang sudah diterima melalui salah satu seleksi tidak diperkenankan mendaftar seleksi lainnya.
     2. Bantuan biaya penyelenggaraan yang dikelola perguruan tinggi,       maksimal Rp2.400.000,00 (dua          juta empat ratus ribu               rupiah) per-semester per-mahasiswa yang dapat digunakan               untuk:
a.   Biaya yang dibayarkan saat pertama masuk ke perguruan tinggi;
b.   UKT Khusus Bidikmisi/SPP/Biaya kuliah yang dibayarkan ke perguruan tinggi;
c.    Penggunaan lain sesuai rencana kerja dan anggaran perguruan tinggi.  
   3. Bantuan biaya hidup yang diserahkan kepada mahasiswa,                minimal  sebesar Rp 3.600.000,00 (tiga        juta enam ratus ribu       rupiah) per-  semester dengan ketentuan:
a. Perguruan tinggi menetapkan besaran bantuan biaya hidup melalui SK    Rektor/Direktur/Ketua;
b.  Perguruan tinggi dapat membuat kesepakatan penentuan besaran dan periode bantuan  biaya hidup dengan perguruan tinggi lain dalam kabupaten/kota yang sama
   4. Biaya Kedatangan
       Biaya kedatangan atau resetlement di alokasikan sebesar 50% kuota/jumlah mahasiswa baru @           Rp1.500.000,00 dapat digunakan sesuai urutan prioritas sebagai berikut:
a.    Penggantian biaya transport untuk mahasiswa yang berasal dari luar kabupaten/kota untuk 1 (satu) kali dari tempat asal menuju perguruan tinggi sesuai dengan jarak dan ketentuan yang berlaku (Permenkeu Nomor 10 84/PMK.02/2011 atau Permenkeu Nomor 113/PMK.05/2012 bagi mahasiswa yang tidak dapat menunjukkan bukti tiket perjalanan).
b.  Biaya hidup sementara bagi calon mahasiswa yang berasal dari luar kota yang besarnya maksimum setara dengan bantuan biaya hidup 1 (satu) bulan.
c.   Biaya pengelolaan (seleksi dan atau verifikasi data calon mahasiswa penerima Bidikmisi dalam bentuk penilaian berkas, visitasi, wawancara dan sejenis).
d.  Kegiatan terkait dengan orientasi mahasiswa baru misalnya pengenalan kehidupan kampus, bantuan pendampingan berbasis
Mungkin itu yang bisa saya share mengneai beasiswa Bidikmisi, selengkapnya silahkan baca panduannya sendiri l. Sekarang tak ada alasan lagi tidak bisa kuliah karena biayanya mahal. Selamat Berjuang!!!!



Best Regards
Made Sapta


Teknik Geodesi UGM 2012

Monday, October 13, 2014

Mengenal Gravimeter Lacosta & Romberg serta Gravimeter Worden


Kamu mahasiswa Geodesi? Kamu tidak tahu Gravimeter? Ada kemungkinan kamu belum mengambil matakuliah Geodesi Fisis. Gravimeter adalah alat untuk mengukur gaya berat. Sebenanrnya alat ini lebih identik dengan Geofisika, tapi kali ini saya coba intervensi materi Geofisika di bawa ke Blog mahasiswa Geodesi.
Gaya berat merupakan resultan gaya gravitasi dengan gaya sentrifugal. Seperti biasa tugas geodesi adalah mengukur, dan kali ini yang diukur adalah gaya berat. Pengukuran gaya berat dapat dilakukan secara absolut dan relatif. Pengukuran secara absolut dilakukan dengan meletakkan alat pada titik yang akan dicari gaya beratnya, sedangkan metode relatif dilakukan dengan mengukur gaya berat di 2 titik yang berbeda. Nilai gaya berat akan diperoleh dari selisih 2 nilai gaya berat. Metode relatif ini kemudian dibagi lagi menjadi 2 yakni Statis dan Dinamis.
Lalu bagaimana cara mengukurnya? Sebenarnya ada banyak alat untuk mengukur gaya berat. Saya akan bahas alat Gravimeter Lacosta & Romberg serta Worden.
Gravimeter Lacosta dan Romberg
Salah satu contoh gravimeter yang banyak di gunakan oleh para ahli geofisik adalah gravimeter tipe lacoste dan Romberg .Gravimeter tipe LaCoste dan Romberg termasuk ke dalam tipe zero length spring dan termasuk Gravimeter tak stabil. Gravimeter tersebut mempunyai skala pembacaan dari 0-7000 mGal, dengan ketelitian  0.01 mGal. Gravimeter ini dalam penggunaannya memerlukan suhu yang tetap . pengukuran perbedaan percepatan gravitasi bias dilakukan dengan mengukur dua tempat yang berbeda dengan alat yang sama .
Prinsip gravimeter ini terdiri dari suatu beban pada ujung batang , yang di tahan oleh zero length spring yang berfungsi sebagai pegas utama . besarnya perubahan gaya tarik bumi akan menyebabkan perubahan kedudukan beban dan pengamatan . Hal tersebut dilakukan dengan pengaturan kembali beban pada kedudukan semula . perubahan kedudukan yang di alami ujung batang di sebabkan karena adanya goncangan goncangan , selain karena adanya variasi gaya tarik bumi  . ujung batang yang lain di pasang shock eliminating spring untuk menghilangkan efek goncangan .
Gravimeter Lacosta dan Romberg


