12 November 2013
Satu minggu belakangan ini jadwal organisasi saya sangat padat karena ada hajatan yang cukup penting di kampus. Hari ini pun saya harus pulang jam 11 malem. cuaca yang hampir hujan setiap sore membuat kondisi semakin melemah.
Malam ini sebelum balik ke kos saya menyempatkan diri membeli minuman ke sebuat toko di dekat kos. Ada pemandangan yang cukup memprihatinkan di depan toko ini. Seorang Bapak tua, duduk lemas didepan toko, dengan pakain yang compang camping dan botol bekas yang berisi beberapa uang receh. Banyak orang menyebutnya pengemis. Pengemis memang cukup sering saya jumpai di Jogja, selalu ada rasa kasihan ketika melihat sodara kita yang masih hidup tidak layak seperti ini. Malam itu juga ingatan saya kembali ke masa saya masih kelas 2 SD. Waktu itu saya baru selesai sembahyang di pura, karena waktu itu hari raya yang cukup meriah jadi sangat banyak pedagang yang berjualan dipelataran pura. Jiwa kanak-kanak saya tentu tidak bisa menahan godaan untuk berbelanja saat itu. Saya membeli beberapa makanan saat itu. Dan yang membuat saya masih mengingat kejadian itu sampai sekarang yakni karena ada penyesalan yang saya alami waktu itu. Waktu itu saya tidak sengaja mendengar pembicaraan teman saya dengan orang tuanya "Pak,gede mekite mebelanje". "Bapak sing ngelah pis De". Artinya teman saya saat itu berbicara kepada Bapaknya " Pak, saya mau belanja". Dan Jawabannya Bapakknya "Bapak tidak punya uang". Dengan wajah yang sedikit lemas dari sang ayah dan ekspresi kekecewaan teman saya itu, membuat saya ingin menolong. Walaupun saat itu saya masih SD tapi saya selalu diajarkan oleh Ibu saya rasa peduli kepada sodara dan teman-teman saya. Waktu itu dalam hati kecil saya, saya ingin meminta uang pada ayah saya dan mengajak teman saya berbelanja. Tapi mental saya tidak cukup brani untuk meminta uang pada ayah saya saat itu. Ayah saya adalah sosok yang tegas dan disiplin bagi saya saat itu, saya tidak berani banyak meminta kepada ayah saya. Akhirnya sayapun pulang, dan teman sayapun hilang dari pandangan beberpa menit setelah itu. Hingga akhirnya kenangan itu masih ada sampai saat ini.
Melihat bapak - bapak didepan toko dengan keadaan yang lemas membuat saya prihatin. Muncul pertanyaan nanti kalau sudah larut malam dimana dia akan tidur,? apa tidak kedinginan dicuaca seperti sekarang ini jika masih diluar sampe larut malam seperti ini. Saya tidak bisa membayangkan jika saja saya lahir dalam kondisi keluarga yang dari awal memang tidak punya rumah ataupun hidup nomaden. Bisa saja saya juga menjadi pengemis.
Saat ini mental saya tidak lagi seperti SD dlu, saya berani mengambil keputusan sendiri. Saya lihat dompet saya, tidak banyak memang uang yang ada, tapi saya bertekad ingin membelikan sesuatu yang bisa membuat Bapak itu sedikit lebih baik. Melihat kondisinya yang lemas dan sedikit krus, saya memutuskan untuk membelikannya sebotol minuman, karena uang juga tidak banyak jadi tidak banyak yang saya berikan, tapi mudah-mudahan saja ini bisa menghilangkan dahaga ketika ia haus.
Perbuatan ini bukanlah hal yang hebat, semua orang bisa melakukkannya, saya hanya menerapkan beberapa ilmu kemanusiaan yang selalu ibu saya ajarkan. Saya menuliskan kejadian ini suapaya saya bisa mengingat kejadian ini dalam jangka waktu lama, bukan sebagai sebuah penyesalan seperto waktu SD, melainkan sebagai panggilan hati yang akan slalu mengingatkan saya untuk peduli kepada sesama dimanapun saya berada nantinya.
Sometimes inspiration comes from simple things, depends on how we see it
Sunday, November 17, 2013
Sunday, November 10, 2013
PKM di Tahun ke 2
17 Oktober 2013
Pagi ini saya harus pergi ke baleirung / kantor pusatnya
UGM, ini bukan kali pertamanya saya kesini tapi saya selalu kagum dengan tempat
ini, design bangunannya unik,halaman yang tertata rapi, jalannya bersih dan
tidak ada motor yang boleh masuk, ditambah lagi lampu taman yang tidak seperti
lampu-lampu taman di Indonesia lainnya membuat tempat ini seolah – olah bukan
di Indonesia.
Tapi tunggu, kali
ini bukanlah baleirung yang mau saya ceritakan, tujuan saya ke baleirung adalah
untum membawa lembar pengesahan PKM-penelitian saya untuk dimintai tanda
tangan, ini adalah kali keduanya saya mengikuti kegiatan PKM. Sampai
dibaleirung terlihat sudah banyak mahasswa yang mengantre untuk menaruh lembar
pengesahan. Pemandangan ini mengingatkan saya pada pengalaman saya tahun lalu
yang juga datang kesini untuk mengumpulkan lembar pengesahan. Waktu itu saya
masih beberapa bulan menjadi mahasiswa, dan waktu pengumpulan lembar pengesahan
tahun lalu bertepatan dengan hari UTS. Waktu itu saya cukup frustasi dibuatnya
karena besoknya saya harus mengikuti UTS mata kuliah Geologi, karena ini adalah
UTS pertama saya sebagai mahasiswa, saya ingin mempersiapkannnya
sebaik-baiknya, tapi karena mengurus PKM ini saya harus meluangkan waktu saya.
Disaat beberapa teman saya, saya lihat sudah kemana – mana membawa buku
Geologi, saya masih harus mondar – mandir mnegurus PKM,saya cukup tegang juga
waktu itu,, bagaimana nanti saya belajarnya kalau mengurus PKM lama begini.
Tapi saya mencoba berpikir positif saja, selesai mengumpulkan lembar pengesahan
saya harus fokus belajar. Walau disibukkan dengan PKM, akhirnya nilai Geologi
saya juga dapat A. Disinilah letak kepuasannya, disaat kita ikut kegiatan
seperti PKM tapi kita masih bisa memanagemnet waktu untuk belajar, dan akhirnya
keduanya sukses dijalani, walaupun waktu itu PKM saya tidak sampai PIMNAS, tapi
sudah lumayan karena bisa didanai, apa lagi ini adalah pertama kalinya saya
ikut PKM.
