Budaya ngaret atau
sering terlamabat mungkin cukup sering terjadi Indonesia. Sebagai pelajar yang
juga aktif berorganisasi budaya ngaret ini sering saya rasakan. Baru-baru ini
juga saya baru merasakannya ketika memimpin suatu organisasai. Ketika menjadi
seorang pemimpin saya berusaha untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang
kurang baik dalam organisasi seperti sering terlambat. Teringat kemabli dulu
ketika saya SMA saya ikut organisasi PKS
(Patroli Keamanan Sekolah) yang dimana organisasi ini cukup terkenal
disiplinnya, jika datang terlambat maka saya harus push-up sesuai jumlah menit terlambat, dan kadang juga dijemur
dipanas terik matahari.Ditahun kedua mengikuti organisasi PKS saya ditunjuk
sebagai koordinator PKS, tidak ada alasan lagi buat saya waktu itu untuk datang
terlambat atau ngaret, orang yang baru bergabung saja jika terambat hukumannya
bisa dijemur sampai 10-15 menit, tentu tidak etis jika koordinatornya yang terlambat
Saat pelantikan PKS tahun 2011 - Pinggir Danau Buyan |
Organisasi
PKS ini cukup bagus membentuk kepribadian saya, akhirnya kebiasaan datang tepat
waktu itu terus tertanam di pribadi saya
sampai sekarang.Walau begitu saya tidak memungkiri juga saya masih pernah
terlambat. Beberapa bulan lalu saya sempat dimarahi oleh Dosen saya karena
terlamabat datang 20 menit ketika sudah janjian sebelumnya. Waktu itu saja
sadar ketika orang baik yang sudah memperiapkan waktunya untuk kita, terlebih
lagi jika dia adalah orang yang sibuk namun mau bertemu, maka sebaiknya jangan datang
terlambat, karena itu akan menghancurkan semangat, mood, dan tentunya
kepercayaan orang tersebut.
Hal
tersebut saya rasakan baru-baru ini ketika menjadi pemimpin. Beberapa teman
maih datang terlambat disaat ada acara penting yang harus diselenggarakan. Ada
rasa sedikit kecewa sebeanrnya. Saat ini saya memimpin sebuah organisasi, membantu
alumni yang sedang membuka usaha fitness, menjadi asisten dosen, dan saya juga
mengambil 5 praktikum di semester ini. Saya harus membagi waktu disemua
kegiatan itu agar semuanya seimbang. Beberapa hari lalu pernah saya dari pagi
sampai sore harus membantu alumni, kemudian dilanjutkan membantu dosen sampai
malam, kemudian dilanjutkan mengerjakan tugas sampai jam 4 pagi dan harus datang
kekampus jam 6.30 pagi,saat ittu saya datang jam 6.15 pagi, 15 menit lebih awal
karena tidak ingin mengecewakan teman-teman yang lainnya yang juga sudah datang
lebih awal. Namun saya harus menunggu samapi jam 7 agar semuanya lengkap. Saya
agak kecewa sebenarnya, ketika saya sudah mengorbankan waktu makan pagi saya,
sembahyang pagi saya percepat, dan waktu tidur yang sangat singkat, saya datang
dengan semangat tepat waktu agar semua kegiatan bisa berjalan sesuai rencana,
namun semua berubah karena masih banyak yang terlambat. Saya berusaha untuk
tidak memperlihatkan kekecewaan, karena tidak igin merusak suasana perasaan
yang lain, walaupun sebenarnya suasana hati saya , dan semangat yang membara
sebelumnya sudah kacau karena banyak yang terlambat. Saya mencoba memikirkan
bagaiamama posisi saya saat ini adalah dosen saya yang pernah memarahi saya,
apa yang akan dilakukan beliau jika banyak yang datang terlambat seperti ini??
