Sunday, November 17, 2013

Sebotol Minuman

12 November 2013

Satu minggu belakangan ini jadwal organisasi saya sangat padat karena ada hajatan yang cukup penting di kampus. Hari ini pun saya harus pulang jam 11 malem. cuaca yang hampir hujan setiap sore membuat kondisi semakin melemah.
Malam ini sebelum balik ke kos saya menyempatkan diri membeli minuman ke sebuat toko di dekat kos. Ada pemandangan yang cukup memprihatinkan di depan toko ini. Seorang Bapak tua, duduk lemas didepan toko, dengan pakain yang compang camping dan botol bekas yang berisi beberapa uang receh. Banyak orang menyebutnya pengemis. Pengemis memang cukup sering saya jumpai di Jogja, selalu ada rasa kasihan ketika melihat sodara kita yang masih hidup tidak layak seperti ini. Malam itu juga ingatan saya kembali ke masa saya masih kelas 2 SD. Waktu itu saya baru selesai sembahyang di pura, karena waktu itu hari raya yang cukup meriah jadi sangat banyak pedagang yang berjualan dipelataran pura. Jiwa kanak-kanak saya tentu tidak bisa menahan godaan untuk berbelanja saat itu. Saya membeli  beberapa makanan saat itu. Dan yang membuat saya masih mengingat kejadian itu sampai sekarang yakni karena ada penyesalan yang saya alami waktu itu. Waktu itu saya tidak sengaja mendengar pembicaraan teman saya dengan orang tuanya "Pak,gede mekite mebelanje". "Bapak sing ngelah pis De". Artinya teman saya saat itu berbicara kepada Bapaknya " Pak, saya mau belanja". Dan Jawabannya Bapakknya "Bapak tidak punya uang". Dengan wajah yang sedikit lemas dari sang ayah dan ekspresi kekecewaan teman saya itu, membuat saya ingin menolong. Walaupun saat itu saya masih SD tapi saya selalu diajarkan oleh Ibu saya rasa peduli kepada sodara dan teman-teman saya. Waktu itu dalam hati kecil saya, saya ingin meminta uang pada ayah saya dan mengajak teman saya berbelanja. Tapi mental saya tidak cukup brani untuk meminta uang pada ayah saya saat itu. Ayah saya adalah sosok yang tegas dan disiplin bagi saya saat itu, saya tidak berani banyak meminta kepada ayah saya. Akhirnya sayapun pulang, dan teman sayapun hilang dari pandangan beberpa menit setelah itu. Hingga akhirnya kenangan itu masih ada sampai saat ini.
Melihat bapak - bapak didepan toko dengan keadaan yang lemas membuat saya prihatin. Muncul pertanyaan nanti kalau sudah larut malam dimana dia akan tidur,? apa tidak kedinginan dicuaca seperti sekarang ini jika masih diluar sampe larut malam seperti ini. Saya tidak bisa membayangkan jika saja saya lahir dalam kondisi keluarga yang dari awal memang tidak punya rumah ataupun hidup nomaden. Bisa saja saya juga menjadi pengemis.
Saat ini mental saya tidak lagi seperti SD dlu, saya berani mengambil keputusan sendiri. Saya lihat dompet saya, tidak banyak memang uang yang ada, tapi saya bertekad ingin membelikan sesuatu yang bisa membuat Bapak itu sedikit lebih baik. Melihat kondisinya yang lemas dan sedikit krus, saya memutuskan untuk membelikannya sebotol minuman, karena uang juga tidak banyak jadi tidak banyak yang saya berikan, tapi mudah-mudahan saja ini bisa menghilangkan dahaga ketika ia haus.
Perbuatan ini bukanlah hal yang hebat, semua orang bisa melakukkannya, saya hanya menerapkan beberapa ilmu kemanusiaan yang selalu ibu saya ajarkan. Saya menuliskan kejadian ini suapaya saya bisa mengingat kejadian ini dalam jangka waktu lama, bukan sebagai sebuah penyesalan seperto waktu SD, melainkan sebagai panggilan hati yang akan slalu mengingatkan saya untuk peduli kepada sesama dimanapun saya berada nantinya.

Sunday, November 10, 2013

PKM di Tahun ke 2

17 Oktober 2013
            Pagi ini saya harus pergi ke baleirung / kantor pusatnya UGM, ini bukan kali pertamanya saya kesini tapi saya selalu kagum dengan tempat ini, design bangunannya unik,halaman yang tertata rapi, jalannya bersih dan tidak ada motor yang boleh masuk, ditambah lagi lampu taman yang tidak seperti lampu-lampu taman di Indonesia lainnya membuat tempat ini seolah – olah bukan di Indonesia.
            Tapi tunggu,  kali ini bukanlah baleirung yang mau saya ceritakan, tujuan saya ke baleirung adalah untum membawa lembar pengesahan PKM-penelitian saya untuk dimintai tanda tangan, ini adalah kali keduanya saya mengikuti kegiatan PKM. Sampai dibaleirung terlihat sudah banyak mahasswa yang mengantre untuk menaruh lembar pengesahan. Pemandangan ini mengingatkan saya pada pengalaman saya tahun lalu yang juga datang kesini untuk mengumpulkan lembar pengesahan. Waktu itu saya masih beberapa bulan menjadi mahasiswa, dan waktu pengumpulan lembar pengesahan tahun lalu bertepatan dengan hari UTS. Waktu itu saya cukup frustasi dibuatnya karena besoknya saya harus mengikuti UTS mata kuliah Geologi, karena ini adalah UTS pertama saya sebagai mahasiswa, saya ingin mempersiapkannnya sebaik-baiknya, tapi karena mengurus PKM ini saya harus meluangkan waktu saya. Disaat beberapa teman saya, saya lihat sudah kemana – mana membawa buku Geologi, saya masih harus mondar – mandir mnegurus PKM,saya cukup tegang juga waktu itu,, bagaimana nanti saya belajarnya kalau mengurus PKM lama begini. Tapi saya mencoba berpikir positif saja, selesai mengumpulkan lembar pengesahan saya harus fokus belajar. Walau disibukkan dengan PKM, akhirnya nilai Geologi saya juga dapat A. Disinilah letak kepuasannya, disaat kita ikut kegiatan seperti PKM tapi kita masih bisa memanagemnet waktu untuk belajar, dan akhirnya keduanya sukses dijalani, walaupun waktu itu PKM saya tidak sampai PIMNAS, tapi sudah lumayan karena bisa didanai, apa lagi ini adalah pertama kalinya saya ikut PKM.
            Ditahun kedua sekarang saya kembali mengikuti PKM bersama 2 orang senior saya kali ini saya memberanikan diri menjadi ketua kelompok. Saya kembali memilih PKM Penelitian lagi ditahun ini, idenya sebenarnya datang dari penelitian senior saya yang sudah pernah dilakukan tahun lalu, saya diajak untuk memebantu menjadikan penelitiannya menjadi proposal yang siap diajukan untuk PKM, dengan bekal pengalaman ikut PKM tahun lalu tentunya ajakan senior ini tidak akan saya tolak, karena sebelumnya saya juga kesulitan mencari ide untuk PKM. Dalam PKM ini judul penelitiannya yakni Analisis Pemantauan Deformasi Horisontal Waduk Sermo dari Tahun 2012 sampai 2013 dengan Metode Hitung Kuadrat Terkecil sebagai Bentuk Mitigasi Bencana Alam . Judul kali ini tidak “sesangar” judul tahun lalu menurut saya karena beberapa materi dalam penelitian ini sudah saya dapat di perkuliahan, tidak seperti tahun kemarin yang hampir keseluruhan materi PKM belum saya dapat dikuliah, akhirnya saya harus belajar sendiri dari awal untuk bisa berkontribusi di PKM tahun lalu.Saya merasa beruntung bisa dekat dengan senior, ide dan hasil penelitian bisa saya dapat cuma-cuma, kini tugas saya adalah membantu menuliskannya ke dalam proposal PKM.  Penulisan proposal PKM ini harus mengikuti aturan penulisan dari dikti, dapat dilihat di panduan PKM 2013. Tinggal di search d google saja pandaunnya pasti bisa didapat.
            Kegiatan – kegiatan PKM sepertinya sangat positif menurut saya, ini adalah salah satu sarana untuk memperkenalkan jurusan kebangaan saya,yakni Teknik Geodesi.. Sudah seharusnya mahasiswa Geodesi ikut berpartisipasi kegiatan PKM ini, dengan jumlah jurusan Geodesi yang masih sedikit di Indonesia, kita perlu mempolurken Geodesi. Seorang guru besar saya mengatakan Cara terbaik menarik perhatian orang yakni dengan menunjukkan prestasimu. Di PKM ini saya akan berusaha untuk membawa nama Geodesi agar bisa menuju ke PIMNAS. Astungkara. Ayo rekan – rekan mahasiswa Geodesi kta tunjukkan prestasi anak Geodesi di ajang PKM ini.

