Saya
beberapa kali penah ikut survey hidro, tapi survey hidro yang kemarin (9 Mei
2015) saya ikuti sedikit berbeda dan lebih menantang dari sebelumnya. Yang
pertama, tidak ada dosen yang mendampingi dalam survey kali ini. Peran dosen
kali ini digantikan oleh kapten kapal Bang Barnabas yang juga merupakan
mahasiswa Teknik Geodesi. Survei kali ini bertujuan untuk melakukan cheking
alat dan sekaligus mengambil data untuk skripsi. Selain cheking alat dan
mengambil data, ada 1 misi rahasia dalam survey kali ini yang saya yakin belum
ada mahasiswa Geodesi pernah melakukannya sebelumnya. Jika penasaran silahkan
baca artikel ini sampai akhir.
Alat
yang digunakan masih sama dengan survey-survei sebelumnya yakni Echosounder
Single Beam dan Fishfiner. Alat ini dichek di Waduk Sermo sebelum nanti akan
digunakan di Pantai Sadeng untuk pengambilan data skripsi. Yang akan skripsi
yakni Mas Trias (Geodesi UGM 2011), Mas Fitrawan ( Geodesi UGM 2010) serta Mas Ivan Sidabutar (Geodesi UGM 2011). Serta ikut juga Mas Yudho yang katanya ingin
menggunakan data survey di Pantai Sadeng untuk Tesisnya, yang tesis ini memang
agak ribet dijelaskan, jadi tidak saya jelaskan banyak, bisa kontak orang yang
bersangkutan jika ingin tau seperti apa judul Tesis jika mengambil topic survey
hidrografi. Ada lagi 1 orang yang berperan penting dalam survey ini, yakni Bang Horas . Dia menyebut dirinya “Akamsi” (Anak Kampung Sini), selain jago
mengikatkan tranduser ke kapal, ternyata dia juga jago dalam melakukan setting
alat dan menyelesaikan permasalah yang dterjadi di alat Echosounder.
Tidak seperti
biasanya, saya bukan yang termuda dalam survey ini, sudah ada adik kelas yang
ikut survey yakni Yuda (Geodesi UGM 2013), tentunya saja ini berfungsi agar
transfer ilmu antar angkatan terus berlanjut.
Masuk
ke bagian teknis, lalu pengecekan alat yang yang dilakukan? Jika sudah membaca
tulis saya yang ini Survei Hidro penjelasan ini akan
lebih mudah dimengerti. Pengecekan yang dilakukan yakni pertama alat dapat
bekerja dengan baik, kedua adalah mengecek kualitas pengukuran pada saat
setting alat dalam keadaan frekwensi tinggi dan frekwensi rendah. Satu lagi
yakni pengecekan kualitas ukuran data kedalaman ketika 2 tranduser yakni
transuder fishfinder dan ecosounder diletakkan dalam posisi yang saling
berdekatan dan berjauhan. Tranduser merupakan alat yang berfungsi mengirimkan
gelumbang akustik (suara) ke dalam air, dengan diketahui berapa kecepatan
gelombang dan waktu tempuh gelombang maka kedalaman bisa didapat.
Diawal
pengukuran semuanya berjalan lancar, jalur kapal yang dibuat hanya garis lurus
memotong waduk, karena hanya untuk melakukan pengecekan jadi tidak perlu
memutari waduk. Namun permasahan mulai terjadi ketika pengukuran dilakukan
dengan frekwensi lebih tinggi. Tiba – tiba echosounder mati. Disinilah peran
mahasiswa S1, yakni menangani masalah. Analisis pertama tentu saja permasalahan
yang dapat membuat echosounder mati yakni karena sumber dayanya yakni aki.
Kemungkinan aki nya habis. Untung masih membawa aki yang lainnya, namun
ternyata begitu dicoa aki yang lagi 1 tidak terlalu kuat untuk menghidupkan
echosounder. Masih ada beberapa aki kecil lainnya lagi, berbagai rangakian
listrik seri dan parallel pun dilakukan untuk menghidupkan echosounder namun
belum juga berhasil. Sedikit mulai panik, jangan-jangan permasalahan tidak pada
akinya. Bisa gawat kalau ada kerusakan pada alat yang harganya melebihi harga
mobil avanza ini.
Kebetulan
sekali pada saat kami mengukur di Waduk Sermo ada tim GPS yang juga sedang
melakukan survey Deformasi di sana, mungkin saja mereka membawa aki cadangan.
Tim langsung bergegas menuju Tim Deformasi, dalam waktu sekejap aki baru sudah
diangkut ke kapal. Saat yang menegangkan terjadi lagi, ketika coba dinyalakan
dan akhirnyaa…. Alat masih belum menyala. Hampir 1 jam mengotak atik aki, namun
belum ada hasil juga, yang diperlukan adalah aki yang memiliki daya besar yang
mampu menghidupkan echosounder. Namun karena waktu sudah semakin sore dan jika
kembali kekampus untuk mengambil aki akan sangat tidak efisien, akhirnya tim
memutuskan pengecekan alat disudahi, cukup menggunakan data yang sudah terekam
sebelumnya. Ada rasa kurang puas kala itu, tujuan utama pengukuran belum
terselesaikan sepenuhnya. Namun tunggu dulu, masih ada 1 misi rahasia yang
harus diselesaikan.
Kalau
pengukuran utama belum bisa sempurna, minimal misi rahasia ini harus berhasil
100%. Misinya yakni melakukan uji coba pelampung. Bagaimana caranya?
Menceburkan diri ke Waduk sambil menggunakan pelampung. Sebenarnya sudah ada
larangan untuk tidak berenang di Waduk, namun setelah meminta ijin dan
menjelaskan tujuannya, aksi nyebur ini dibolehkan. Pelampung yang dimiliki kampus
memang bagus, namun sangat jarang digunakan bahkan ada yang belum pernah
dipakai sama sekali. Oke dari pada pusing memikirkan aki tadi, semuanya akhir
memutuskan ikut nyebur ke Waduk.
Dan
apa yang terjadi? Ternyata menyenagkan juga main air di Waduk J
walau awalnya sedikit menakutkan. Sejenak masalah aki terlupakan, dan saatnya
berpose saat di Waduk.
Selesai nyebur, tim langsung
bergegas pulang dan mencoba menghidupkan echosounder dengan aki yang baru, dan
akhirnya Echosounder mau menyala kembali. Syukur nilai skripsi sepertinya masih
bisa keluar nanti J . Pesan untuk surveyor hidrografi dimana saja,
pastikan membawa aki cadangan yang memadai ketika survey hidro dimana saja
berada.
Salam Survei Hidro
No comments:
Post a Comment