Gravimeter Worden
Gravimeter tak stabil lain yang biasa digunakan ialah gravimeter jenis Worden. Gravimeter Worden didasarkan pada sistem elastis terbuat dari kuarsa. Ini adalah perangkat tiga per yang mempekerjakan pretensi dari zero-length menghasilkan sensitivitas yang diperlukan. Massa dasar adalah hanya lima miligram, dan momen inersia sangat rendah. Massa yang rendah, bersama-sama dengan kualitas elastis yang hampir sempurna kuarsa, membuat gravimeter worden memiliki instrumen kasar.
Sam Worden berperan dalam mengembangkan Worden Gravity meter pada akhir 1940-an. Pada tahun 1953, Worden Gravity meter manufaktur (Houston Teknis Laboratorium) dijual, oleh Worden, Texas Instruments, dan Texas Instruments 'masuk pertama ke dalam pasar peralatan geofisika. Hal ini membuat Worden Gravity meter barang yang sangat istimewa di mata eksekutif Texas Instrument, selama bertahun-tahun.
Pada pertengahan 1980-an, Texas Instruments dijual fasilitas produksi peralatan geofisika untuk Geofisika Halliburton Services. Halliburton dulu semua produk yang diperoleh dan memutuskan untuk mencari pembeli untuk hak untuk memproduksi dan menjual instrumen yang tidak dianggap produksi atau perakitan produk massal. The Worden Gravity Divisi meter dipindahkan pada tahun 1990 ke Robert Neese yang mendirikan Worden Gravity meter Perusahaan di Richmond Texas bersama dengan layanan gravitasi lain ia dikelola di bawah Neese Exploration Company.

Gravimeter Worden



Perbedaan Gravimeter Lacosta & Romberg dan Worden





            Oke itu saja materi mengenai alat ukur gaya berat. Semoga bermanfaat :)



Referensi: Sumaryo,dkk.2005. Diktat Geodesi Fisis .Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, UniversitasGadjah Mada.Yogyakarta
Sumber gambar : http://www2.unb.ca/gge/News/2006/Gravimeter/Gravimeter.html
                             https://www.geophysics.zmaw.de/index.php?id=4&L=1


Saturday, October 4, 2014

Jangan Jadi Mahasiswa Sibuk!!