Best Regards,
Made Sapta – Geodesi UGM 2012

            

Saturday, November 2, 2013

Surganya Anak Geodesi - Forum Ilmiah Tahunan Ikatan Surveyor Indonesia 2013

        



        Belum pernah sebelumnya saya mengikuti forum yang hampir semua pesertanya adalah surveyor – surveyor berpangalaman, Total Station dan GPS – GPS canggih ada disetiap sudut ruangan, seperti surganya anak Geodesi.
            Pengalaman ini berawal dari pesan di Facebook dari Dosen saya yang menyarankan saya untuk ikut acara Forum Ilmiah Tahunan Ikatan Surveyor Indonesia ini, kalau bisa presentasi akan sangat bagus himbaunya. Mendapat pesan seperti itu, langsung saja saya cari – cari syarat mengikuti forum tersebut, ternyata dalam forum tersebut kita bisa menjadi pemakalah dengan cara membuat paper kemudian dipresentasikan atau bisa menjadi peserta saja. Ada beberapa tema yang bisa dipilih untuk membuat paper, template penulisannya juga sudah disediakan kita tinggal menulis.
Target saya kali ini tentunya bisa presentasi diacara forum ini, minimal saya harus mengirimkan paper ke forum ini, maslah presentasi  belakang saja. Lalu muncul pertanyaan ,“Apa yang harus saya tuliskan dalam paper ini??” Terpikir dibenak saya untuk menjadi PKM – penelitian yang pernah saya buat untuk bersama beberapa teman untuk dijadikan paper, namun begitu saya berdiskusi dengan ketua klompok PKM saya, ada sedikit perbedaan pendapat akhirnya PKM ini tidak bisa saya jadikan Paper. Saya belum menyerah sampai disini,saya yakin kalau penulis yang baik adalah pembaca yang baik, karena belum banyak paper yang saya baca,akhirnya saya memustskan untuk meinjam beberapa kumpulan paper di perpus,siapa tau ada ide dari membaca. 5 buku kumpulan paper habis saya baca dalam 1 malam, saya mulai terbayang bagaiman bentuk penulisan paper dan apa saja objek yang bisa diteliti, walau sudah membaca tentu tidak langsung dapat ide. Esok harinya saya tidak sengaca membaca mengenai kasus reklamasi di Teluk Benoa Bali, Gubernur Bali menyatakan ingin melaksanakan reklamasi untuk mengatasis abrasi. Abrasi, inilah jawabannya dari ide saya,sebelumnya saya membaca paper menegenai pemantauan abarasi dengan satelit Landsat ETM+, metode yang digunaka adalah metode overlay analysis sama seperti PKM saya terdahulu sehingga ada sedikit gamabran mengenai hal itu. Saya coba mencari di google tentang citra Landsat, dan ternyata Landsat terbaru baru saja diluncurkan tahun 2013, yakni Landsat 8. Saya coba menghubungkan beberapa hal yakni Teluk benoa, landsat 8, abrasi dan overlay analisis, setelah perhelatan hebat terjadi dipikiran saya untuk membuat sebuah judul penelitian, akhirnya saya berhasilkan menuliskan sebuah ide penelitian yakni Analysis Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Satelit Landsat Sebagai Bentuk Penanggulangan Terjadinya Abrasi di Wilayah Pesisir Teluk dan Tanjung Benoa. Ini baru judulnya, lalu isinya?
Saya sebnanya baru menginjak semester 3 saat ini,tentu belum banyak ilmu yang saya kuasai, apalagi mengenai satelit yang seharusnya saya peroleh di semester 5, tapi saya yakin semua ilmu pengetahuan bisa dipelajari, ini tergantung niat dan usaha kita saja. Setelah googling - googling,saya akhirnya bisa mendownload citra satelit Landsat 8, bisa kita dapat secara gratis di http://earthexplorer.usgs.gov/, bersyukur sekali ada google. Namun setelah didownload tentu citra satelit ini harus diolah, setelah mencari - cari caranya,saya belum bisa mengolahnya sendiri,singkat saja akhirnya saya memutuskan mengajak 2 orang senior saya yang saya yakin bisa mengolah citra Landsat, saya jelaskan mengenai ide saya akhirnya dapatlah saya bekerja sama dengan Mas Bagal Lail (Geodesi UGM 2011) dan Mbak Dessi Apriyanti (Geodesi UGM 2010).