Ditahun kedua sekarang saya kembali
mengikuti PKM bersama 2 orang senior saya kali ini saya memberanikan diri menjadi
ketua kelompok. Saya kembali memilih PKM Penelitian lagi ditahun ini, idenya
sebenarnya datang dari penelitian senior saya yang sudah pernah dilakukan tahun
lalu, saya diajak untuk memebantu menjadikan penelitiannya menjadi proposal
yang siap diajukan untuk PKM, dengan bekal pengalaman ikut PKM tahun lalu
tentunya ajakan senior ini tidak akan saya tolak, karena sebelumnya saya juga
kesulitan mencari ide untuk PKM. Dalam PKM ini judul penelitiannya yakni Analisis Pemantauan Deformasi Horisontal Waduk Sermo dari Tahun
2012 sampai 2013 dengan Metode Hitung Kuadrat Terkecil sebagai Bentuk Mitigasi
Bencana Alam . Judul kali ini tidak “sesangar”
judul tahun lalu menurut saya karena beberapa materi dalam penelitian ini sudah
saya dapat di perkuliahan, tidak
seperti tahun kemarin yang hampir keseluruhan materi PKM belum saya dapat
dikuliah, akhirnya saya harus belajar sendiri dari awal untuk bisa
berkontribusi di PKM tahun lalu.Saya merasa beruntung
bisa dekat dengan senior, ide dan hasil penelitian bisa saya dapat cuma-cuma,
kini tugas saya adalah membantu menuliskannya ke dalam proposal PKM. Penulisan proposal PKM ini harus mengikuti
aturan penulisan dari dikti, dapat dilihat di panduan PKM 2013. Tinggal di
search d google saja pandaunnya pasti bisa didapat.
Kegiatan – kegiatan PKM sepertinya
sangat positif menurut saya, ini adalah salah satu sarana untuk memperkenalkan
jurusan kebangaan saya,yakni Teknik Geodesi.. Sudah seharusnya mahasiswa
Geodesi ikut berpartisipasi kegiatan PKM ini, dengan jumlah jurusan Geodesi
yang masih sedikit di Indonesia, kita perlu mempolurken Geodesi. Seorang guru
besar saya mengatakan Cara terbaik
menarik perhatian orang yakni dengan menunjukkan prestasimu. Di PKM ini
saya akan berusaha untuk membawa nama Geodesi agar bisa menuju ke PIMNAS.
Astungkara. Ayo rekan – rekan mahasiswa Geodesi kta tunjukkan prestasi anak
Geodesi di ajang PKM ini.
Best Regards,
Made Sapta – Geodesi UGM 2012
Saturday, November 2, 2013
Surganya Anak Geodesi - Forum Ilmiah Tahunan Ikatan Surveyor Indonesia 2013
Belum pernah sebelumnya
saya mengikuti forum yang hampir semua pesertanya adalah surveyor – surveyor
berpangalaman, Total Station dan GPS – GPS canggih ada disetiap sudut
ruangan, seperti surganya anak Geodesi.
Pengalaman ini berawal dari pesan di Facebook dari Dosen
saya yang menyarankan saya untuk ikut acara Forum Ilmiah Tahunan Ikatan
Surveyor Indonesia ini, kalau bisa presentasi akan sangat bagus himbaunya.
Mendapat pesan seperti itu, langsung saja saya cari – cari syarat mengikuti
forum tersebut, ternyata dalam forum tersebut kita bisa menjadi pemakalah
dengan cara membuat paper kemudian dipresentasikan atau bisa menjadi peserta
saja. Ada beberapa tema yang bisa dipilih untuk membuat paper, template
penulisannya juga sudah disediakan kita tinggal menulis.
Target
saya kali ini tentunya bisa presentasi diacara forum ini, minimal saya harus
mengirimkan paper ke forum ini, maslah presentasi belakang saja. Lalu muncul pertanyaan ,“Apa
yang harus saya tuliskan dalam paper ini??” Terpikir dibenak saya untuk menjadi
PKM – penelitian yang pernah saya buat untuk bersama beberapa teman untuk
dijadikan paper, namun begitu saya berdiskusi dengan ketua klompok PKM saya,
ada sedikit perbedaan pendapat akhirnya PKM ini tidak bisa saya jadikan Paper.
Saya belum menyerah sampai disini,saya yakin kalau penulis yang baik adalah
pembaca yang baik, karena belum banyak paper yang saya baca,akhirnya saya
memustskan untuk meinjam beberapa kumpulan paper di perpus,siapa tau ada ide
dari membaca. 5 buku kumpulan paper habis saya baca dalam 1 malam, saya mulai
terbayang bagaiman bentuk penulisan paper dan apa saja objek yang bisa
diteliti, walau sudah membaca tentu tidak langsung dapat ide. Esok harinya saya
tidak sengaca membaca mengenai kasus reklamasi di Teluk Benoa Bali, Gubernur
Bali menyatakan ingin melaksanakan reklamasi untuk mengatasis abrasi. Abrasi,
inilah jawabannya dari ide saya,sebelumnya saya membaca paper menegenai
pemantauan abarasi dengan satelit Landsat ETM+, metode yang digunaka adalah metode
overlay analysis sama seperti PKM saya terdahulu sehingga ada sedikit gamabran
mengenai hal itu. Saya coba mencari di google tentang citra Landsat, dan
ternyata Landsat terbaru baru saja diluncurkan tahun 2013, yakni Landsat 8.
Saya coba menghubungkan beberapa hal yakni Teluk benoa, landsat 8, abrasi dan
overlay analisis, setelah perhelatan hebat terjadi dipikiran saya untuk membuat
sebuah judul penelitian, akhirnya saya berhasilkan menuliskan sebuah ide
penelitian yakni Analysis Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Satelit
Landsat Sebagai Bentuk Penanggulangan Terjadinya Abrasi di Wilayah Pesisir
Teluk dan Tanjung Benoa. Ini baru judulnya, lalu isinya?
Saya
sebnanya baru menginjak semester 3 saat ini,tentu belum banyak ilmu yang saya
kuasai, apalagi mengenai satelit yang seharusnya saya peroleh di semester 5,
tapi saya yakin semua ilmu pengetahuan bisa dipelajari, ini tergantung niat dan
usaha kita saja. Setelah googling - googling,saya akhirnya bisa mendownload
citra satelit Landsat 8, bisa kita dapat secara gratis di http://earthexplorer.usgs.gov/,
bersyukur sekali ada google. Namun setelah didownload tentu citra satelit ini
harus diolah, setelah mencari - cari caranya,saya belum bisa mengolahnya
sendiri,singkat saja akhirnya saya memutuskan mengajak 2 orang senior saya yang
saya yakin bisa mengolah citra Landsat, saya jelaskan mengenai ide saya
akhirnya dapatlah saya bekerja sama dengan Mas Bagal Lail (Geodesi UGM 2011)
dan Mbak Dessi Apriyanti (Geodesi UGM 2010).
Ide
saya untuk penelitian kali ini yakni melakukan overlay pada citra Landsat di
tahun 2013 dengan tahun 1995 di daerah Benoa, Bali,dari overlay tersebut
kemudian bisa dihitung seberapa luas daerah yang terabrasi dengan menggunakan
ArcGIS. Setelah beberapa minggu bekerja bersama, titik terang terus datang
hingga akhirnya papernya dapat terselesaikan denganluasan daerah terabrasi
sudah diperoleh. Langsung saja saya kirimkan papernya kepada panitia FIT ISI.