Entahlah, yang jelas pasti suasana hatinya juga tidak nyaman. Saya terkadang
memposisikan diri saya sebagai anggota yang diminta untuk datang pagi, tentu
jika orang yang menyuruh datang pagi lebih terlambat dari saya, saya akan
sangat marah dan kecewa. Ketika saya menjadi pemimpin, saya tidak mau seperti
itu, saya tidak mau membuat orang yang saya mintai datang pagi, kecewa dan
hancur semangatnya karena saya datang terlambat. Namun apakah orang yang saya
mintai datang pagi, pernah memikirkan bagaimana rasanya jika berada diposisi saya,
ketika saya sudah datang tepat waktu namun
masih ada beberapa yang terlambat jauh dari waktu yang sduah
ditentukan?? Entahlah, saya juga tidak tahu. Ini bukan soal siapa yang jabatan
lebih tinggi atau siapa yang berkuasa. Ini soal rasa menghargai satu sama lain,
menjaga semangat yang sudah dibuat diawal mengikuti organisasi, merawat
kebiasaan baik dan menghilangkan
kebiasaan buruk.
Coba
bayangkan jika datang tepat waktu saja sulit, apa kita masih mungkin ingin merubah
dunia? Ingin berprestasi ke Internasional? Buang semua angan-anagn itu!!
Cobalah belajar bangun pagi tepat waktu dan tidak terlambat!!
Bicara mengenai disiplin dan toleransi, ada 4 jenis orang yang berbeda.
ReplyDeleteJenis orang yang pertama adalah orang yang disiplin terhadap diri sendiri dan bertoleransi terhadap orang lain. Mereka adalah orang yang menetapkan suatu standar, peraturan, dan ketetapan bagi diri mereka sendirin tetapi mereka tidak mengharuskan orang lain melakukannya juga. Jenis orang seperti ini susah kita temukan saat ini.
Jenis orang yang kedua adalah orang yang disiplin terhadap diri sendiri, tetapi dia tidak bertoleransi terhadap orang lain. Mereka menetapkan standard dan aturannya, dan memaksa atau setidaknya meminta orang lain untuk menerapkan standard yang dia buat tersebut.
Jenis yang ketiga adalah kebalikan dari jenis yang kedua. Mereka tidak disiplin, tetapi terhadap orang lain dia juga sangat bertoleransi. Mereka jarang menetapkan standard di atas diri mereka sendiri, tetapi juga tidak menuntut orang lain untuk memenuhi suatu standard tertentu.
Jenis yang terakhir adalah jenis orang yang bertoleransi terhadap diri sendiri, tetapi menuntut orang untuk memenuhi standard dan peraturan yang dia tetapkan bagi orang tersebut. Orang jenis ini adalah orang yang egosentris dan biasanya mengasihani diri sendiri. Dia menetapkan suatu standard bagi orang lain, menuntut orang lain untuk memenuhi standard tersebut, sementara dia sendiri tidak mau melakukannya karena terlalu mengasihani diri sendiri.
Jenis orang yang pertama adalah orang yang susah sekali kita temui sekarang. Menurut saya, jenis ini adalah jenis orang yang luar biasa.
wgp
Baru pertama kali ada yang komentar seperti ini di blog saya :) Terimakasih banyak masukannya :)
DeleteSaya sangat setuju dengan pendapat diatas, saya akan mencoba belajar kembali untuk menjadi orang jenis pertama itu. Terimakasih mas /mbak wgp, sebenarnya saya berharap bisa tau orang yang komentar diatas ini sebenarnya :) tapi tidak apa2lah, salam kenal ya :)
kamu masih kurang pengalaman jika masih bisa kecewa karena teman2nya banyak yg terlambat mau sehebat apapun pengorbananmu ga makan sembahyang untuk dtg awal.
ReplyDeletejangan terlalu polos menghadapi dunia, polos dalam artian kecewa semacamnya. santai aja, yang penting hari2 sebelumnya sudah bilang bahwa jangan ada yang terlambat.
Terimakasih masukannya, iya saya masih harus banyak belajar lagi agar lebih baik :)
Delete