Ide saya untuk penelitian kali ini yakni melakukan overlay pada citra Landsat di tahun 2013 dengan tahun 1995 di daerah Benoa, Bali,dari overlay tersebut kemudian bisa dihitung seberapa luas daerah yang terabrasi dengan menggunakan ArcGIS. Setelah beberapa minggu bekerja bersama, titik terang terus datang hingga akhirnya papernya dapat terselesaikan denganluasan daerah terabrasi sudah diperoleh. Langsung saja saya kirimkan papernya kepada panitia FIT ISI.
Selang beberapa hari, balesan email pun tiba,sungguh seperti sebuah keajaiaban saya dengan anggota kelompok lainnya diundang untuk presentasi tanggal 31 Oktober di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Jogja. It show time. Kesempatan ini tentu tidak saya lewatkan.
Tuhan sepertinya memberikemudahan pada saya, mulai tanggal 28 Oktober sebenarnya saya menjalani UTS, tapi tepat di tanggal 31 Oktober di hari presentasi tidak ada jadwal UTS, sepertinya saya dituntun untuk ikut acara FIT ISI ini.
Hari Presentasi dan Seminar
            Jam 7.30 saya berangkat menuju STPN, jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat kos, sampe disana saya cukup kaget. Bapak – Bapak dan Ibu berpakain rapi sudah nampak registrasi ulang, saya dengan motor matic yang sedikit kotor dan kemeja seadanya nyeleneh parkir diantara Bapak – Bapak disana. Sepertinya saya yang termuda disini. Namun begitu saya masuk, seperti ada surga disana, alat – alat survey ada dimana – mana,semuanya terlihat canggih dan keren, perusahaan- perusaahan penyedia alat survey membuka “lapak” disana. Bukan sembarang lapak, tapi lapak kelas mewah yang memamerkan alat – alat survey yang sudah pasti harganya mahal.



            Didalam saya melihat beberapa senior saya yang ternyata bekerja disuatu perusahaan penyedia alat sebagai technical support, langsung saja saya hampiri dan berbincang – bincang disana, ada suatu pembicaraan menarik dengan seorang senior saya, “Lanjutkan terus lah menulis di Blogmu, supaya ketika nulis geodesi di google yang muncul geodesi UGM”. Ternyata beberapa senior saya juga membaca blog saya, ada kepuasan tersendiri ketika orang yang tidak kita duga membaca tulisan kita, percayalah. Kemudaian saya diajak berkeliling mengunjungi semua stan-stan alat survey, hebatnya ternyata hampir semua stan-stan disana diisi oleh alumni geodesi UGM, bahkan ada yang belum lulus tapi sudah menjadi technical support di perusahaan, salut dah sama senior – senior di Geodesi UGM
            Sebelum acara forum/presentasi, paginya diadakan seminar nasional, pembicaranya dari ketua BPN RI, BIG, dan ketua jurusan Teknik Geodesi UGM pun ada.Menjelang mulainya seminar, pengunjung semakin ramai, saya melihat disekitar ternyata hampir semua dosen saya ada disini,pantas saja jadwal UTS kosong. J


            Ada hal yang menarik lagi, yakni buku panduan FIT ISI, disana terdapat seluruh abstrak dari paper yang dipresentasikan, saya lihat sebagian besar penulisanya adalah dosen dan orang-orang yang sudah bekerja, saya langsung mencari abstrak paper saya, ternyata ada, walau sepertinya ada sedikit salah ketik di bagian nama saya, tapi tidak apa – apalah, ada rasa kebanggaan tersendiri ketika paper saya dan teman-teman bisa dibukukan bersama paper-paper hebat milik dosen dan yang lainnya.


GPS dimana – mana, Total station, dosen-dosen dan surveyor saling berkumpul dan berdiskusi, kepala BPN, BIG, kepala jurusan dll ada dalam satu ruangan, seperti sedang ajang reuninya para surveyor, dan saya terselip diantara orang orang hebat ini, saya sangat bersyukur. Ada senior saya yang mengatakan setelah hampir 5 tahun kuliah baru kali ini mengikuti FIT ISI, padahal ada setiap tahun, “kamu sangat beruntung baru angkatan 2012 bisa ikut ini”.  Saya hanya bisa tersenyum dan bersyukur mendengar ini. J
            Setelah mengikuti seminar, kemudian jam 14.00 akan diadakan presentasi, rupanya jadwalnya molor 1 jam dari jadwal di buku panduan, 2 orang rekan satu tim sayapun sudah datang sebelum presentasi, sebelumnya mereka tidak ikut seminar karena ternyata mahasiswa semester atas masih ada UTS.


            Presentasi akan dilaksanakan diruangan yang berbeda – beda, saya mendapat diruang IV bidang Remote Sensing dan SIG. sampai disana beberapa bapak – bapak sudah ada disana, ada juga senior saya angkatan 2009 ternyata juga presentasi disana. Saya sangat menikmati keberadaan saya yang masih terlihat muda disana J Moderator kemudian membacakan aturan presentasinya, aturannya cukup membuat saya kagaet, presentasi hanya 5 menit dan cukup 1 orang. Padahal beberapa hari sebelumnya saya sudah konfirmasi ke panitia dan mendapat informasi bahwa presentasi 10 menit dan jumlah presentator boleh ditentukan sendiri. Saya langsung diskusi daruruat dengan anggota kelompok lainnya, akhirnya diputuskan yang presentasi adalah senior saya angkatan 2011, yang memang akan lebih fasih menjelaskan cara pengolahan data satelitnya. Sebenarnya ada sedikit rasa kekecewaan, rencana presentasi awal yakni ber 2 saya dan Mas Bagas, akhirnya harus cukup Mas Bagas saja. Okelah kali ini tidak apa – apa, saya rasa masih bisa menciptakan kesempatan presentasi di lain hari.

            Presentasi berjalan dengan bak, saya mengikuti keseluruhan presentasi yang ada diruangan tersebut,ide – ide yang benar – benar geodesi banayk disini. Saya sanngat berterimakasih kepada dosen saya yang sebelumnya memberi pesan kepada saya di facebook untuk mengikuti acara ini. Mahasiswa Geodesi sudah seharusnya wajib mengikuti acara FIT ISI ini. FIT ISI 2014 saya targetkan nama saya harus ada kembali sebagai pemakalah. Astungkara.





Tuesday, October 22, 2013

SMS Galungan


22 Oktober 2013
            Pagi ini saya mendapat sebuah SMS yang membuat saya langsung diam sejenak dan merenung. SMS tersebut bersisi pesan “Rahajeng Nyanggre Rahina Jagat Galungan lan Kuningan”  ( Selamat hari raya galungan dan kuningan).
            Saya baru ingat kalau besok adalah Hari Raya Galungan. Hari peringatan kemanangan Dharma ( kebaikan ) melawan Adharma (kejahatan). Jika dibali hari ini sudah seharusnya disibukkan dengan nampah daging Babi bersama – sama. 2 Minggu terakhir ini memang kesibukan kuliah sangat padat, tidurpun hanya bisa 2-3 jam saja. Rutinitas kampus yang tiap pagi sampe pagi lagi tak berhenti membuat saya hampir tidak memikirkan kalau besok Hari Raya Galungan. Mungkin beginilah kalau berada di rantauan dan menjadi kaum minoritas, suasana yang biasanya sibuk membntu orang tua dirumah, silahturahmi dengan keluarga besar kini harus direlakan hilang dulu, karena Galungan kali ini paginya saya tetap harus kuliah sampai sore hari. Semua jadwal sorepun saya batalkan agar dapat melaksanakan persembahyangan.
            Mungkin masih banyak lagi perantau – perantau yang sedaerah dari Bali diluar sana yang merayakan Hari Raya Galungan tanpa ditemani keluarga, atau umat Hindu di suatu daerah yang bukan manjadi mayoritas, Saya mengucapkan Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan, semoga di hari berbahagia ini kita selalu mendapat tuntunan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk slalu berbuat dan bertindak di jalan Dharma.


