Mendengar kata
batas maritim Indonesia, yang pertama saya bayangkan adalah sengketa atau
konflik. Hal ini tentu saja karena dibeberapa waktu lalu terdapat pemberitaan
yang bisa dikatakan kurang baik di wilayah perbatasan, sepertinya adanya
penangkapan nelayan, terjadi penyelundupan barang illegal di wilayah
perbatasan, sampai dengan adanya saling klaim wilayah di perbatasan. Tapi
apakah benar batas maritim hanya melulu soal konflik untuk saling adu klaim?
Belajar tentang batas maritim, ternyata persepsi batas maritim sebagai lokasi
yang sering terjadi sengketa tidaklah hanya terjadi di Indonesia, ada juga
beberapa negara lain yang mengalami konflik karena wilayah batas maritim. Salah
sau contohnya misalnya kasus di wilayah laut Cina Selatan yang melibatkan
beberapa negara dalam perundingan batas.
Indonesia yang
karena letak geografisnya berbatasan dengan sepuluh negara tetangga, bisa
dibayangkan seberapa komplek penyelesaian batas maritim dengan sepuluh negara
tetangga tersebut. Tapi apakah karena letak geografis Indonesia ini, Indonesia
menjadi dirugikan karena harus mengurus banyak batas maritim dengan negara
tetangga? Jika ditinjau dari cita-cita pemerintah Indonesia saat ini, yakni
menjadi poros maritim dunia, Indonesia yang berbatasan dengan sepuluh negara
tetangga bisa merupakan menjadi sebuah peluang. Peluang yang dimaksud yakni
peluang untuk benar-benar menjadi poros maritim dunia. Dengan berbatasan dengan
banyak negara, Indonesia bisa memiliki banyak studi kasus terkait penetapan
batas maritim. Jika Indonesia dapat menyelesaikan segala permasalahan batas
maritim dengan tepat dan bijak, maka akan sangat mungkin masyarakat dunia akan
mengacu pada sistem atau metode yang dipakai Indonesia dalam menyelesaikan
berbagai konflik batas maritim. Hal tersebut merupakan salah satu perwujudan
nyata dari konsep poros maritim dunia itu sendiri. Selain peluang untuk
mendukung menjadi poros maritim dunia, kondisi batas maritim Indonesia ini juga
sangat memberikan peluang pembelajaran, penerapan ilmu, serta berdiplomasi
khususnya bagi surveyor dalam menangani masalah teknis serta ahli hukum atau
politik dalam melakukan diplomasi.
Sebenarnya ada
satu lagi tanggapan saya mengenai batas maritim Indonesia. Wilayah perairan
yang berada diantara dua Negara yang saling bertetangga, terkadang tidak hanya
menjadi pembatas, tapi juga merupakn penghubung. Indonesia yang secara maritim
berbatasan dengan sepuluh negara tetangga bisa memiliki koneksi atau
keterhubungan yang erat dengan kesepuluh negara tetangga tersebut. Jika
dikelola dengan baik, negara yang jaraknya saling berdekatan bisa jadi dapat
melakukan kerjasama yang lebih mudah dibandngkan dengan negara yang letaknya secara
geografis salaing berjauhan. Begitu pula dengan Indonesia, sangat berpotensi
untuk menjalin hubungan atau kerjasama dengan negara tetangga dalam berbagai
hal positif yang saling menguntungkan.
Jadi bagi saya,
batas maritim Indonesia dapat menjadi sumber konflik, namun juga dapat menjadi
peluang yang sangat menguntungkan bagi Indonesia, dan juga dapat menjadi sarana
penghubung dengan negara-negara lainnya.
No comments:
Post a Comment