Malam-malam
setiap selesai melakukan pengukuran, kegiatan yang dilakukan yakni berdiam diri
di depan laptop, mengotak atik data hasil pengukuran dan membuat DTMnya
menggunakan software Surpac. Sebelum memulai mengolah data, setiap malam
diadakan presentasi untuk melaporkan progress pemetaan yang dilakukan, dari
sana bisa diketahui kelompok mana yang sudah cepat dan masih tertinggal.
Puncak
dari pengolahan data yakni pada proses layouting dimalam terakhir sebelum uji
peta. Malam itu saya hampir tidak tidur sama sekali untuk melakukan pengolahan
data dan layouting. Akhirnya sekitar jam 5 dini hari saya sudah berhasil
mencetak peta yang akan diuji nanti jam 7 paginya. Uji peta dilakukan oleh
teman sendiri, jadi kelompok lain menguji peta kelompok temannya. Teknisnya
gampang, kelompok lain mengambil detil sembarang untuk memastikan koordinatnya
tiap detil sudah benar, detil bangunan juga diambil untuk dipastikan keadaan di
dunia nyata dan di peta sudah benar. Uji peta ini berlangsung tidak terlalu
lama, sampai siang hari uji peta sudah selesai dilakukan. Siang hari saat uji
peta, saya menunngu teman yang sedang melaksanakan sholat, menunngu sambil
tidur-tidur di pos kambling ditemani angina sepoi-sepoi di desa. Dan bablas
akhirnya saya ketiduran disana, itu adalah tidur siang pertama saya dan
sekalaigus tidur siang ternikmat setelah sebelumnya hampir tidak tidur sama
sekali.
Malam
hari setelah uji peta, dilakukan presentasi lagi untuk melaporkan hasil uji
peta. Malam itu saya sudah tidak terlalu memikirkan hasil uji petanya, karena
sepertinya prosedur pengukuran sudah diikuti jadi hasilnya harusnya tidak
salah-salah amat. Yang terpenting adalah mala mini adalah presentasi terakhir
dan besok adalah hari kepulangan kembali kekampus. Setelah selesai presentasi,
malam itu menjadi malam penuh keceriaan. Setelah beberapa hari lelah melakukan
pengukuran dan pengolahan data, akhirnya ada malam dimana semuanya bisa santai
dan menikmati indahnya suasana desa. Ada yang berpain PES sampai pagi, ada yang
bakar-bakar jagung da nada juga yang tidur. Saya memustuskan untu ikut membakar
jagung sambil mengobrol dengan rekan-rekan tentang apa saja yang sudah kami
dapat beberapa hari ini. Malam itu semuanya terlihat jauh lebih gosong dari sebelumnya,
bukan jagungnya yang gosong tapi muka kami yang terpapar matahari beberapa hari
ini karena mengukur dibawah terik matahari. Tapi semuanya terasa melegakan mala
mini. Semua kenangan akan warga desa, detil-detil dan titik BM akan kami
tinggalkan besok pagi. Dan semua ini akan selalu indah, selalu indah untuk
diceritakan kembali, bahwa saya dan rekan-rekan geodesi UGM, sudah pernah
memetakan desa yang penuh keramahan ini, Desa Banyuripan, Kecmatan Bayat,
Klaten.
No comments:
Post a Comment