Sunday, August 18, 2013

Menjadi Waiter

Entah apa yang saya pikirkan saat teman saya menelepom  dan mengajak saya untuk membantunya bekerja seharian atau istilah kerennya  Daily Worked (DW) disebuah hotel dipinggir pantai Legian, sebut saja hotel Bali Mandira. Hanya sempat menimbang nimpang mau ikut kerja atau tidak dalam beberapa detik saja, saya langsung memutuskan untuk ikut kerja. Jujur saja, mencoba hal yang baru dan cukup menantang adalah hal yang saya senangi, ada kepuasan tersendiri kalau sudah selesai melakukannya.
 Saya mempunyai teman dekat yang sering bekerja DW di hotel tersebut, namanya Putra. Selama liburan semester ini dia sering menceritakan pengalamnnya bekerja di hotel – hotel, dan saya cukup tertarik akan ceritanya. Mungkin dari ketertarikan saya akan cerita2nya itu dia memutuskan  untuk mengajak saya bekerja. Yang cukup menarik bagi saya  adalah profesi saya di hotel nanti, saya bukanlah menjadi surveyor, bukan mengolah peta atau melakukan penelitian tetapi menjadi waiter. Walaupun basic saya adalah seorang Engineer, tapi saya yakin untuk pekerjaan waiter ini bisa saya lakukan. Hal yang menarik lainnya lagi adalah pada saat bekerja nanti akan ada Wedding Party, dan yang menikah adalah WNA kebangsaan Australi, tentunya saya  akan melayani tamu – tamu dari luar Indonesia. Dengan kemampuan bahasa Inggris yang cukup pas2an ini saya ingin menjajal sejauh mana kemampuan saya dalam berkomunikasi bahasa Inggris. Putra juga sempat menjelaskan mungkin selese kerja akan larut malam, saya tidak hiraukan lagi hal itu, rasa ingin mencoba hal – hal yang baru sudah mengalahkan semuanya, toh ini juga cuma kerja satu hari,, lumayan untuk mengisi liburan, dan mengisi kantong tentunya J.
Saya mulai bekerja dari pukul 13.00 Wita, perlu waktu 1 jam untuk melaju dari Tabanan ke Legian. Sampai disana, saya cukup kagum atas kemewahan hotelnya, pemandangan yang langsung mengarah ke pantai, kolam renang yang dilengkapi pasir putih, kalau kata temen saya ini namanya “Awsome”. Disana saya memdapat tugas menata kursi dan meja yang akan dipakai para pengunjung nanti, semuanya dirias serba putih, dihiasi bunga2 dan langsung mengarah ke pantai,,konsep yang sangat indah. Waktu itu saya juga sempat mengangkat kursi, memang hal yang biasa, tapi mengangkat 71 kursi cuma berdua dan memindahkannya dengan jarak yang cukup jauh itu luar biasa,capeknya. Akhirnya tiba saatnya pesta pernikahannya, suasannya sangat indah, diiringi lagu romantis, bunga2 dan hiasan serba putih , mirip dengan adegan film Twilight ketika Edward menikah dengan Bella. Setelah selesai sesi pernikahannya, tibalah waktu yang cukup mendebarkan bagi saya, yakni waktunya tamu – tamu makan dan minum. Dan saya akan menjamu para tourist ini. Untungnya sehari sebelumnya saya sudah kuliah privat bersama putra tentang apa yang akan saya lakukan hari itu. Hal yang unik yang saya temukan waktu itu adalah nama minumannya, hampir semua minumannya beralkohol dan namanya cukup unik, ada mulito, g-seven (white wine), Jacob grik (red wine), vina colada dll. Ada juga coca cola, tapi bule biasanya menyebutnya coke, kalau sprite menjadi lemonade. Ketika berbicara dengan tourist saya menggunakan prinsip LNGN ( Loe Ngerti Gw Ngerti) yang penting menu yang dipesan benar. Saya hanya focus dengan kata2 minuman yang akan dia ucapkan. Saya juga sempat salah membawakan minuman karena saking cepatnya bule itu ngomong,, dia memesan Shirley temple mix with vodka, saya baru tahu ada minuman bernama Shirley temple dan saya hanya mendengar kata vodkanya saja, alhasil saya bawakan vodka saja, untungnya dia tidak marah, dan akhirnya saya diberikan penjelasan tentang minuman yang dipesannya secara lebih pelan. Semakin malam pesanan minuman tak usai2, entah kenapa mereka tak bosan minum, entah sudah berapa minuman beralkohol yang saya bawakan, baunya sangat unik, ada yang alcoholnya sangat menyengat, ada juga baunya manis dan terlihat menggoda untuk dicicipi, tapi sayangnya tak ada kesempatan untuk itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 wita, tapi pesta masih belum usai, semua bedisko berjingkrak2, entah mabuk atau tidak , entahlah, tapi semuanya nampak senang. Alunan music yang keras,, alcohol dimana mana, orang berjingkrak2, semuanya bule,,, merupakan pemandangan yang jarang saya lihat,seperti bukan di Indonesia saja. Akhirnya jam menunjukkan pukul 23.00 dan pemesanan minuman dihentikan. Walaupun begitu masih ada saja bule yang tetap ingin mememsan minuman,entah apa yang ia pikirkan. Tugas saya saat itu masih belum berakhir, saya masih harus membereskan gelas2 minuma,kursi dan meja2. Rasa lelah, lapar dan ngantuk bercampur, segera saya selesaikan sisa pekerjaan agar bisa lekas pulang. Akhirnya pukul 01.00 dini hari saya baru bisa pulang.sungguh lega rasanya semua tantangan hari itu bisa terselesaikan dengan baik.