Selang
beberapa hari, balesan email pun tiba,sungguh seperti sebuah keajaiaban saya
dengan anggota kelompok lainnya diundang untuk presentasi tanggal 31 Oktober di
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Jogja. It
show time. Kesempatan ini tentu tidak saya lewatkan.
Tuhan
sepertinya memberikemudahan pada saya, mulai tanggal 28 Oktober sebenarnya saya
menjalani UTS, tapi tepat di tanggal 31 Oktober di hari presentasi tidak ada
jadwal UTS, sepertinya saya dituntun untuk ikut acara FIT ISI ini.
Hari
Presentasi dan Seminar
Jam 7.30 saya
berangkat menuju STPN, jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat kos, sampe
disana saya cukup kaget. Bapak – Bapak dan Ibu berpakain rapi sudah nampak
registrasi ulang, saya dengan motor matic yang sedikit kotor dan kemeja
seadanya nyeleneh parkir diantara
Bapak – Bapak disana. Sepertinya saya yang termuda disini. Namun begitu saya
masuk, seperti ada surga disana, alat – alat survey ada dimana – mana,semuanya
terlihat canggih dan keren, perusahaan- perusaahan penyedia alat survey membuka
“lapak” disana. Bukan sembarang lapak, tapi lapak kelas mewah yang memamerkan
alat – alat survey yang sudah pasti harganya mahal.
Didalam saya melihat beberapa senior saya yang ternyata
bekerja disuatu perusahaan penyedia alat sebagai technical support, langsung saja saya hampiri dan berbincang –
bincang disana, ada suatu pembicaraan menarik dengan seorang senior saya,
“Lanjutkan terus lah menulis di Blogmu, supaya ketika nulis geodesi di google
yang muncul geodesi UGM”. Ternyata beberapa senior saya juga membaca blog saya,
ada kepuasan tersendiri ketika orang yang tidak kita duga membaca tulisan kita,
percayalah. Kemudaian saya diajak berkeliling mengunjungi semua stan-stan alat
survey, hebatnya ternyata hampir semua stan-stan disana diisi oleh alumni
geodesi UGM, bahkan ada yang belum lulus tapi sudah menjadi technical support
di perusahaan, salut dah sama senior – senior di Geodesi UGM
Sebelum acara forum/presentasi, paginya diadakan seminar
nasional, pembicaranya dari ketua BPN RI, BIG, dan ketua jurusan Teknik Geodesi
UGM pun ada.Menjelang mulainya seminar, pengunjung semakin ramai, saya melihat
disekitar ternyata hampir semua dosen saya ada disini,pantas saja jadwal UTS
kosong. J
Ada hal yang menarik lagi, yakni buku panduan FIT ISI,
disana terdapat seluruh abstrak dari paper yang dipresentasikan, saya lihat
sebagian besar penulisanya adalah dosen dan orang-orang yang sudah bekerja,
saya langsung mencari abstrak paper saya, ternyata ada, walau sepertinya ada
sedikit salah ketik di bagian nama saya, tapi tidak apa – apalah, ada rasa
kebanggaan tersendiri ketika paper saya dan teman-teman bisa dibukukan bersama
paper-paper hebat milik dosen dan yang lainnya.
GPS
dimana – mana, Total station, dosen-dosen dan surveyor saling berkumpul dan
berdiskusi, kepala BPN, BIG, kepala jurusan dll ada dalam satu ruangan, seperti
sedang ajang reuninya para surveyor, dan saya terselip diantara orang orang
hebat ini, saya sangat bersyukur. Ada senior saya yang mengatakan setelah hampir
5 tahun kuliah baru kali ini mengikuti FIT ISI, padahal ada setiap tahun, “kamu
sangat beruntung baru angkatan 2012 bisa ikut ini”. Saya hanya bisa tersenyum dan bersyukur
mendengar ini. J
Setelah mengikuti seminar, kemudian jam 14.00 akan
diadakan presentasi, rupanya jadwalnya molor 1 jam dari jadwal di buku panduan,
2 orang rekan satu tim sayapun sudah datang sebelum presentasi, sebelumnya
mereka tidak ikut seminar karena ternyata mahasiswa semester atas masih ada
UTS.
Presentasi akan dilaksanakan diruangan yang berbeda –
beda, saya mendapat diruang IV bidang Remote Sensing dan SIG. sampai disana
beberapa bapak – bapak sudah ada disana, ada juga senior saya angkatan 2009
ternyata juga presentasi disana. Saya sangat menikmati keberadaan saya yang
masih terlihat muda disana J Moderator kemudian membacakan aturan
presentasinya, aturannya cukup membuat saya kagaet, presentasi hanya 5 menit
dan cukup 1 orang. Padahal beberapa hari sebelumnya saya sudah konfirmasi ke
panitia dan mendapat informasi bahwa presentasi 10 menit dan jumlah presentator
boleh ditentukan sendiri. Saya langsung diskusi daruruat dengan anggota
kelompok lainnya, akhirnya diputuskan yang presentasi adalah senior saya
angkatan 2011, yang memang akan lebih fasih menjelaskan cara pengolahan data
satelitnya. Sebenarnya ada sedikit rasa kekecewaan, rencana presentasi awal
yakni ber 2 saya dan Mas Bagas, akhirnya harus cukup Mas Bagas saja. Okelah
kali ini tidak apa – apa, saya rasa masih bisa menciptakan kesempatan
presentasi di lain hari.
Presentasi berjalan dengan bak, saya mengikuti
keseluruhan presentasi yang ada diruangan tersebut,ide – ide yang benar – benar
geodesi banayk disini. Saya sanngat berterimakasih kepada dosen saya yang
sebelumnya memberi pesan kepada saya di facebook untuk mengikuti acara ini.
Mahasiswa Geodesi sudah seharusnya wajib mengikuti acara FIT ISI ini. FIT ISI
2014 saya targetkan nama saya harus ada kembali sebagai pemakalah. Astungkara.
Tuesday, October 22, 2013
SMS Galungan
22 Oktober 2013
Pagi ini saya mendapat sebuah SMS yang membuat saya
langsung diam sejenak dan merenung. SMS tersebut bersisi pesan “Rahajeng
Nyanggre Rahina Jagat Galungan lan Kuningan”
( Selamat hari raya galungan dan kuningan).
Saya baru ingat kalau besok adalah Hari Raya Galungan.
Hari peringatan kemanangan Dharma ( kebaikan ) melawan Adharma (kejahatan).
Jika dibali hari ini sudah seharusnya disibukkan dengan nampah daging Babi bersama – sama. 2 Minggu terakhir ini memang
kesibukan kuliah sangat padat, tidurpun hanya bisa 2-3 jam saja. Rutinitas
kampus yang tiap pagi sampe pagi lagi tak berhenti membuat saya hampir tidak
memikirkan kalau besok Hari Raya Galungan. Mungkin beginilah kalau berada di
rantauan dan menjadi kaum minoritas, suasana yang biasanya sibuk membntu orang
tua dirumah, silahturahmi dengan keluarga besar kini harus direlakan hilang
dulu, karena Galungan kali ini paginya saya tetap harus kuliah sampai
sore hari. Semua jadwal sorepun saya batalkan agar dapat melaksanakan
persembahyangan.
