Ibu,
maafkan aku yang tidak pulang selama liburan ini. Bukannya aku tak rindu dan
berbakti padamu. Tiap doaku selalu ku panjatkan untuk kesehatanmu. Tiap
lelahnya pekerjaan ku ingat senyummu untuk menjadikan pemacu semangat hidupku.
Tapi maafkan aku, kali ini aku tidak bisa pulang. Aku masih berjuang untuk
menjamin hari tua mu nanti. Hari dimana engkau dapat melakukan hobi apa sja
yang membuatmu bahagia. Tanpa harus memikirkan berapa harga beras dan minyak goreng
di warung tetangga. Sebentar lagi aku akan
pulang dengan segala cerita dari berbagai belahan dunia yang telah aku
jelajahi, Kan ku ceritakan segala pencapaianku yang ku peroleh berkat doa serta
semangatmu yang selalu kau berikan padaku. Ibu, maafkan aku, terkadang aku
mengeluh atas segala upaya ku, mengeluh atas semua keadaan ini. Ingin rasanya
aku pulang dan berbaring manja dipangkuanmu. Tapi Ibu, maafkan aku yang tak
pulang. Aku masih harus berjuang. Belum banyak yang bisa kuberikan padamu saat
ini. Maafkan aku yang tidak bisa memijat kakimu ketika engkau lelah sehabis
bekerja. Maafkan aku yang tidak bisa
mengantarmu ke pasar tiap pagi. Aku sedih, menangis dalam hati karena tidak
bisa bersamamu. Ibu, sehebat apapun aku mejalin kekerabatan di berbagai belahan
dunia, tak ada kerabat yang bisa menggantikanmu. Berkelakar dan menjelaskan
hal-hal yang berhasil ku raih adalah obat paling mujarab dari segala kedundahan
hati. Engkaulah yang akan menerimaku dalam segala kegagalan dan keberhasilan.
Doakan lah aku tuk segera dapat membahagiakanmu dan lekas pulang.
Ibu,
malam ini aku duduk termenung sendirian. Teringat dimana hangatnya keluarga
ketika kita semua menonton tv diruang utama yang tak terlalu megah. Makanpun
tak nyaman ketika teringat teriakanmu dari dapur yang menyuruhku tuk segera makan.
Ingin sekali aku pulang sejenak dan menikmati masakanmu. Tapi apalah dayaku
yang belum berkecukupan. Tunggulah aku
Ibu, kelak aku akan pulang. Kan ku sulap gubug kita menjadi istana, kan ku buat
istananmu penuh dengan tawa riang anak-anak dan keturunanmu.
Ibu,
jagalah kesehatanmu, tunggu hinga aku kembali pulang. Segala perjuangan ini ku
curahkan untuk mu. Tiada hari tanpa memikirkanmu. Hanya tulisan-tulisan kecil
ini yang dapat ku buat untuk mencurahkan segala kegundahan hati dan menemani
setiap malamku. Semoga kelak aku dapat membanggakanmu Ibu. Astungkara.
Rabu, 20 Juli 2016. Dalam sebuah
malam yang penuh dengan kerinduan.
No comments:
Post a Comment