Banyak pelajaran baru yang saya peroleh dari pekerjaan ini,, bukan hanya bisa tahu nama – nama minuman alcohol saja, tapi disini saya juga diajarkan untuk lebih menghargai uang dan waktu yang kita punya. Mungkin pelajaran ini sudah sering diberi tahu oleh orang tua kita,, tapi merasakannya sendiri secara langsung itu jarang bagi saya. Memang ini tidak pertama kalinya saya bekerja untuk mencari uang,, tapi bekerja dibawah tekanan bos dan melayani bule itu hal yang jarang saya peroleh. Saya bersyukur semua dapat berjalan baik dan lancar. Ini baru menjadi waiter, sejenak saya berfikir bagaimana nanti saya bekerja jika sudah menjadi surveyor dengan gelar Sarjana Teknik. Entahlah. Yang jelas cerita itu suatu saat akan tertulis di blog ini J

Friday, July 26, 2013

Cerita Laily


            Hari ini (20 april) akhirnya saya bisa pulang ke Bali setelah sekian lama menunggu kegiatan monev PKM selesai. Saya memutuskan pulang naik Bus,tentunya ini karena biaya. Ini adalah pulang ke 2 saya ke Bali dengan naik Bis. Akhir semester lalu saya naik bis juga ubtuk pulang ke Bali. Tapi kali ini adalah kali pertama saya naik bis sendiri, karena sebelum – sebelumnya saya selalu pulang bersama teman – teman satu alumni SMA. Namun karena ada perbedaan kegiatan jadi saya harus pulang sendiri.

            Saya memilih untuk duduk didepan di seat 2B. Kalau biasanya setiap naik bis saya selalu mengbrol sepanjang perjalanan bersama teman seSMA saya dulu, tentu akan lain ceritanya ketika saya naik Bis sendiri, akan ada orang yang baru yang tidak saya kenal yang duduk disebelah saya. Saat bis baru tiba, sudah nampak dari jendela seorang wanita berjilbab duduk si seat 2A, sepertinya juga seorang mahasiswa. Saya hanya tersenyum simpul kepadanya ketika mulai duduk dan menaruh barang bawaan. Awalnya tidak ada percakapan apapun sampai bis sudah berjalan beberapa kilometer. Kemudian ditengah perjalanan petugas bis memberikan snack keseluruh penumpang, begitu dapat snack langsung saja saya makan karena saya blum makan siang saat itu. Berbeda dengan wanita disebelah saya yang langsung menaruh snack, bisa saya pastikan dia sedang puasa. Rasanya tidak enak jika dalam perjalanan jauh naik bis tidak ada teman ngobrol, saya coba saja membuka pembicaraan dengan menanyakan “Puasa ya Mbak? “ . ternyata responnya baik, dan akhirnya saya mengobrol panjang. Singkat cerita saya kemudian tahu namanya yakni Laily, mahasiswa jurusan pendidikan matematika di Universitas Ahmad Dahlan. Laily satu tahun diatas saya sehingga saya memanggilnya Mbak. Ketika dia bertanya pada saya, “Jurusan apa di UGM ? “ , tentunya langsung saya jawab Teknik Geodesi. “ Apa itu Teknik Geodesi?” tanya mbak Laili kembali. Pertanyaan ini adalah pertanyaan klasik menurut saya. Mungkin dia adalah orang yang keseratus berapa yang menanyakan ini. Akhirnya langsung saja saya berikan kuliah singkat di bis tentang apa itu geodesi. Kemudian saya bertanya ke Mbak Laily mau pergi kemana, dia mengatakan akan pergi ke Jembrana, Bali. “ Liburan ya ?” tanya saya. “Iya sekalian pulang kerumah” katanya. Dalam benak saya tentunya mungkin orangtuanya adalah pendatang yang tinggal dan menetap di Bali. “Orang tua asli mana mbak?” tanya saya. Memang asli dari Jembrana Bali katanya. Saya cukup tidak percaya, dalam perspektif saya orang yang memang asli Bali itu tentunya seorang Hindu. Setelah bertanya – tanya lagi ternyata di Jembrana itu sejak dulu ada sebuah pesantren yang warga masyarakat disekitar pesantren itu adalah muslim. Saya baru tahu akan hal itu setelah 18 tahun tinggal di Bali. Ada hal menarik lainnya lagi yang saya dapati dari Mbak Laily, saya menanyakan kenapa tidak kuliah di Bali saja, apalagi mau mengambil jurusan Matematika, diBali ada Undiksha yang jurusan matematikanya cukup terkenal menurut saya. Dia mengtakan lebih memilih kuliah di Jawa karena merasa ada “diskriminasi” dari dosen terhadap mahasiswanya yang berjilbab dengan yang tidak berjilbab. Katanya sih lebih sulit mencari nilai. Katanya. Mungkin pandangan setiap orang berbeda – beda. Mbak Laily merasa kurang nyaman jika harus kuliah di Bali karena takutnya nanti ada diskriminasi karena memakai jilbab. Tentunya setiap orang bebas menetukan pilihan, dan itu adalah pilihannya. Hal ini mengingatkan pada tulisan saya sebelumnya mengenai menjadi minoritas. Saya juga merasakan menjadi minoritas selama kuliah di Jawa, dan untungnya saya tidak pernah merasa ada ‘deskriminasi’ sejauh ini.Saya tidak tahu apakah benar ada perbedaan pandangan dari dosen terhadap mahasiswa yang berjilbab dan tidak memakai jilbab di Bali. Entahlah. Setiap orang memiliki pandangan yang bebeda – beda, dan berhak menentukan pilihannya sendiri.

Sunday, July 21, 2013

Cerita PKM II : Sebuah Dokumentasi


            Ikut terlibat dalam suatu penelitian adalah suatu yang menarik bagi saya. Beberapa bulan lalu saya sempat membuat postingan mengenai bagaimana awalnya saya bisa ikut dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang penelitian di postingan ini. Setelah proposal kelompok PKM saya disetujui dan didanai,tentunya cerita PKM ini ada kelanjutannya. Untuk mempertanggungjawabkan dana yang telah diberikan serta memantau jalannya penelitian yang dilakukan, pihak UGM beserta Departemen DIKTI secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi (MONEV). Bagi yang sudah pernah mengikuti kegiatan PKM sebelumnya mungkin istilah monev tidak asing lagi, tapi bagi saya yang baru pertama ikut PKM pelaksanaan monev ini sangat penting dan wajib masuk blog ini.
            Monev pertama yang saya ikuti bersama teman – teman lainnya yakni monev internal yang dilakukan oleh UGM yang dilaksanakan di GSP. Ada cerita yang cukup menarik dalam monev ini, waktu itu pelaksanaan monev dilakukan pada jam kuliah, sehingga saya harus merelakan jam kuliah dan praktek saya demi monev ini. Karena ini adalah monev yang paling pertama bagi saya, tentunya ada sedikit rasa was – was untuk menjalaninya,terlebih lagi materi penelitian yang kelompok saya ambil belum pernah saya dapat dibangku kuliah,sehingga saya harus berusaha mempelajarinya sendiri diluar jam kuliah. Semua materi saya pelajari dan persiapkan dengan baik sebelum monev, file presentasipun sudah siap dan mantap. Materi kuliah dihari monev tersebut saya buang jauh sementara dan fokus terhadap penelitian ini. Yang ada dipikiran saya saat akan segera memasuki ruangan monev yakni apa yang akan ditanyakan nanti, bagaimana jika ditanyakan materi yang belum pernah saya pelajari, atau mungkin menanyakan cara mengolah data arus laut yang saat itu kelompok saya masih bingung dengan pengolahannya. Namun begitu memulai monev berlangsung apa yang ada dibayangan saya cukup berbeda, tidak ada presentasi dengan laptop atau proyektor, tidak ada pertanyaan mengenai materi penelitian apa lagi cara olah data, yang lama dikritik dan diberi saran justru dari dokumentasi berupa foto yang kelompok kami lampirkan di log book saat itu. Mungkin fotonya bisa dibuat lebih formal, bisa sambil duduk atau seolah –olah menjelaskan apa yang diteliti” itu salah satu saran dari pemonev saat itu. Memang dokumentasi yang kelompok kami tampilkan saat itu dalam posisi santai dan lesehan di lantai. Dokumentasi ini memang tidak begitu kelompok saya persiapkan karena terlalu fokus akan materi penelitian.
            Walau sedikit kecewa karena harus meninggalkan pelajaran kalkulus serta praktek pemrograman computer saat itu demi komentar akan dokumtasi,saya tetap berfikir positif saja. Dengan dokumentasi yang baik, akan bisa meyakinkan seseorang akan pekerjaan yang telah kita lakukan. Jadi buatlah dokumentasi penelitianmu dengan baik.
Ini salah satu dokumentasinya