Mungkin masih banyak lagi perantau – perantau yang
sedaerah dari Bali diluar sana yang merayakan Hari Raya Galungan tanpa ditemani
keluarga, atau umat Hindu di suatu daerah yang bukan manjadi mayoritas, Saya mengucapkan
Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan, semoga di hari berbahagia ini kita
selalu mendapat tuntunan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk slalu berbuat dan
bertindak di jalan Dharma.
Sunday, August 18, 2013
Menjadi Waiter
Entah
apa yang saya pikirkan saat teman saya menelepom dan mengajak saya untuk membantunya bekerja
seharian atau istilah kerennya Daily
Worked (DW) disebuah hotel dipinggir pantai Legian, sebut saja hotel Bali
Mandira. Hanya sempat menimbang nimpang mau ikut kerja atau tidak dalam
beberapa detik saja, saya langsung memutuskan untuk ikut kerja. Jujur saja,
mencoba hal yang baru dan cukup menantang adalah hal yang saya senangi, ada
kepuasan tersendiri kalau sudah selesai melakukannya.
Saya mempunyai teman dekat yang sering bekerja
DW di hotel tersebut, namanya Putra. Selama liburan semester ini dia sering
menceritakan pengalamnnya bekerja di hotel – hotel, dan saya cukup tertarik
akan ceritanya. Mungkin dari ketertarikan saya akan cerita2nya itu dia
memutuskan untuk mengajak saya bekerja.
Yang cukup menarik bagi saya adalah
profesi saya di hotel nanti, saya bukanlah menjadi surveyor, bukan mengolah
peta atau melakukan penelitian tetapi menjadi waiter. Walaupun basic saya
adalah seorang Engineer, tapi saya yakin untuk pekerjaan waiter ini bisa saya
lakukan. Hal yang menarik lainnya lagi adalah pada saat bekerja nanti akan ada
Wedding Party, dan yang menikah adalah WNA kebangsaan Australi, tentunya saya akan melayani tamu – tamu dari luar Indonesia.
Dengan kemampuan bahasa Inggris yang cukup pas2an ini saya ingin menjajal
sejauh mana kemampuan saya dalam berkomunikasi bahasa Inggris. Putra juga
sempat menjelaskan mungkin selese kerja akan larut malam, saya tidak hiraukan
lagi hal itu, rasa ingin mencoba hal – hal yang baru sudah mengalahkan
semuanya, toh ini juga cuma kerja satu hari,, lumayan untuk mengisi liburan,
dan mengisi kantong tentunya J.
Saya
mulai bekerja dari pukul 13.00 Wita, perlu waktu 1 jam untuk melaju dari Tabanan
ke Legian. Sampai disana, saya cukup kagum atas kemewahan hotelnya, pemandangan
yang langsung mengarah ke pantai, kolam renang yang dilengkapi pasir putih,
kalau kata temen saya ini namanya “Awsome”. Disana saya memdapat tugas menata
kursi dan meja yang akan dipakai para pengunjung nanti, semuanya dirias serba
putih, dihiasi bunga2 dan langsung mengarah ke pantai,,konsep yang sangat
indah. Waktu itu saya juga sempat mengangkat kursi, memang hal yang biasa, tapi
mengangkat 71 kursi cuma berdua dan memindahkannya dengan jarak yang cukup jauh
itu luar biasa,capeknya. Akhirnya tiba saatnya pesta pernikahannya, suasannya
sangat indah, diiringi lagu romantis, bunga2 dan hiasan serba putih , mirip
dengan adegan film Twilight ketika Edward menikah dengan Bella. Setelah selesai
sesi pernikahannya, tibalah waktu yang cukup mendebarkan bagi saya, yakni
waktunya tamu – tamu makan dan minum. Dan saya akan menjamu para tourist ini.
Untungnya sehari sebelumnya saya sudah kuliah privat bersama putra tentang apa
yang akan saya lakukan hari itu. Hal yang unik yang saya temukan waktu itu
adalah nama minumannya, hampir semua minumannya beralkohol dan namanya cukup
unik, ada mulito, g-seven (white wine), Jacob grik (red wine), vina colada dll.
Ada juga coca cola, tapi bule biasanya menyebutnya coke, kalau sprite menjadi
lemonade. Ketika berbicara dengan tourist saya menggunakan prinsip LNGN ( Loe Ngerti Gw Ngerti) yang penting menu
yang dipesan benar. Saya hanya focus dengan kata2 minuman yang akan dia
ucapkan. Saya juga sempat salah membawakan minuman karena saking cepatnya bule
itu ngomong,, dia memesan Shirley temple mix with vodka, saya baru tahu ada
minuman bernama Shirley temple dan saya hanya mendengar kata vodkanya saja,
alhasil saya bawakan vodka saja, untungnya dia tidak marah, dan akhirnya saya
diberikan penjelasan tentang minuman yang dipesannya secara lebih pelan.
Semakin malam pesanan minuman tak usai2, entah kenapa mereka tak bosan minum,
entah sudah berapa minuman beralkohol yang saya bawakan, baunya sangat unik,
ada yang alcoholnya sangat menyengat, ada juga baunya manis dan terlihat
menggoda untuk dicicipi, tapi sayangnya tak ada kesempatan untuk itu. Waktu
sudah menunjukkan pukul 22.00 wita, tapi pesta masih belum usai, semua bedisko
berjingkrak2, entah mabuk atau tidak , entahlah, tapi semuanya nampak senang.
Alunan music yang keras,, alcohol dimana mana, orang berjingkrak2, semuanya
bule,,, merupakan pemandangan yang jarang saya lihat,seperti bukan di Indonesia
saja. Akhirnya jam menunjukkan pukul 23.00 dan pemesanan minuman dihentikan.
Walaupun begitu masih ada saja bule yang tetap ingin mememsan minuman,entah apa
yang ia pikirkan. Tugas saya saat itu masih belum berakhir, saya masih harus
membereskan gelas2 minuma,kursi dan meja2. Rasa lelah, lapar dan ngantuk
bercampur, segera saya selesaikan sisa pekerjaan agar bisa lekas pulang.
Akhirnya pukul 01.00 dini hari saya baru bisa pulang.sungguh lega rasanya semua
tantangan hari itu bisa terselesaikan dengan baik.