Sejak kuliah di UGM, semakin naik semester jadwal kegiatan saya semakin padat. Berangkat pagi dan pulang malam sudah menjadi rutinitas. Terlebih lagi semester 5 ini, saya cukup banyak mendapat kepercayaan dari beberapa orang yang memang sangat penting bagi saya. Jika disemester 1 saya terkadang masih bisa tidur siang, atau nonton film berlama-lama, kini kegiatan itu terasa sangat sulit dilakukan.
Tentu saja sulit, saat ini saya diamanahi menjadi Kepala Departemen Pendidikan dan Penelitian keluarga Mahasiswa Teknik Geodesi FT UGM, selain itu juga menjadi asisten Pribadi Bapak Andi Arsana, menjadi asisten Praktikum Inderaja Dasar, Bekerja di tempat Fitness milik Alumni, dan ikut tergabung dalam Kelompok PERS geodesi yakni GEODETA. Jika semua organisasi diatas melakukan kegiatan bersamaan, terkadang saya sampai bingung mana yang harus diprioritaskan paling atas.
Lalu kenapa saya memilih untuk mengambil banyak kegiatan seperti ini? Apa ini akan menggangu kuliah?? Tentu saja kegiatan ini akan menggu kuliah, jika kita tidak bisa membagi waktu dan tidak mau bekerja keras.
Saya berasal dari keluarga yang tidak menyediakan semua keinginan dengan mudah, kadang kebutuhan pokokpun tak didapat dengan mudah. Secara tak sadar kondisi ini ternyata membuat saya selalu ingin bekerja keras. Banyak mengambil kegiatan kampus, jika didasari dengan management yang baik, dan mau bekerja keras ternyata menghasilkan pengalaman yang cukup menarik. Namun belajar dari pengalama sendiri, sebagus apapun memenagemen waktu atau kegiatan terkadang selalu ada yang harus dikorbankan.
Setelah hampir 1 tahun mengambil kegiatan yang hampir cukup padat setiap harinya, perlahan-lahan saya mulai merasakan hikmahnya. Mulai dari menjadi Kepala Departemen DIKTI, hikmah yang paling beruntung saya dapat yakni pertama tentu saja punya keluarga baru dan yang penting lagi saya kenal dan dikenal dengan banyak alumni dan beberapa petinggi diperusahaan dibidang Engineering.  Entah sebagaian besar orang berpandangan sama atau tidak, tapi bagi saya banyak kenal dengan Alumni yang sudah bekerja ditempat yang layak adalah hal yang penting, apalagi kenal dengan petinggi perusahaan. Bisa saja orang-orang tersebut yang akan mewawancarai saya nanti ketika melamar kerja, namun sepertinya ceritanya akan lebih menarik nanti jika sebelum diwawancara saya sudah kenal baik dengan yang mewawancarai saya. Sebut saja alumni di perusahaan tambang, offshore, BPN,BIG, Jasa Survei, Penyedia alat Survei,Pertamina, sampai ke beberapa petinggi perusahaan yang bergerak di bidang GIS, saya kenal baik dan begitu sebaliknya yang bersangkutan juga mengenal saya. Mungkin ini esensi Geodesi Minded (Nama Ospek Jurusan) dulu yang diminta untuk harus kenal banyak orang. Saya tidak tahu bagaiaman pandangan orang lain, tapi bagi saya kenal banyak orang bagai nilai A pada mata kuliah 3 sks. Setidaknya jika ingin mencari tau gambaran atau meminta rekomendasi pekerjaan tidak perlu berbasa-basi lagi untuk kenalan.
Kegiatan lainnya yang sangat saya syukuri adalah bisa menjadi Asisten Bapak Andi Arsana. Bersyukur sekali saya bisa bertemu beliau, Pak Andi adalah sosok idola saya yang mengubah semua pandangan saya terhadap geodesi, dari keraguan menjadi kebanggan yang tak terkalahkan. Rasanya tak ada pekerjaan yang lebih menyenangkan selain bekerja bersama sang Idola.  Pak Andi sudah banyak mengajari saya, bahkan sejak beliau berada di Australi dan masih jarang bertatap muka dengan saya, kala itu masih sering diskusi lewat email atau facebook. Pelajaran yang paling saya senangi dari pak Andi, bukanlah tentang batas maritime, melainkan menjadi pribadi yang baik dan bagaimana hendaknya berkomunikasi dan membangun kepercayangan dengan orang lain. Dan satu lagi yang sangat saya syukuri yakni bagaimana Beliau memberikan kepercayaan kepada saya. Rasa kepercayaan Beliau kepada saya. mulai dari mengelola pembelian bukunya yang saya tangani,mulai dari pemesanana, pembayaran, sampai pengirimannya. Saking larisnya bukunya, saya sampai berteman dengan Tukang Pos dan dikenal oleh Penjual Buku karena intensitas bertemu yang rutin dalam 1 minggu. Yang pening lagi (sepertinya semuanya penting J ) Pak Andi mengamanahi saya mengajar matakuliah yang beliau pegang, tak banyak atauran yang diberikan yang penting saya mengajar. Dengan diberikan kebebasan seperti ini, memang menyenangkan, tapi tentu saja ada tanggung jawab besar yang dipegang. Satu lagi yang penting, entah berapa alumni dan orang hebat yang sudah Pak Andi kenalkan ke saya.
Sampai salah satu Alumni yakni Denni Pascasakti yang dikenalkan ke saya oleh Pak Andi. Dari sana saya mendapat kepercayaan membantu mas Denni dalam mengelola usaha Fitnessnya, lagi-lagi keluarga baru saya dapatkan disana, dan penghasilan tambahan tentunya. berkat Mas Denni pula, kemudian saya memutuskan untuk memasang target bekerja diBidang Offshore.
Satu lagi kegiatan yang lainnya yakni ikut dalam GEODETA ( Geodesi Dalam Berita). Walau bukan pemeran utama di Geodeta, saya bersyukur bisa menjadi bagian ini. Di Geodeta saya lebih banyak melatih ilmu saya dibidang desain menggunakan Corel Draw atau Photoshop dan belajar menulis tentunya. Saya rasa ilmu ini, walau bukan ilmu utama geodesi tapi merupakan ilmu penunjang yang membuat saya bisa lebih unggul dari yang lainnya, terutama dibidang Desain. Tak jarang Mas Denni meminta dibuatkan desain baju ke saya, untuk hal ini tidak hanya untuk melatih kemampuan tapi juga menambah penghasilan.

Dari banyak kegiatan yang saya jalani, terkadang membuat saya terlihat sangat sibuk. Beberapa teman sering mengatai saya, terlalu sibuk. Namun perlu diingat, banyak kegiatan jika dilakukan dengan ikhlas dan senang hati, membuat kegiatan tersebut tak terasaa melelahkan namun membawa banyak pengalaman. Setiap mahasiswa memiliki pilihannya masing-masing, mau menyibukkan diri dengan hal-hal yang positif tentu akan menambah banyak pengalaman namun tentunya perlu usaha yang lebih dan kerja keras. Yang bahaya tentunya menjadi mahasiswa yang sibuk dengan hal-hal negative, kalau yang seperti ini, sebaiknya jangan menjadi mahasiswa yang sibuk. Banyak kegiatan, banyak menambah pengalaman, dan perlu kerja keras, tapi semua itu pilihan, mau memilih santai atau banyak kegiatan terserah saja. Selamat memilih J