            

Monday, July 15, 2013

Sahur

          Hari ini (15 Juli 2013) adalah hari pertama saya melaksanakan sahur. Saya memang bukan muslim, tapi hari ini saya mendapat ajakan sahur bareng bersama teman – teman saya yang sedang menunaikan ibadah puasa. Karena ajakan ini dari teman baik saya, jadi saya rasa ajakan yang baik ini, tidak baik untuk ditolak. Saya memang kurang mengerti definisi sahur itu sendiri didalam ajaran agama islam, tapi bagi saya sahur itu ya makan diwaktu subuh bersama teman yang sedang menunaikan ibadah puasa,walaupun saya tidak puasa J. Ajakan sahur ini adalah suatu kebahagiaan bagi saya, kebahagiaan akan adanya hubungan yang harmonis antara umat beragama. Dan jarang juga saya bisa menemukan kesempatan bisa makan bersama teman – teman saya jam 3.30 pagi.

            Moment sahur ini mungkin akan menjadi cerita yang indah suatu hari nanti. Dan buat teman – teman muslim semuanya, saya ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa, semoga puasanya bisa lancar J

Saturday, July 13, 2013

Survei Topografi Wilayah Teknik Geodesi UGM


           
              Di akhir semester 1 lalu saya sempat membuat postingan mengenai Peta Planimetris Wilayah Tugu Teknik UGM. Postingan tersebut saya buat setelah menyelesaikan final project praktek ukur tanah.  Di akhir semester II ini akhirnya saya juga telah selesai mengerjakan final project saya, hasilnya masih berupa peta, tapi kali ini adalah peta situasi yang berisi garis kontur. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan tinggi daerah yang sama di peta.
            Wilayah yang saya dapat kali ini tidak wilayah tugu teknik lagi, melainkan wilayah teknik geodesi UGM. Setiap wilayah pasti memiliki keuntungan dan kesulitan tersendiri. Untuk wilayah teknik geodesi UGM ini keuntungannya yakni daerahnya cukup datar sehingga garis kontur yang digambarkan di peta nantinya tidak terlalu banyak. Kesulitannya yakni wilayahnya cukup luas,karena mencakup seluruh gedung geodesi dan hutan geodesi sehingga perlu banyak waktu untuk mengikat seluruh detil yang ada. Alat yang digunakan dalam pengikatan detil kali ini tidak lagi menggunakan pita ukur seperti semester 1 lalu, tapi sudah menggunakan Topcon, jadi lebih praktis. Untuk plotting detil peta sebenarnya sama saja caranya dengan peta situasi di semester 1 lalu,bedanya kalau disemester 1 jarak antara titik kontrol dengan titik detil langsung bisa kita dapatkan dengan melihat bacaan dipita ukur,sedangkan pada suvey topografi ini jarak antara titik kontrol dan titik detil harus dihitung terlebih dahulu sebelum diplotkan ke peta. Adapun rumus jaraknya yakni :
                                                            d = A / (ba-bb) x cos2heling
            Bagian yang paling perlu kesabaran pada pembuatan peta ini menurut saya adalah pada saat penarikan garis konturnya. Yang saya alami sendiri adalah ketika plotting konturnya bentuknya jadi aneh,kadang juga daerah yang kelihatannya datar juga kenapa bisa berisi kontur, kalau sudah seperti ini mungkin saja terjadi kesalahan,kesalahannya bisa saja salah menuliskan titik tinggi, salah menghitung titik tingginya, salah menghubungkan titik tingginya, dan lain – lain. Metode penarikan garis kontur ini secara umum ada 2 cara yakni secara langsung dan tidak langsung. Untuk metode secara tidak langsung dapat dibagi lagi menjadi 3 yakni merode matematis, semi matematis dan metode grafis. Metode yang paling gampang dan praktis yakni metode grafis.
            Tak banyak mungkin yang bisa saya ceritakan di postingan mengenai survey topografi kali ini,karena jika dibahas satu per satu mungkin perlu sampai 5 kali postingan. Postingan ini hanya saya gunakan untuk mengingatkan saya suatu hari nanti kalau saya sudah pernah memetakan wilayah teknik geodesi UGM lengkap dengan konturnya. Terimasih yang sebesar – besrnya kepada kelompok 4 yakni Bondan,Baihaqi, Aeny,Puji dan si anggota baru Imung J yang sudah bekerja sama dalam pembuatan peta ini.





Thursday, July 11, 2013

Menjadi Minoritas

         Sejak SD sampai SMA saya selalu mengenyam pendidikan di Bali, yang mayoritas penduduknya adalah umat Hindu. Namun berbeda halnya ketika saya kuliah di Jogja,yang mayoritasnya adalah umat muslim, sehingga saya bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi kaum minoritas disuatu tempat.
            Awal kuliah disemester 1 dan 2, saya merasa biasa saja, hanya berbeda ketika teman – teman saya jam 12 harus sholat, dan saya tidak ikut. Namun beda rasanya ketika saya berada di jogja ketika bulan Ramadhan,semua orang dimana – mana berpuasa,setiap malam sholat taraweh dan subuh sudah saur. Kalau di Bali saat bulan ramadhan liburnya tidak selama ketika saya berada di jogja,paling hanya libur sebentar pada saat lebaran. Sekarang saya tahu kenapa bulan ramadhan didaerah yang mayoritasnya adalah muslim sebaiknya sekolah atau kuliah diliburkan saja, tentu saja akan sulit berkonsentrasi apabila kuliah kalkulus jam 7 pagi, namun dimalam sebelumnya harus sholat taraweh hingga larut malam, dan harus bangun subuh sekitar jam 4 pagi untuk sahur. Dan itu dilakukan setiap hari selama bulan Ramadhan.
            Menjadi seorang Hindu ditengah – tengah muslim yang sedang menunaikan ibadah puasa membuat saya banyak belajar. Kita belajar untuk saling menghormati satu sama lain,terutama ketika teman kita sedang berpuasa. Saya sudah beberapa kali menahan lapar untuk menunggu teman saya berbuka puasa apabila ada kegiatan bersama dikampus, menunda seluruh aktivitas ketika jam sholat sudah tiba. Sayapun turut berdoa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa ketika harus menunggu teman saya beribadah. Terasa indah ketika ada keharmonisan diantara umat beragama. Kini saya bisa merasakan bagaimana dulu perasaan teman SMA saya yang beragama Islam ketika menunggu anak – anak yang lainnya melakukan persembahyangan. Semuanya terasa indah apabila kita bisa saling menghargai dan menghormati.