Banyak
pelajaran baru yang saya peroleh dari pekerjaan ini,, bukan hanya bisa tahu
nama – nama minuman alcohol saja, tapi disini saya juga diajarkan untuk lebih
menghargai uang dan waktu yang kita punya. Mungkin pelajaran ini sudah sering
diberi tahu oleh orang tua kita,, tapi merasakannya sendiri secara langsung itu
jarang bagi saya. Memang ini tidak pertama kalinya saya bekerja untuk mencari
uang,, tapi bekerja dibawah tekanan bos dan melayani bule itu hal yang jarang
saya peroleh. Saya bersyukur semua dapat berjalan baik dan lancar. Ini baru
menjadi waiter, sejenak saya berfikir bagaimana nanti saya bekerja jika sudah menjadi
surveyor dengan gelar Sarjana Teknik. Entahlah. Yang jelas cerita itu suatu
saat akan tertulis di blog ini J
Friday, July 26, 2013
Cerita Laily
Hari ini (20 april) akhirnya saya bisa pulang ke Bali
setelah sekian lama menunggu kegiatan monev PKM selesai. Saya memutuskan pulang
naik Bus,tentunya ini karena biaya. Ini adalah pulang ke 2 saya ke Bali dengan
naik Bis. Akhir semester lalu saya naik bis juga ubtuk pulang ke Bali. Tapi
kali ini adalah kali pertama saya naik bis sendiri, karena sebelum – sebelumnya
saya selalu pulang bersama teman – teman satu alumni SMA. Namun karena ada
perbedaan kegiatan jadi saya harus pulang sendiri.
Saya memilih untuk duduk didepan di seat 2B. Kalau
biasanya setiap naik bis saya selalu mengbrol sepanjang perjalanan bersama
teman seSMA saya dulu, tentu akan lain ceritanya ketika saya naik Bis sendiri, akan
ada orang yang baru yang tidak saya kenal yang duduk disebelah saya. Saat bis
baru tiba, sudah nampak dari jendela seorang wanita berjilbab duduk si seat 2A,
sepertinya juga seorang mahasiswa. Saya hanya tersenyum simpul kepadanya ketika
mulai duduk dan menaruh barang bawaan. Awalnya tidak ada percakapan apapun
sampai bis sudah berjalan beberapa kilometer. Kemudian ditengah perjalanan
petugas bis memberikan snack keseluruh penumpang, begitu dapat snack langsung
saja saya makan karena saya blum makan siang saat itu. Berbeda dengan wanita
disebelah saya yang langsung menaruh snack, bisa saya pastikan dia sedang
puasa. Rasanya tidak enak jika dalam perjalanan jauh naik bis tidak ada teman
ngobrol, saya coba saja membuka pembicaraan dengan menanyakan “Puasa ya Mbak? “
. ternyata responnya baik, dan akhirnya saya mengobrol panjang. Singkat cerita
saya kemudian tahu namanya yakni Laily, mahasiswa jurusan pendidikan matematika
di Universitas Ahmad Dahlan. Laily satu tahun diatas saya sehingga saya
memanggilnya Mbak. Ketika dia bertanya pada saya, “Jurusan apa di UGM ? “ ,
tentunya langsung saya jawab Teknik Geodesi. “ Apa itu Teknik Geodesi?” tanya
mbak Laili kembali. Pertanyaan ini adalah pertanyaan klasik menurut saya.
Mungkin dia adalah orang yang keseratus berapa yang menanyakan ini. Akhirnya
langsung saja saya berikan kuliah singkat di bis tentang apa itu geodesi.
Kemudian saya bertanya ke Mbak Laily mau pergi kemana, dia mengatakan akan
pergi ke Jembrana, Bali. “ Liburan ya ?” tanya saya. “Iya sekalian pulang
kerumah” katanya. Dalam benak saya tentunya mungkin orangtuanya adalah
pendatang yang tinggal dan menetap di Bali. “Orang tua asli mana mbak?” tanya
saya. Memang asli dari Jembrana Bali katanya. Saya cukup tidak percaya, dalam
perspektif saya orang yang memang asli Bali itu tentunya seorang Hindu. Setelah
bertanya – tanya lagi ternyata di Jembrana itu sejak dulu ada sebuah pesantren
yang warga masyarakat disekitar pesantren itu adalah muslim. Saya baru tahu
akan hal itu setelah 18 tahun tinggal di Bali. Ada hal menarik lainnya lagi
yang saya dapati dari Mbak Laily, saya menanyakan kenapa tidak kuliah di Bali
saja, apalagi mau mengambil jurusan Matematika, diBali ada Undiksha yang
jurusan matematikanya cukup terkenal menurut saya. Dia mengtakan lebih memilih
kuliah di Jawa karena merasa ada “diskriminasi”
dari dosen terhadap mahasiswanya yang berjilbab dengan yang tidak berjilbab.
Katanya sih lebih sulit mencari nilai. Katanya. Mungkin pandangan setiap orang
berbeda – beda. Mbak Laily merasa kurang nyaman jika harus kuliah di Bali
karena takutnya nanti ada diskriminasi karena memakai jilbab. Tentunya setiap
orang bebas menetukan pilihan, dan itu adalah pilihannya. Hal ini mengingatkan
pada tulisan saya sebelumnya mengenai menjadi minoritas. Saya juga merasakan
menjadi minoritas selama kuliah di Jawa, dan untungnya saya tidak pernah merasa
ada ‘deskriminasi’ sejauh ini.Saya
tidak tahu apakah benar ada perbedaan pandangan dari dosen terhadap mahasiswa
yang berjilbab dan tidak memakai jilbab di Bali. Entahlah. Setiap orang
memiliki pandangan yang bebeda – beda, dan berhak menentukan pilihannya
sendiri.
Sunday, July 21, 2013
Cerita PKM II : Sebuah Dokumentasi
Ikut terlibat dalam suatu penelitian adalah suatu yang
menarik bagi saya. Beberapa bulan lalu saya sempat membuat postingan mengenai
bagaimana awalnya saya bisa ikut dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
bidang penelitian di postingan ini. Setelah proposal kelompok PKM saya
disetujui dan didanai,tentunya cerita PKM ini ada kelanjutannya. Untuk
mempertanggungjawabkan dana yang telah diberikan serta memantau jalannya
penelitian yang dilakukan, pihak UGM beserta Departemen DIKTI secara berkala
melakukan monitoring dan evaluasi (MONEV). Bagi yang sudah pernah mengikuti
kegiatan PKM sebelumnya mungkin istilah monev tidak asing lagi, tapi bagi saya
yang baru pertama ikut PKM pelaksanaan monev ini sangat penting dan wajib masuk
blog ini.
Monev pertama yang saya ikuti bersama teman – teman
lainnya yakni monev internal yang dilakukan oleh UGM yang dilaksanakan di GSP.
Ada cerita yang cukup menarik dalam monev ini, waktu itu pelaksanaan monev
dilakukan pada jam kuliah, sehingga saya harus merelakan jam kuliah dan praktek
saya demi monev ini. Karena ini adalah monev yang paling pertama bagi saya,
tentunya ada sedikit rasa was – was untuk menjalaninya,terlebih lagi materi
penelitian yang kelompok saya ambil belum pernah saya dapat dibangku
kuliah,sehingga saya harus berusaha mempelajarinya sendiri diluar jam kuliah.
