Monday, March 9, 2015

Belajar dari Bapak Ahok


       Tidak biasanya saya menulis mengenai tokoh politik. Namun kali ini ada tokoh yang saya rasa perlu ditulis karena cukup menginspirasi. Beliau adalah Bapak Basuki Tjahaya Purnama yang biasa dipanggil Ahok,. Saya lebih mengenal beliau lewat Youtube. Saya jarang menemukan tokoh/ pemimpin suatu Negara dengan serius membuat video saat rapat atau ada pertemuan dengan penjabat lain dan mengunggahnya di Youtube. Di Era modern seperti sekarang ini sudah seharusnya Pemimpin juga memanfaatkan teknologi seperti Internet, Media Sosial dan Youtube yang memang lebih banyak digunakan anak muda sekarang. Saya sebagai mahasiswa yang tinggal ngekos, tanpa tv dan terbiasa mengerjakan tugas menggunakan laptop dan internet, tentu akan lebih sering mendapat berita dari internet, dan mungkin masih banyak mahasiswa lain yang sama seperti saya. Jika ada pemimpin yang dengan rutin memanfaatkan media sosial, Internet dan Youtube untuk menyebarkan informasi atas apa yang beliau lakukan, menurut saya penyebaran informasinya, terutama kepada pemuda Indonesia akan lebih mudah dan cepat. Jadi apa yang dilakukan Bapak Ahok, bagi saya adalah sebuah trobosan yang sangat bagus. Namun terkadang banyak yang salah mengartikan banyak publikasi di berbgai Media disebut pencitraan. Bagi saya, semua pemimpin memang perlu mencitrakan dirinya sendiri agar dikenal masyarakat. Bayangkan jika ada 2 pemimpin yang sama-sama bekerja bagus, yang satunya berani menyebarluaskan apa yang ia kerjakan dan yang 1 lagi hanya focus bekerja, walau keduanya sama-sama menghasilkan hal yang bagus, akan ada nilai lebih ketika hasilnya dipublikasikan dengan gaya lebih modern. Masyarakat akan lebih bisa memberi saran dan masukan jika masyarakat tahu apa yang dikerjakan pemimpinnya. Tidak perlu menunggu Tv One atau Metro Tv datang untuk mewawancarai, cukup buat akun di youtube, share melalui Facebook dan Twitter akan sangat memberi gambaran atas apa yang dilakukan seorang pemimpin sekarang. Terlebih nanti ada yang memang tidak banyak bekerja namun melakukan pencitraan yang berlebihan di media sosial, saya rasa masyarakat sekarang sudah sangat pintar menilai mana yang memang pencitraan dan mana yang benar-benar bekerja keras. Jika ada yang memang hanya mencari sensasi di media sosial, tunggu saja memenya yang mungkin agak nyeleneh dan lucu. Menurut saya meme juga merupakan kritik dan saran gaya modern, yang persebaran informasinya begitu cepat dan cukup efektif. Contohnya, mungkin semua orang mengenal siapa orang di meme ini



Kembali lagi ke Bapak Ahok, saya menonton video pertama beliau yakni rapat bapak ahok dengan dians Pekerjaan Umum di video berikut:


Mungkin ada beberapa bagian yang terlihat galak atau bagaimana, tapi jika dipelajari lebih seksama, tujuan Bapak Ahok baik dan sesuai aturan. Terlepas dari gaya bahasanya yang ceplas-ceplos, jika tujuannya baik,saya rasa tidak masalah.
Satu lagi video yang sangat cerdas menurut saya dilakukan oleh Bapak Ahok, beliau pernah presentasi mengenai Solusi Banjir Jakarta dengan menggunakan Google Hangouts ke banyak ahli diberbgaia bidang di beberapa Negara di Dunia sekaligus. Saya rasa seroang peminpin besar, juga perlu meminta saran dengan akademisi diberbagai dunia seperti yang dilakukan Bapak Ahok di Video ini. Bagaimana dengan Gubernur atau peminpin yang lain? Jangan bilang masih asing dengan Google Hangouts.




Video diatas adalah video yang sudah lama diunggah Bapak Ahok sewaktu masih menjabat sebgai wakil gubernur  DKI Jakarta. Jarang saya menemukan Pemimpin yang cukup gaul menggunakan Google Hangouts dan cerdas menjelaskan mengenai keadaan Waduk Pluit ke peneliti dan akademisi diluar Negri. Saya sebagai akademisi, sangat mengagumi apa yang Bapak Ahok lakukan ini.
Dan Video yang baru beredar saat ini mengenai Ahok, saya rasanya semua sudah tau perdebatan mengenai Bapak Ahok dengan DPRD DKI. Coba lihat video ini.

Mungki sedikit memalukan, tapi kalau tidak divideokan bagaimana mahasiswa seperti saya bisa mengetahui keadaan sebenarnya. Melalui video ini saya rasa masyarakat lebih bisa menilai pihak mana yang benar, bijak, dan kurang benar. Atau pihak mana yang teriak memalukan dan yang mana sebenarnya membuat malu. Dan tentu ada juga kata-kata yang seharusnya tidak keluar dari seorang pemimpin disana namun terucap begitu gamblangnya, mungkin tidak ingat kalau sedang divideokan.
Kita semua belajar, kita semua mencoba untuk mendapat hasil yang terbaik untuk Indonesia. Dan hal itu bisa dilakukan dengan gaya yang sediki gaul dan modern. Semua masyarakat perlu informasi dan ingin tahu bagaimana Pemimpinnya. Sebagai mahasiswa, saya menyarankan mari menyikapi pemberitaan yang ada dengan cerdas, dan sampaikan saran dan kritik kepemerintah jika memang ada yang perlu diperbaiki.



No comments:

Post a Comment