Thursday, July 4, 2013

Teknik Geodesi UGM Selenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional

      Kali ini saya sedikit berbagi mengenai kegiatan yang akan diselenggarakan oleh jurusan saya,tentu saja Teknik Geodesi. Dalam Rangka Dies Natalis Keluarga Mahasiswa Teknik Geodesi UGM yang ke – 43, Departemen Pendidikan danPenelitian (DIKTI) KMTG menyelenggarakan Lomba karya tulis Ilmiah yang diperuntukkan bagi mahasiswa S1 dan D3 diseluruh Indonesia. Berikut syarat dan ketentuan lombanya :
1.      Peserta adalah mahasiswa S1 dan D3 PTN/ PTS di seluruh Indonesia.
2.      Peserta lomba adalah tim yang terdiri dari maksimal 3 (tiga) orang, dengan salah satu menjadi ketua tim.
3.      Peserta dalam hal ini harus mewakili universitas yang sama dengan ketentuan setiap universitas diperbolehkan mengirimkan lebih dari 1 (satu) tim.
4.      Peserta wajib membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 75.000,00 / tim ke rekening BNI a.n. Ni Putu Praja Chintya No rek : 0241860358
5.      Pendaftaran dapat dilakukan dengan :
a.      Mengisi formulir pendaftaran yang dapat didownload di blog www.lktim2013kmtg.blogspot.com dan mengirimkan kembali ke email lktim2013kmtg@gmail.com.
b.      Melakukan konfirmasi pendaftaran ke CP.
6.      Setelah melakukan pendaftaran, peserta wajib mengirimkan karya tulis ilmiah dalam bentuk softcopy ke email lktim2013kmtg@gmail.com dan tiga rangkap hardcopy ke sekretariat Keluarga Mahasiswa Teknik Geodesi (KMTG) FT UGM.  
7.      Karya tulis ilmiah harus orisinil dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba lain.
8.      Penentuan 10 tim finalis berdasarkan karya tulis ilmiah yang dikirim.
9.      Bagi peserta yang dinyatakan lolos menjadi finalis, penilaian akhir dilakukan terhadap karya tulis ilmiah dan presentasi.
10.  Sistematika karya tulis ilmiah :
a.       Judul
b.      Pendahuluan
Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan,
c. Tinjauan Pustaka
d. Metode Penelitian
e. Hasil Penelitian dan Pembahasan
f. Penutup
g. Daftar Pustaka
            Berikut ini adalah tanggal penting dari kegiatan lomba karya tulis ilmiah yang perlu teman – teman ingat :
  1. Pendaftaran dan pengumpulan karya tulis ilmiah dalam bentuk softcopy dan 3 rangkap hardcopy  : 10 Juli – 25 September 2013
  2. Pengumuman 10 Tim yang Lolos Seleksi : 4 Oktober 2013
  3. Registrasi dan Technical meeting 18 Oktober 2013
  4. Babak Final 19 Oktober 2013
            Ada hadiah menarik juga tentunya, selain bisa jalan – jalan ke UGM teman – teman juga bisa mendapatkan uang sebagai berikut :
Juara 1  : Rp. 1.500.000, - + sertifikat + trophy
Juara 2 : Rp. 1.250.000, -  + sertifikat + trophy
Juara 3 ; Rp. 1.000.000,- +sertfikat + trophy
            Hadiah yang paling menarik tentunya tema – teman bisa mendapatkan pengalaman presentasi langsung di Teknik Geodesi UGM.
            Berikut contact person yang bisa dihubungi apabila ada yang ingin ditanyakan
Adit (089676130620)
Bondan (085643129152)
Gora  (088274013887)