Semua materi saya pelajari dan persiapkan dengan baik sebelum monev, file
presentasipun sudah siap dan mantap. Materi kuliah dihari monev tersebut saya
buang jauh sementara dan fokus terhadap penelitian ini. Yang ada dipikiran saya
saat akan segera memasuki ruangan monev yakni apa yang akan ditanyakan nanti,
bagaimana jika ditanyakan materi yang belum pernah saya pelajari, atau mungkin
menanyakan cara mengolah data arus laut yang saat itu kelompok saya masih
bingung dengan pengolahannya. Namun begitu memulai monev berlangsung apa yang
ada dibayangan saya cukup berbeda, tidak ada presentasi dengan laptop atau
proyektor, tidak ada pertanyaan mengenai materi penelitian apa lagi cara olah
data, yang lama dikritik dan diberi saran justru dari dokumentasi berupa foto
yang kelompok kami lampirkan di log book saat itu. Mungkin fotonya bisa dibuat
lebih formal, bisa sambil duduk atau seolah –olah menjelaskan apa yang
diteliti” itu salah satu saran dari pemonev saat itu. Memang dokumentasi yang
kelompok kami tampilkan saat itu dalam posisi santai dan lesehan di lantai.
Dokumentasi ini memang tidak begitu kelompok saya persiapkan karena terlalu
fokus akan materi penelitian.
Walau sedikit kecewa karena harus meninggalkan pelajaran
kalkulus serta praktek pemrograman computer saat itu demi komentar akan
dokumtasi,saya tetap berfikir positif saja. Dengan dokumentasi yang baik, akan
bisa meyakinkan seseorang akan pekerjaan yang telah kita lakukan. Jadi buatlah
dokumentasi penelitianmu dengan baik.
Ini salah satu dokumentasinya
Label:
geodesi UGM,
PIMNAS,
PKM,
Teknik Geodesi UGM
Monday, July 15, 2013
Sahur
Hari ini (15 Juli 2013)
adalah hari pertama saya melaksanakan sahur. Saya memang bukan muslim, tapi
hari ini saya mendapat ajakan sahur bareng bersama teman – teman saya yang
sedang menunaikan ibadah puasa. Karena ajakan ini dari teman baik saya, jadi
saya rasa ajakan yang baik ini, tidak baik untuk ditolak. Saya memang kurang
mengerti definisi sahur itu sendiri didalam ajaran agama islam, tapi bagi saya
sahur itu ya makan diwaktu subuh bersama teman yang sedang menunaikan ibadah
puasa,walaupun saya tidak puasa J.
Ajakan sahur ini adalah suatu kebahagiaan bagi saya, kebahagiaan akan adanya
hubungan yang harmonis antara umat beragama. Dan jarang juga saya bisa
menemukan kesempatan bisa makan bersama teman – teman saya jam 3.30 pagi.
Moment sahur ini mungkin akan menjadi cerita yang indah
suatu hari nanti. Dan buat teman – teman muslim semuanya, saya ucapkan selamat
menunaikan ibadah puasa, semoga puasanya bisa lancar J
Saturday, July 13, 2013
Survei Topografi Wilayah Teknik Geodesi UGM
Di akhir semester 1 lalu saya sempat membuat postingan mengenai Peta Planimetris Wilayah Tugu Teknik UGM. Postingan tersebut saya buat setelah menyelesaikan final project praktek ukur tanah. Di akhir semester II ini akhirnya saya juga telah selesai mengerjakan final project saya, hasilnya masih berupa peta, tapi kali ini adalah peta situasi yang berisi garis kontur. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan tinggi daerah yang sama di peta.
Wilayah yang saya dapat kali ini tidak wilayah tugu
teknik lagi, melainkan wilayah teknik geodesi UGM. Setiap wilayah pasti
memiliki keuntungan dan kesulitan tersendiri. Untuk wilayah teknik geodesi UGM
ini keuntungannya yakni daerahnya cukup datar sehingga garis kontur yang
digambarkan di peta nantinya tidak terlalu banyak. Kesulitannya yakni
wilayahnya cukup luas,karena mencakup seluruh gedung geodesi dan hutan geodesi
sehingga perlu banyak waktu untuk mengikat seluruh detil yang ada. Alat yang
digunakan dalam pengikatan detil kali ini tidak lagi menggunakan pita ukur
seperti semester 1 lalu, tapi sudah menggunakan Topcon, jadi lebih praktis.
Untuk plotting detil peta sebenarnya sama saja caranya dengan peta situasi di
semester 1 lalu,bedanya kalau disemester 1 jarak antara titik kontrol dengan
titik detil langsung bisa kita dapatkan dengan melihat bacaan dipita
ukur,sedangkan pada suvey topografi ini jarak antara titik kontrol dan titik
detil harus dihitung terlebih dahulu sebelum diplotkan ke peta. Adapun rumus
jaraknya yakni :
d
= A / (ba-bb) x cos2heling
Bagian yang paling perlu kesabaran pada pembuatan peta
ini menurut saya adalah pada saat penarikan garis konturnya. Yang saya alami
sendiri adalah ketika plotting konturnya bentuknya jadi aneh,kadang juga daerah
yang kelihatannya datar juga kenapa bisa berisi kontur, kalau sudah seperti ini
mungkin saja terjadi kesalahan,kesalahannya bisa saja salah menuliskan titik
tinggi, salah menghitung titik tingginya, salah menghubungkan titik tingginya,
dan lain – lain. Metode penarikan garis kontur ini secara umum ada 2 cara yakni
secara langsung dan tidak langsung. Untuk metode secara tidak langsung dapat
dibagi lagi menjadi 3 yakni merode matematis, semi matematis dan metode grafis.
Metode yang paling gampang dan praktis yakni metode grafis.
Tak banyak mungkin yang bisa saya ceritakan di postingan
mengenai survey topografi kali ini,karena jika dibahas satu per satu mungkin
perlu sampai 5 kali postingan. Postingan ini hanya saya gunakan untuk
mengingatkan saya suatu hari nanti kalau saya sudah pernah memetakan wilayah
teknik geodesi UGM lengkap dengan konturnya. Terimasih yang sebesar – besrnya kepada
kelompok 4 yakni Bondan,Baihaqi, Aeny,Puji dan si anggota baru Imung J yang sudah bekerja sama dalam pembuatan
peta ini.
Thursday, July 11, 2013
Menjadi Minoritas
Sejak SD sampai SMA
saya selalu mengenyam pendidikan di Bali, yang mayoritas penduduknya adalah umat
Hindu. Namun berbeda halnya ketika saya kuliah di Jogja,yang mayoritasnya
adalah umat muslim, sehingga saya bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi kaum
minoritas disuatu tempat.
Awal kuliah disemester 1 dan 2, saya merasa biasa saja,
hanya berbeda ketika teman – teman saya jam 12 harus sholat, dan saya tidak
ikut. Namun beda rasanya ketika saya berada di jogja ketika bulan Ramadhan,semua
orang dimana – mana berpuasa,setiap malam sholat taraweh dan subuh sudah saur. Kalau
di Bali saat bulan ramadhan liburnya tidak selama ketika saya berada di jogja,paling
hanya libur sebentar pada saat lebaran. Sekarang saya tahu kenapa bulan ramadhan
didaerah yang mayoritasnya adalah muslim sebaiknya sekolah atau kuliah
diliburkan saja, tentu saja akan sulit berkonsentrasi apabila kuliah kalkulus
jam 7 pagi, namun dimalam sebelumnya harus sholat taraweh hingga larut malam,
dan harus bangun subuh sekitar jam 4 pagi untuk sahur. Dan itu dilakukan setiap
hari selama bulan Ramadhan.