Sunday, June 2, 2013

Pengalaman Pertama Survei Hidro : Pengukuran Batimetri di Waduk Sermo



             Kali ini saya akan berbagi pengalaman saya terkait pengukuran batimetri yang saya ikuti minggu lalu tanggal 26 Mei 2013 di Waduk Sermo. Walau dalam proses pengukuran ini saya bukanlah ‘pemeran utama’ , tapi selalu ada kenangan,pengetahuan dan motivasi yang sangat sayang jika tidak dibagi dan diabadikan melalui blog gratisan ini.
           Awalnya masih tak menyangka kalau disemester 2 ini saya sudah bisa ikut terlibat langsung dalam proses pengukuran batimetri,mungkin banyak dari senior saya yang belum pernah melakukan pengukuran batimetri secara langsung, Karena materi dan prakteknya baru diperoleh disemester 5.
           Survey hidro ini bisa saya ikuti awalnya karena tawaran dari dosen pembimbing PKM saya,yakni Bapak Abdul Basith. Beliau sedang membantu mahasiswanya yang sedang menyusun skripsi yang kebetulan berkaitan dengan survey hidrografi dan mengambil penelitian di waduk Sermo. Tawaran dari dosen ini tentu tak saya lewatkan,karena pengalaman ini mungkin tak semua orang bisa dapatkan. Saat itu saya sangat merasakan betapa pentingnya mengenal dosen,tapi lebih penting lagi kalau kita yang dikenal dengan baik oleh dosen. Bersyukur sekali rasanya saya ikut PKM sehingga bisa dikenal baik oleh Pak Basith. Alasan lain mengapa saya diikutkan oleh Pak Basith yakni disetujuinya usulan saya dan teman –teman dari departemen Dikti KMTG yang mengajak Pak Basith untuk membuat Study Club Hidro di jurusan Teknik Geodesi, sehingga beliau menyarankan untuk ikut survey hidro ini,agar ada gambaran kegiatan club nantinya.  
           Pengukuran batimetri ini dilakukan bersama 8 orang yakni Mas Gia mahasiswa teknik geodesi angkatan 2009 yang sedang menyusun skripsi, Mas Indro teknik geodesi 2008, Mas Dicky Teknik geodesi 2010, Mas Bagas Teknik Geodesi 2011,Mas Bowo penjaga Lab. Hidro,Pak Basith dan Pak Bambang selaku dosen pembimbing dan saya tentunya. Saya sadar waktu diajak survey ini saya tidak banyak punya bekal ilmu dibidang pengukuran batimetri secara langsung, tapi yang saya tahu tenaga saya mungkin masih berguna nanti untuk membantu membawa atau memindahkan alat – alat yang diperlukan. Ternyata benar saja, pagi – pagi jam 06.00 WIB saya sudah berada dikampus dan diberi tugas untuk membantu memindahkan alat dari lab ke mobil. Saat itu saya juga belum tau alat apa saja yang saya angkat, belum ada kesempatan untuk menanyakan lebih detil, pikiran saya pasti nanti selama pengukuran bisa saya tanyakan kepada senior – senior saya. Lokasi waduk sermo cukup jauh dari kampus, bisa ditempuh dengan mobil sekitar 50 menit sampai 1 jam perjalanan. Saya sebelumnya belum pernah ke Waduk tersebut dan tak tahu seperti apa medan yang saya akan hadapi nantinya,pikiran mulai menghayal kemana – mana,ditambah lagi saya yang ter-yunior di tim ini dan belum banyak pengalaman sehingga ada sedikit rasa was – was juga. Pagi jam 8 akhirnya tim berangkat ke waduk Sermo dengan membawa 2 mobil, dan sekitar jam 9 kita sampai di Waduk Sermo. Pikiran saya menjadi lebih tenang begitu sampai di Waduk Sermo, karena Waduk Sermo ini ternyata adalah obyek wisata, yang menyuguhkan pemandangan yang indah dan air yang sangat tenang. Disana tentu saja saya awalnya masih memerankan peran saya sebagai juru angkat alat dari mobil menuju ke perahu nelayan kecil. Naik perahu ini pun baru pertama kali ini saya rasakan. Setelah semuanya siap dikapal ,survei pun segera dilakukan,hal yang pertama dilakukan adalah mempersiapkan dan memasang alat – alat yang akan digunaakan untuk pengukuran batimetri. Survey batimetri adalah survey yang dilakukan untuk pengukuran kedalaman laut atau wilayah perairan. Pada saat persiapan pemasangan alat inilah saya menemukan kesempatan untuk bertanya – tanya kepada senior. Dengan beberapa sentuhan “kepo” akhirnya saya bisa cukup mengerti alat apa yang akan digunakan dan apa gunanya. Alat yang digunakan antara lain Echosounder, GPS, moxa, fishfinder, Transduser,barchek, dan laptop tentunya yang sudah dilengkapi dengan software Hidro pro.


          Stelah bertanya kepada Mas Gia,yang merupakan “pemeran utama” dalam survey kali ini, saya mulai mengerti kalau ternyata inti dari tujuan skripsinya adalah membandingkan ketelitian alat Transduser dengan fishfinder didalam pengukuran kedalaman wilayah perairan. Echosounder disini merupakan alat utama yang dalam pengukuran batimetri dan dapat langsung maanpilkan hasil ukurannya. Sedangkan fishfinder sebenarnya alat yang biasa digunakan nelayan atau pemancing untuk mendeteksi keberadaan ikan, namun findfiser ini juga dapat menampilkan data berupa kedalaman. Selain itu ada juga yang disebut Transduser yang berfungsi menirimkan sinyak akustik kedalam air menuju dasar laut sehingga nantinya bisa diperoleh kedalamannya. Transduser ini dapat ditaruh disamping kapal dan berada dibawah permukaan air. Tranducer memancarkan sinyal -sinyal akustik ke bawah permukaan laut. Sebenarnya prinsipnya hampir sama seperti pengukuran jarak menggunakan total station. Rumusnya : Jarak = ( Kecepatan gelombang x Waktu ) / 2. Alasan dibagi 2 yakni karena jarak yang ditempuh kan bolak balik, jadi dibagi 2 supaya jarak one way saja yang didapatkan. Alat penting lainnya adalah barchek, barchek ini berbntuk seperti rantai dengan ada bagian besi yang sedikit melebar diujungnya. Setiap kali sebelum melakukan pengukuran batimetri kedalaman dasar laut, kita harus melakukan kalibrasi Barcheck.. Prinsip kerjanya sederhana saja, pertama kita ukur draft ( jarak permukaan air ke sensor ), kemudian kita inputkan ke dalam echosounder, setelah itu barcheck kita taruh di kedalaman 1 meter dekat dengan sensor tranducer . Logikanya kan seharusnya pada barcheck 1 meter, angka yang dibaca di echosounder juga 1 m...Namun biasanya tidak 1 meter, tetapi 1,2 meter atau lebih. Nah karena itu kita harus merubah parameter Velocity dan Indeks sedemikian rupa sampai kedalaman pada barcheck 1 meter,dan angka yang dibaca echosounder juga 1 meter. Nah itu tadi adalah sedikit penjelasan mengenai alat – alat yang digunakan,selanjutnya ketika semua alat telah siap dipasang, survey mulai dilakukan. Melalui laptop yang sudah terinstal dengan software hidro pro,kini dilayar mulai nampak lokasi kapal yang berada pada suatu titik didalam peta jalur yang akan dilewati nantinya. Peta jalur ini sebelumnya sudah dibuat oleh Mas Gia dengan bantuan google map kemudian dilakukan digitasi dengan Auto Cad. Bagian selanjutnya adalah bagian favorit saya selama survey kali ini, yakni lewat layar laptop kemudian kapal mulai bergerak dan tim mulai mengarahkan kapal agar tidak keluar dari jalur yang diinginkan. Melihat layar laptop dan membantu mengarahkan kapal membuat saya seolah –olah sedang berada di kapal Sonne yang megah dan melakukan penelitian skala Internasional. Mungkin ada yang belum tau kapal sonne adalah kapal yang digunakan untuk pemelitian dasar laut skala internasional disamudra Hindia oleh beberapa orang peneliti,salah satunya adalah dosen teknik geodesi UGM,yakni Bapak Made Andi Arsana. Semua cerita tentang pengalaman beliau sudah dibukukan dalam bukunya yakni “Cincin Merah di Barat Sonne” , beruntung saya telah selesai membaca bukunya itu karena beberapa teori yang dijelaskan dibuku itu terkait pengukuran batimetri bisa saya rasakan dan praktekkan secara langsung. Untuk survey selanjutnya kebanyakan hanya memantau pergerakan kapal saja melalui laptop.


         Itulah sedikit pengalaman yang bisa saya ceritakan ditengah masih minmnya dasar ilmu yang saya miliki terkait hidro. Membaca buku dan refrensi – refrensi lain terkait hidro mungkin bisa dilakukan dengan membeli bukunya,namun sebuah pengalaman tak akan bisa dibeli dimanapun kalau tidak kita usahakans endiri untuk memulai dan mencarinya.