Menjadi seorang Hindu ditengah – tengah muslim yang
sedang menunaikan ibadah puasa membuat saya banyak belajar. Kita belajar untuk
saling menghormati satu sama lain,terutama ketika teman kita sedang berpuasa.
Saya sudah beberapa kali menahan lapar untuk menunggu teman saya berbuka puasa
apabila ada kegiatan bersama dikampus, menunda seluruh aktivitas ketika jam
sholat sudah tiba. Sayapun turut berdoa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa ketika
harus menunggu teman saya beribadah. Terasa indah ketika ada keharmonisan
diantara umat beragama. Kini saya bisa merasakan bagaimana dulu perasaan teman
SMA saya yang beragama Islam ketika menunggu anak – anak yang lainnya melakukan
persembahyangan. Semuanya terasa indah apabila kita bisa saling menghargai dan
menghormati.
Thursday, July 4, 2013
Teknik Geodesi UGM Selenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional
Kali
ini saya sedikit berbagi mengenai kegiatan yang akan diselenggarakan oleh
jurusan saya,tentu saja Teknik Geodesi. Dalam Rangka Dies Natalis Keluarga
Mahasiswa Teknik Geodesi UGM yang ke – 43, Departemen Pendidikan danPenelitian
(DIKTI) KMTG menyelenggarakan Lomba karya tulis Ilmiah yang diperuntukkan bagi
mahasiswa S1 dan D3 diseluruh Indonesia. Berikut syarat dan ketentuan lombanya
:
1.
Peserta adalah mahasiswa S1
dan D3 PTN/ PTS di seluruh
Indonesia.
2.
Peserta lomba adalah tim
yang terdiri dari maksimal 3 (tiga) orang, dengan salah satu menjadi ketua tim.
3.
Peserta dalam hal ini harus
mewakili universitas
yang sama dengan ketentuan setiap universitas
diperbolehkan mengirimkan lebih dari 1 (satu) tim.
4.
Peserta wajib membayar
biaya pendaftaran sebesar Rp 75.000,00 / tim ke rekening BNI a.n. Ni Putu Praja Chintya No
rek : 0241860358
5.
Pendaftaran dapat dilakukan
dengan :
a.
Mengisi formulir pendaftaran
yang dapat didownload di blog www.lktim2013kmtg.blogspot.com dan
mengirimkan kembali ke email lktim2013kmtg@gmail.com.
b.
Melakukan konfirmasi
pendaftaran ke CP.
6.
Setelah melakukan pendaftaran, peserta wajib mengirimkan karya
tulis ilmiah dalam bentuk softcopy ke email lktim2013kmtg@gmail.com dan tiga rangkap hardcopy ke sekretariat Keluarga Mahasiswa Teknik
Geodesi (KMTG) FT UGM.
7.
Karya tulis ilmiah harus
orisinil dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba lain.
8.
Penentuan 10 tim finalis berdasarkan
karya tulis ilmiah yang dikirim.
9.
Bagi peserta yang
dinyatakan lolos menjadi finalis, penilaian akhir dilakukan terhadap karya
tulis ilmiah dan presentasi.
10.
Sistematika karya tulis ilmiah :
a.
Judul
b.
Pendahuluan
Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan,
c. Tinjauan Pustaka
d. Metode Penelitian
e. Hasil Penelitian dan
Pembahasan
f. Penutup
g. Daftar Pustaka
Berikut
ini adalah tanggal penting dari kegiatan lomba karya tulis ilmiah yang perlu
teman – teman ingat :
- Pendaftaran dan pengumpulan karya
tulis ilmiah dalam bentuk softcopy dan 3 rangkap hardcopy : 10 Juli – 25 September 2013
- Pengumuman 10 Tim yang Lolos
Seleksi : 4 Oktober 2013
- Registrasi dan Technical meeting
18 Oktober 2013
- Babak Final
19 Oktober 2013
Ada hadiah
menarik juga tentunya, selain bisa jalan – jalan ke UGM teman – teman juga bisa
mendapatkan uang sebagai berikut :
Juara 1 : Rp. 1.500.000, -
+ sertifikat + trophy
Juara 2 : Rp. 1.250.000, -
+ sertifikat + trophy
Juara 3 ; Rp. 1.000.000,- +sertfikat + trophy
Hadiah yang
paling menarik tentunya tema – teman bisa mendapatkan pengalaman presentasi
langsung di Teknik Geodesi UGM.
Berikut contact
person yang bisa dihubungi apabila ada yang ingin ditanyakan
Adit (089676130620)
Bondan (085643129152)
Gora (088274013887)
Sunday, June 2, 2013
Pengalaman Pertama Survei Hidro : Pengukuran Batimetri di Waduk Sermo
Kali ini saya akan berbagi pengalaman saya terkait pengukuran batimetri yang saya ikuti minggu lalu tanggal 26 Mei 2013 di Waduk Sermo. Walau dalam proses pengukuran ini saya bukanlah ‘pemeran utama’ , tapi selalu ada kenangan,pengetahuan dan motivasi yang sangat sayang jika tidak dibagi dan diabadikan melalui blog gratisan ini.
Awalnya masih tak menyangka kalau disemester 2 ini saya sudah bisa ikut terlibat langsung dalam proses pengukuran batimetri,mungkin banyak dari senior saya yang belum pernah melakukan pengukuran batimetri secara langsung, Karena materi dan prakteknya baru diperoleh disemester 5.
Survey hidro ini bisa saya ikuti awalnya karena tawaran dari dosen pembimbing PKM saya,yakni Bapak Abdul Basith. Beliau sedang membantu mahasiswanya yang sedang menyusun skripsi yang kebetulan berkaitan dengan survey hidrografi dan mengambil penelitian di waduk Sermo. Tawaran dari dosen ini tentu tak saya lewatkan,karena pengalaman ini mungkin tak semua orang bisa dapatkan. Saat itu saya sangat merasakan betapa pentingnya mengenal dosen,tapi lebih penting lagi kalau kita yang dikenal dengan baik oleh dosen. Bersyukur sekali rasanya saya ikut PKM sehingga bisa dikenal baik oleh Pak Basith. Alasan lain mengapa saya diikutkan oleh Pak Basith yakni disetujuinya usulan saya dan teman –teman dari departemen Dikti KMTG yang mengajak Pak Basith untuk membuat Study Club Hidro di jurusan Teknik Geodesi, sehingga beliau menyarankan untuk ikut survey hidro ini,agar ada gambaran kegiatan club nantinya.
Pengukuran batimetri ini dilakukan bersama 8 orang yakni Mas Gia mahasiswa teknik geodesi angkatan 2009 yang sedang menyusun skripsi, Mas Indro teknik geodesi 2008, Mas Dicky Teknik geodesi 2010, Mas Bagas Teknik Geodesi 2011,Mas Bowo penjaga Lab. Hidro,Pak Basith dan Pak Bambang selaku dosen pembimbing dan saya tentunya. Saya sadar waktu diajak survey ini saya tidak banyak punya bekal ilmu dibidang pengukuran batimetri secara langsung, tapi yang saya tahu tenaga saya mungkin masih berguna nanti untuk membantu membawa atau memindahkan alat – alat yang diperlukan. Ternyata benar saja, pagi – pagi jam 06.00 WIB saya sudah berada dikampus dan diberi tugas untuk membantu memindahkan alat dari lab ke mobil. Saat itu saya juga belum tau alat apa saja yang saya angkat, belum ada kesempatan untuk menanyakan lebih detil, pikiran saya pasti nanti selama pengukuran bisa saya tanyakan kepada senior – senior saya. Lokasi waduk sermo cukup jauh dari kampus, bisa ditempuh dengan mobil sekitar 50 menit sampai 1 jam perjalanan. Saya sebelumnya belum pernah ke Waduk tersebut dan tak tahu seperti apa medan yang saya akan hadapi nantinya,pikiran mulai menghayal kemana – mana,ditambah lagi saya yang ter-yunior di tim ini dan belum banyak pengalaman sehingga ada sedikit rasa was – was juga. Pagi jam 8 akhirnya tim berangkat ke waduk Sermo dengan membawa 2 mobil, dan sekitar jam 9 kita sampai di Waduk Sermo. Pikiran saya menjadi lebih tenang begitu sampai di Waduk Sermo, karena Waduk Sermo ini ternyata adalah obyek wisata, yang menyuguhkan pemandangan yang indah dan air yang sangat tenang. Disana tentu saja saya awalnya masih memerankan peran saya sebagai juru angkat alat dari mobil menuju ke perahu nelayan kecil. Naik perahu ini pun baru pertama kali ini saya rasakan. Setelah semuanya siap dikapal ,survei pun segera dilakukan,hal yang pertama dilakukan adalah mempersiapkan dan memasang alat – alat yang akan digunaakan untuk pengukuran batimetri. Survey batimetri adalah survey yang dilakukan untuk pengukuran kedalaman laut atau wilayah perairan. Pada saat persiapan pemasangan alat inilah saya menemukan kesempatan untuk bertanya – tanya kepada senior. Dengan beberapa sentuhan “kepo” akhirnya saya bisa cukup mengerti alat apa yang akan digunakan dan apa gunanya. Alat yang digunakan antara lain Echosounder, GPS, moxa, fishfinder, Transduser,barchek, dan laptop tentunya yang sudah dilengkapi dengan software Hidro pro.
Stelah bertanya kepada Mas Gia,yang merupakan “pemeran utama” dalam survey kali ini, saya mulai mengerti kalau ternyata inti dari tujuan skripsinya adalah membandingkan ketelitian alat Transduser dengan fishfinder didalam pengukuran kedalaman wilayah perairan. Echosounder disini merupakan alat utama yang dalam pengukuran batimetri dan dapat langsung maanpilkan hasil ukurannya. Sedangkan fishfinder sebenarnya alat yang biasa digunakan nelayan atau pemancing untuk mendeteksi keberadaan ikan, namun findfiser ini juga dapat menampilkan data berupa kedalaman. Selain itu ada juga yang disebut Transduser yang berfungsi menirimkan sinyak akustik kedalam air menuju dasar laut sehingga nantinya bisa diperoleh kedalamannya. Transduser ini dapat ditaruh disamping kapal dan berada dibawah permukaan air. Tranducer memancarkan sinyal -sinyal akustik ke bawah permukaan laut. Sebenarnya prinsipnya hampir sama seperti pengukuran jarak menggunakan total station. Rumusnya : Jarak = ( Kecepatan gelombang x Waktu ) / 2. Alasan dibagi 2 yakni karena jarak yang ditempuh kan bolak balik, jadi dibagi 2 supaya jarak one way saja yang didapatkan. Alat penting lainnya adalah barchek, barchek ini berbntuk seperti rantai dengan ada bagian besi yang sedikit melebar diujungnya. Setiap kali sebelum melakukan pengukuran batimetri kedalaman dasar laut, kita harus melakukan kalibrasi Barcheck.. Prinsip kerjanya sederhana saja, pertama kita ukur draft ( jarak permukaan air ke sensor ), kemudian kita inputkan ke dalam echosounder, setelah itu barcheck kita taruh di kedalaman 1 meter dekat dengan sensor tranducer . Logikanya kan seharusnya pada barcheck 1 meter, angka yang dibaca di echosounder juga 1 m...Namun biasanya tidak 1 meter, tetapi 1,2 meter atau lebih. Nah karena itu kita harus merubah parameter Velocity dan Indeks sedemikian rupa sampai kedalaman pada barcheck 1 meter,dan angka yang dibaca echosounder juga 1 meter. Nah itu tadi adalah sedikit penjelasan mengenai alat – alat yang digunakan,selanjutnya ketika semua alat telah siap dipasang, survey mulai dilakukan. Melalui laptop yang sudah terinstal dengan software hidro pro,kini dilayar mulai nampak lokasi kapal yang berada pada suatu titik didalam peta jalur yang akan dilewati nantinya. Peta jalur ini sebelumnya sudah dibuat oleh Mas Gia dengan bantuan google map kemudian dilakukan digitasi dengan Auto Cad. Bagian selanjutnya adalah bagian favorit saya selama survey kali ini, yakni lewat layar laptop kemudian kapal mulai bergerak dan tim mulai mengarahkan kapal agar tidak keluar dari jalur yang diinginkan. Melihat layar laptop dan membantu mengarahkan kapal membuat saya seolah –olah sedang berada di kapal Sonne yang megah dan melakukan penelitian skala Internasional. Mungkin ada yang belum tau kapal sonne adalah kapal yang digunakan untuk pemelitian dasar laut skala internasional disamudra Hindia oleh beberapa orang peneliti,salah satunya adalah dosen teknik geodesi UGM,yakni Bapak Made Andi Arsana. Semua cerita tentang pengalaman beliau sudah dibukukan dalam bukunya yakni “Cincin Merah di Barat Sonne” , beruntung saya telah selesai membaca bukunya itu karena beberapa teori yang dijelaskan dibuku itu terkait pengukuran batimetri bisa saya rasakan dan praktekkan secara langsung. Untuk survey selanjutnya kebanyakan hanya memantau pergerakan kapal saja melalui laptop.
Itulah sedikit pengalaman yang bisa saya ceritakan ditengah masih minmnya dasar ilmu yang saya miliki terkait hidro. Membaca buku dan refrensi – refrensi lain terkait hidro mungkin bisa dilakukan dengan membeli bukunya,namun sebuah pengalaman tak akan bisa dibeli dimanapun kalau tidak kita usahakans endiri untuk memulai dan mencarinya.
Subscribe to:
Posts (Atom)